Sebagian kicaumania yang datang ke Pakde Karwo Cup di Surabaya (11/11) berdecak kagum melihat penampilan cendet Peterpan milik Mr Fajar (Bali Peace). Penampilannya yang full rolling, diselingi tembakan-tembakan dahsyat, rapat, dan bertenaga, membuat penampilan Peterpan terlihat melebihi musuh-musuhnya. Tapi tidak banyak yang tahu, sebenarnya ada problem yang dihadapi Peterpan, dan akhirnya bisa diatasi Om Fajar dengan strategi yang tepat.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ceritanya begini, sebelum berlaga di Pakde Karwo Cup yang diikuti cendet-cendet terbaik di Indonesia, Peterpan melakukan ujicoba di even Rektor Universitas Brawijaya Malang. Hasilnya memang kurang memuaskan, karena hanya bertengger di posisi ketiga dan keempat.
“Kesalahannya adalah, dalam perjalanan dari Bali menuju Malang, saya hanya menggunakan kerodong tipis. Di tengah perjalanan, burung ini terus bunyi sehingga saat turun lapangan kondisinya sedikit loyo,” tutur Om Fajar.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ini pengalaman unik. Ketika para kicaumania menginginkan burungnya gacor, eh… Peterpan yang merupakan cendet asli Bali ini malah supergacor. Begitu gacornya, selama di perjalanan dari Bali menuju Malang pun terus berkicau, sehingga sedikit kelelahan saat harus berlaga di lomba yang sesungguhnya.
Belajar dari pengalaman itulah, Fajar kemudian mengatur strategi: mengerodong burung ini dengan dua kerodong sekaligus, alias dobel kerodong. Hal ini diterapkannya saat membawa Peterpan dari Bali ke Surabaya, mengikuti Pakde Karwo Cup.
“Dobel kerodong bertujuan untuk menggelapkan ruangan di dalam sangkar, sehingga burung benar-benar bisa beristirahat secara total. Selain itu, karena burung ditempatkan dalam kendaraan ber-AC, maka dobel kerodong bisa menghindari burung drop akibat kedinginan,” tambah Om Fajar.
Entah karena faktor kerodong ganda, atau ada faktor lain, yang pasti Peterpan benar-benar menguasai Pakde Karwo Cup, dengan nyeri juara 1 (kelas Cendet Provinsi dan Cendet Hari Jadi Provinsi), dan juara kelima di kelas Cendet Grahadi. Prestasi di Cendet Grahadi pun pantas disyukuri, karena Peterpan sudah kelelahan setelah turun di dua sesi sebelumnya.
“Padahal, sebelum berangkat ke Surabaya, target awal bisa masuk lima besar sudah bersyukur atau tiga besar sudah bagus. Eh, tidak nyangka malah bisa nyeri juara pertama, apalagi menang di Surabaya yang dikenal sebagai kandangnya cendet,” terang Om Fajar, seperti dikutip Tabloid Agrobur.
Pemilik Falino Galery ini merasa senang, cendet asli Bali bisa membuktikan prestasinya di ajang nasional. Ia pun berkeyakinan, ke depan, cendet asal Bali makin banyak dicari kicaumania di Indonesia.
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.