Lomba burung dengan penilaian secara fair play menjadi salah satu daya tarik yang paling dicari kicaumania saat ini, selain hadiah menarik tentu saja. Yang perlu diperhatikan, hampir semua lomba menjanjikan iming-iming penjurian yang fair. Lalu, bagaimana kicaumania atau calon peserta bisa tahu apakah nantinya penilaian bakal benar-benar fair play atau sekadar janji di atas kertas saja?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Beberapa faktor bisa menjadi acuan. Salah satunya adalah reputasi panitia penyelenggara, siapa yang mengurusi penjurian, serta juri-juri yang dipilih. Selain itu, apa yang akan dilakukan panitia untuk mengantisipasi agar juri benar-benar tidak main mata dengan peserta.
Pada Festival Burung Nasional di Desa Wisata Kadisobo, Minggu (2/12) mendatang, salah satu hal yang secara teknis bisa membuat lomba menjadi lebih fair play adalah dengan melakukan rotasi juri tiap sesi. Untuk menghindari potensi kongkalikong antara peserta dan juri, panitia pun benar-benar merahasiakan rotasi juri.
“Dengan demikian, pelomba tidak akan tahu siapa juri yang akan bertugas di sesi pertama, kedua, dan seterusnya. Para juri pun tidak tahu masalah rotasi ini. Menjelang sesi dimainkan, barulah juri-juri dipanggil. Sistem ini akan menyulitkan pelomba yang mencoba ‘titip’, karena belum tentu juri yang dititipi turun di sesi di mana burungnya akan turun,” kata Yosi, salah satu panitia yang mengurus soal penilaian.
Suasana Desa Kadisobo nan asri dan sejuk dipastikan juga ikut mempengaruhi suasana hati para peserta menjadi lebih dingin, sehingga bisa melombakan burung dengan hati senang, tak perlu teriak-teriak, apalagi sampai berlebihan. Hal ini tentu bisa memudahkan tim juri dalam menilai burung dengan lebih teliti dan fair.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Peserta luar kota berdatangan
Even ini dipastikan juga bakal sangat ramai, karena banyak peserta dari luar kota yang sudah memastikan kehadirannya. Mereka yang sudah memastikan kehadirannya antara lain Demak, Semarang, Bandung, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Solo, Kediri, Lamongan, Tuban, Surabaya, Tulungagung, Salatiga, Gresik, Ponorogo, Magetan, dan sejumlah kota lainnya.
Yosi menambahkan, sekitar 70 persen tiket sudah dipesan. Bahkan tiket di beberapa kelas favorit hampir habis, misalnya kacer, murai batu, lovebird, dan cucak hijau. Jika Anda ingin ikut dan belum pesan tiket, segera saja memesan terlebih dulu untuk memastikan apakah burung Anda bisa berpartisipasi.
Sebagian peserta luar kota itu bakal datang hari Sabtu dan bermalam di homestay Desa Wisata, sehingga bisa menikmati suasana desa secara maksimal. (Waca-Jogja)
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.