Jumlah penggemar burung paruh bengkok (parrot) di Indonesia terus meningkat. Yang paling fenomenal ya lovebird, karena burung ini bukan hanya memiliki keindahan warna, tetapi juga memiliki kicauan ciamik baik pada burung jantan maupun betina. Tak ayal dalam setiap lomba burung, selalu ada kelas lovebird.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Penangkar lovebird pun terus bermunculan di berbagai daerah. Mereka berkreasi dalam menciptakan varian-varian warna baru, karena spesies ini memungkinkan untuk mengalami mutasi warna melalui perkawinan silang. Meski sebagian besar penangkar masih melakukannya secara trial and error, upaya ini harus tetap diberi apresiasi tersendiri.
Salah seorang penangkar lovebird yang layak dikedepankan di sini adalah Agam. Setahun terakhir, pemilik AGM Bird Farm ini terus bereksperimen mencari varian-varian warna baru. Tak hanya itu, Agam bahkan mengkombinasi antara varian warna dan kualitas suara lovebird. Wow… ini bukan pekerjaan mudah.
Bermodalkan sekitar 70 indukan, yang dipelihara dalam kandang koloni (umbaran) dan kandang soliter (battery) di kediamannya Jalan Raya Setu Cipayung (Gg. Puskesmas) No 35, RT 6 / RW 3, Jakarta Timur, Agam menjodohkan indukan jantan dan betina dengan corak warna tertentu untuk menghasilkan varian warna baru.
Yang pernah dilakukannya dan berhasil adalah ketika Agam menjodohkan sepasang pastel biru dan pastel hijau. Pasangan ini menghasilkan lima ekor anakan, dengan warna bervariasi, mulai dari pastel kuning, pastel biru dan pastel hijau seperti induknya, albino mata merah, dan albino warna hitam.
Saat ini, Agam yang dikenal karena cucak hijaunya yang bernama pemilik Wilis (pernah menjadi jawara legendaris di Indonesia) itu terus melakukan riset dan uji coba dengan menyilangkan indukan dengan warna tertentu, untuk menghasilkan variasi warna yang eksotik. Makin eksotik, dan jarang dimiliki penangkar lain, makin mahal pula harga lovebird, baik anakan, remaja, maupun dewasa.
Bukan hanya itu, Agam juga menciptakan anakan lovebird dengan kualitas suara panjang, yang hasilnya dikombinasi dengan varian-varian warna baru hasil program crossing. Untuk memperoleh anakan LB dengan kualitas suara panjang, setidaknya dibutuhkan indukan yang memiliki trah basic blood (darah dasar) dari jenis salem non-klep.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Lovebird non-klep sangat memungkinkan dijadikan indukan untuk menghasilkan kombinasi variasi warna dan suara panjang, karena dari sononya memang sudah memiliki beberapa varian warna, salah satunya adalah blorok yang eksotik.
“Salem non-klep jenis blorok saya crossing dengan kacamata hijau. Anakan dari persilangan ini saya kawinkan lagi dengan jenis lainnya. Dengan cara inilah, kita bisa menciptakan kombinasi varian warna dan kualitas suara yang panjang,” kata Agam seperti diberitakan Tabloid Agrobur.
Beberapa kendala yang dihadapi
Dalam berbagai eksperimennya, Agam tentu pernah mengalami kendala. Misalnya dalam proses penjodohan di kandang soliter (battery), di mana penangkar harus menjodohkan induk jantan dan betina lovebird, sesuai dengan rancangan awal.
Rupanya, tak semua indukan mau dijodohkan, sehingga ia memilih cara pemeliharaan indukan secara ombyokan atau dipelihara dalam kandang umbaran. Induk berkesempatan memilih jodohnya sendiri. “Kalau sudah berjodoh, baru saya pindah ke kandang battery,” ujarnya.
Agam masih terus bereksperimen, dan ia mengaku belum semua usahanya membuahkan hasil. Sebab mengkombinasi variasi warna dan suara panjang memang bukan pekerjaan mudah. Apakah Om dan Tante sudah pernah melakukan hal serupa dan berhasil? Share dong….
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.