Dulu saya membayangkan prestasi puncak (peak performance) seekor murai batu di arena lomba hanya bertahan sekitar 5-6 tahun saja. Selebihnya, ia sudah tak bisa diandalkan lagi karena penurunan kualitas suara secara alami, sehingga lebih layak dijadikan pemacek saja. Ternyata dugaan itu keliru, ketika Om CJ melakukan wawancara terhadap Om Andy Donk si empunya Suara Sakti. Dalam wawancara itu terungkap kalau murai batu tersebut sudah 15 tahun berkelana di arena lomba, dengan menyabet 162 gelar juara 1.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ceritanya, Om CJ bertemu dengan Andy Donk saat sama-sama menyaksikan even IBC Cup di Lapangan Banteng Jakarta, tanggal 4 November lalu. Dalam pertemuan itulah, Om CJ sebagaimana diceritakannya di kicaumania.or.id, bertanya-tanya kepada Om Andy soal Suara Sakti (SS) yang legendaris itu. Kebetulan Om Andy terbilang sangat memperhatikan burungnya, sampai-sampai dia membuat catatan khusus soal prestasi SS.
Dalam catatannya, SS sudah 162 kali menjadi juara 1 di berbagai even, mulai dari even lokal, regional, hingga tingkat nasional. Angka tersebut tidak termasuk puluhan kali SS menjadi juara 2, 3, atau masuk jajaran 10 besar lainnya.
Semua prestasi itu dicetaknya selama 15 tahun berkelana dari arena lomba yang satu ke arena lomba lainnya. Kalau dihitung mundur ke belakang, setidaknya Suara Sakti sudah mengikuti lomba sejak tahun 1997, atau pada saat krismon. Suara Sakti sudah ikut lomba ketika anak-anak yang sekarang duduk di kelas X SMA baru lahir !!!
Padahal persaingan di kelas murai batu bisa dibilang terpanas dibandingkan kelas-kelas lain. Lihat saja sekarang sudah bermunculan sejumlah MB jawara sepert Happy Birthday (Akia – Jambi), Natalia (Om Gunawan – Solo), Charly (Andre Sutanto – Jambi), dan sebagainya.
Dengan kerendahan hatinya, Om Andy Donk mengatakan bahwa SS bisa mencapai prestasi sehebat itu bukan karena dirinya, tetapi karakter dan kualitas murai batu itu sendiri.
Tentu ini sekadar ungkapan dari seseorang yang tidak mau menonjolkan diri.Faktanya, Andy Donk terlibat langsung dalam perawatan momongannya itu. Ia tidak menitipkan burung ini kepada perawat, apalagi sampai dititipkan ke luar kota, namun cukup dipelihara di rumahnya di Jogja.
Saya tetap menyebut Om Andy bertangan dingin, terbukti dia juga sukses menangani anis merah, misalnya Stiga. Belum lama ini, Stiga berhasil nyeri juara 1 dalam Latber KMYK di Taman Kuliner Jogja. Sukses di dua jenis burung berbeda jelas bukan sekadar mengandalkan pada karakter atau kualitas burung semata, tetapi juga menyangkut siapa yang merawatnya.
Ok, kembali ke Suara Sakti. Dari percakapannya dengan Om CJ, Om Andy akhirnya mau membeberkan beberapa tips perawatan yang biasa dilakukannya terhadap Suara Sakti. Tips ini bisa dicoba murai mania lainnya di rumah, tetapi tetap harus disesuaikan dengan karakter burung masing-masing,
Rawatannya pun terbilang standar, yaitu mandi dua kali sehari. Pagi hari mendapat asupan 5 ekor jangkrik, demikian pula sore harinya. Kroto juga diberikan setiap hari. Khusus menjelang lomba, setelan jangkrik ditingkatkan menjadi 7 ekor pagi hari dan 7 ekor sore hari.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dulu, setiap kali tampil di lomba, Suara Sakti hanya mengeluarkan satu suara masteran, yaitu parkit, namun dibawakannya dengan gaya yang mewah, nagen, mantap, dan berulang-ulang. Kerja SS yang all out, maksimal, membuat suara itu selalu terdengar dan menyita perhatian para juri. Apalagi cara membawakan lagunya sambil ngeplay.
Kalau sudah di tangkringan, SS terlihat sangat percaya diri saat beraksi, namun tetap tenang, tidak panik melihat para pesaingnya juga beraksi. Mentalnya benar-benar bagus. Wajar kalau Suara Sakti bisa terus moncer selama 15 tahun, dengan raihan gelar terbaik yang fantastis: 162 kali !!!
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda dalam merawat murai batu.