Sebagian orang di Aceh menggantungkan hidupnya dari usaha penangkapan murai batu, baik di hutan-hutan lebat di kawasan pegunungan, kawasan ngarai / air terjun, hingga pesisir pantai. Dari merekalah, sebagian kicaumania bisa memiliki murai batu, dan sebagian lagi berasal dari hasil penangkaran. Mau tahu bagaimana perubahan harga murai batu dari tangan pemikat ke pengepul di beberapa daerah?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

MURAI BATU ACEH

Selama ini banyak murai mania yang bertanya, mengapa harga murai batu relatif paling mahal dibandingkan dengan jenis burung pengicau lainnya? Jawaban umum, mungkin sudah diketahui banyak kicaumania, karena murai saat ini dianggap sebagai burung pengicau terbaik di dunia.

Tetapi sebenarnya ada hal lain yang tidak kalah penting yang membuat harga murai batu menjadi mahal, yaitu tingkat kesulitan yang dialami para pemikat dalam mendapatkan seekor murai batu. Mereka terkadang menghabiskan waktu berhari-hari, mendirikan tenda di tengah hutan, tetapi seringkali pulang tanpa membawa hasil.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Perubahan ekosistem akibat maraknya penebangan kayu ilegal di hutan, juga kerusakan hutan akibat tsunami yang melanda sebagian besar wilayah Aceh pada 26 Desember 2004, membuat murai batu Aceh berpencar ke hutan-hutan yang masih asri.

Untuk menutupi biaya operasi selama hunting murai batu itulah, biasanya pemikat murai batu di Aceh mematok harga dasar lumayan tinggi, sekitar Rp 800.000 – Rp 900.000 per ekor. Harga ini umumnya untuk murai batu muda hutan (MH).

Mereka lalu menjualnya ke pengepul di Aceh dan Medan. Di tangan pengepul dari kedua daerah itulah, sebagian murai batu MH dipelihara sejenak untuk pengenalan makan voer. Bahkan ada juga yang merawat murai ini sampai bisa bunyi, atau sampai bisa dilombakan meski hanya untuk kelas latber. Namun tidak sedikit pula yang langsung menjualnya ke konsumen atau diambil para pengepul di Jakarta.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Di situlah perubahan harga terjadi, yang nilainya tergantung dari berapa biaya operasional yang telah mereka keluarkan untuk memberi makan murai batu, serta keluaran (output) dari hasil perawatan di tangan pengepul. Output yang dimaksud antara lain, murai sudah bisa makan voer, murai sudah mulai bunyi, murai sudah siap diterjunkan di arena latber, bahkan murai sudah siap diterjunkan ke lomba burung tingkat regional maupun nasional.

Berikut ini data perubahan harga murai batu dari pemikat di Aceh, yang semula Rp 800.000 – Rp 900.000, menjadi beberapa varian harga di tangan pengepul di Aceh, Medan, dan Jakarta. Sebagian materi berasal dari muraibatusumatera.blogspot.com, ditambah beberapa referensi lain.

KONDISI MURAI PENGEPUL ACEH (Rp) PENGEPUL MEDAN (Rp) PENGEPUL JAKARTA (Rp)
Belum makan voer 1.000.000 1.000.000 – 1.200.000 1.600.000 – 1.750.000
Sudah makan voer 1.350.000 – 1.500.000 1.250.000 – 1.500.000 1.750.000 – 2.500.000
Sudah mulai bunyi 2.000.000 – 3.000.000 2.500.000 – 3.500.000
Kelas latber 5.000.000 – 10.000.000
Kelas lomba minimal 11.000.000

Semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.