Cucak biru (Irena puella) dalam bahasa asing dikenal dengan nama asian fairy bluebird. Warna bulunya sangat indah, kombinasi antara biru beludru di bagian punggung dan sebagian ekor, dengan warna hitam di bagian tubuh lainnya. Di alam bebas, variasi kicauannya relatif terbatas. Tetapi di penangkaran, apalagi jika dipelihara sejak muda, ocehannya bisa lebih variatif.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Irama yang dimiliki cucak biru mirip dengan cucak hijau, tetapi variasinya tidak sebanyak cucak hijau. Apabila dipelihara sejak muda, terlebih sejak masa pelolohan, burung bermata merah ini diyakini bisa memiliki performa seperti kerabat dekatnya tersebut.
Sayangnya, tak banyak stok untuk burung ini di Indonesia. Tidak semua pasar burung yang kita jumpai menjual cucak biru. Mungkin karena habitatnya lebih dominan di Asia Selatan (Srilanka, Bangladesh, Nepal, dan India), Filipina bagian selatan (terutana Pulau Palawan), Malaysia, dan sebagian hutan primer Sumatera.
Mereka mendiami kawasan hutan di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1.800 meter dari permukaan laut (dpl). Cucak biru lebih menyukai hutan lebat, hutan hujan, dan daerah hutan di tepi padang gurun yang jauh dari lalu-lalang manusia.
Beberapa tahun lalu, burung ini masih menjadi incaran para pemburu burung kicauan. Tetapi pemandangan tersebut kini jarang dijumpai, mengingat populasinya di alam bebas yang kian menurun, di samping maraknya konversi kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit di Sumatera.
Bisa dipahami jika jumlah orang yang memeliharanya sangat sedikit, apalagi penangkarnya. Kalau pun dijumpai di pasar burung, harganya sudah melambung tinggi.
Perbedaan Jantan dan Betina
Cucak biru jantan bisa dikenali dari warna bulu di tubuhnya yang berwarna biru terang. Apabila dilihat dari atas punggungnya berbentuk menyerupai jam pasir. Sedangkan pada burung betina, semua bulu berwarna biru lembut dengan bulu primer pada sayap berwarna biru gelap bercampur dengan warna hitam yang terlihat kusam.
Karakter dan kebiasaan cucak biru
Cucak biru hidup berpasangan. Mereka sering membentuk koloni kecil yang terdiri atas 6-8 burung, dan kadang bercampur dengan spesis burung lain. Burung ini biasanya tidak bermigrasi, tetapi sekadar melakukan perjalanan jarak jauh did alam satu wilayah, tergantung musim di mana wilayah baru tersebut memiliki buah-buahan yang berlimpah.
Selama musim panas, jika kelompok burung ini ingin mandi, mereka akan membentuk seperti benteng pertahanan untuk melindungi rekannya yang sedang mandi, saling bergantian sampai seluruh anggota kelompoknya mandi. Pertahanan ini dimaksudkan untuk melindungi mereka dari serangan predator.
Selama musim kawin, kawanan ini akan memisahkan diri untuk mencari pasangannya, lalu masuk jauh ke dalam hutan lebat untuk membuat sarang dan membesarkan anak-anaknya. Karena sifatnya itulah, sangat sedikit informasi mengenai perkawinan dan perilaku mereka selama berkembang biak.
Sarangnya berbentuk mangkuk terbuka, yang dibuat dari ranting, akar-akaran, lumut, dan daun kering. Sarang ditempatkan di pohon yang rimbun, dengan ketinggian sekitar 20 meter dari tanah, sehingga membuat mereka sangat sulit untuk ditemukan.
Induk jantan agak egois, karena tugas pembuatan sarang sepenuhnya ditangani induk betina. Namun, setelah anak-anaknya menetas, induk jantan dan betina bergantian memberi makanan untuk anak-anaknya.
Seekor induk betina hanya menghasilkan 2 butir telur saja, dengan masa pengeraman selama 13 hari. Setelah berusia 12 hari, piyikan sudah bisa keluar dari sarangnya. Tetapi ia tetap dalam pengasuhan induknya, sampai lepas masa sapih pada umur 42 hari.
Perawatan harian
Jika Anda beruntung bisa memiliki cucak biru, baik untuk dipelihara maupun ditangkarkan, berikut ini beberapa tips singkat mengenai rawatan hariannya.
- Burung diembunkan pada pagi hari, dan dibiarkan terkena sinar matahari hingga pukul 08.00.
- Berikan buah-buahan segar seperti pisang, apel, jeruk, dan sebagainya.
- Berikan 3 ekor jangkrik dan 1 ekor ulat jerman.
- Mandikan burung, lalu dianginkan. Agar tubuhnya kembali hangat, berikan lagi 1 ekor jangkrik dan 1 ekor ulat hongkong.
- Jemur burung hingga pukul 09.30, setelah itu dipindah ke tempat yang teduh dan sejuk.
- Sore hari, sekitar pukul 16.00, berikan lagi ekstra fooding berupa 3 ekor jangkrik dan 1 ekor ulat jerman.
- Jika diperlukan, burung bisa dimandikan lagi pada sore hari, lalu dianginkan.
- Sekitar pukul 18.00, burung dimasukan ke dalam rumah untuk istirahat sampai besok pagi. Jika diperlukan burung bisa dikerodong.
Menangkarkan cucak biru
Mengembangbiakan cucak biru sebenarnya tidak begitu sulit. Yang sulit justru mencari induk betina yang akan dipasangkan dengan induk jantan. Tetapi kalau sudah mendapatkan kedua burung yang sudah berpasangan, kita tinggal meneruskannya dengan memasukkannya ke kandang penangkaran bekas cucakrowo
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk wadah sarang bisa digunakan tempat sarang berbentuk cawan atau yang biasa dipakai untuk cucakrowo yang terbuat dari rotan, dilapisi dengan rumput halus dan lumut. Sebarkan juga beberapa bahan untuk membuat sarangnya di lantai kandang. Posisi sarang diusahakan cukup tinggi dan berada di lokasi yang lembab.
Berikan makanan yang berprotein tinggi selama dalam kandang penangkaran, juga pemberian vitamin sebagai pendukung agar proses penangkaran bisa berjalan lancar dan sempurna.
Fakta mengenai burung cucak biru
- Tidak seperti burung lainnya, cucak biru di alam bebas berkembang biak di tengah rimbunan hutan yang padat dengan pepohonan, bahkan berada di tempat yang paling lembab di hutan tersebut. Ini penting diketahui untuk mengadopsi kebiasaan tersebut di dalam kandang penangkaran.
- Di alam bebas, lumut hijau pada sarang digunakan cucak hijau untuk mengelabuhi binatang pengganggu yang kerap mengganggu sarangnya.
- Cucak biru termasuk burung yang mudah ditangkarkan dalam kandang penangkaran seperti halnya cucakrowo.
Demikan tips mengenai penangkaran cucak biru, semoga bisa memberi inspirasi bagi Anda.
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.