N uri bayan dikenal sebagai salah satu anggota keluarga burung paruh bengkok (parrot) yang paling cerdas. Entah karena cerdasnya, nuri bayan betina pun memperlihatkan perilaku yang tak lazim bagi di kalangan burung parrot lainnya. Biasanya burung paruh bengkok itu bersifat monogami. Tetapi nuri bayan betina “menolak” aliran itu, dan justru menganut aliran poliandri: bisa memiliki pejantan lebih dari seekor (ihiks…, si jantan diduakan nih..).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung nuri bayan (Eclectus roratus) memiliki beberapa nama lain di berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat Sumba, misalnya, menyebutnya dengan nama kaka moro atau kaka wandala. Penduduk Pulau Buru menamakannya burung karea, sedangkan di Membramo dikenal dengan nama sopies dan di Bacan disebut ubu. Nuri bayan juga banyak dijumpai di Papua Nugini dan Australia.
Perilaku burung nuri bayan sudah beberapa kali menjadi objek penelitian para ilmuwan. Selain menganut aliran poliandri, nuri bayan betina juga pernah diteliti memiliki perangai buruk ketika dalam kondisi sulit.
Para peneliti di Universitas Nasional Australia, misalnya, mengamati perilaku nuri bayan atau eclectus parrot di Cape York, Queensland. Dalam penelitian yang sudah dipublikasikan di jurnal Current Biology ini terungkap, induk betina dalam kondisi sulit bisa membunuh anaknya yang berkelamin jantan.
Artinya, induk nuri bayan betina hanya akan merawat anakan betina saja. Inilah satu-satunya spesies burung nuri yang membunuh keturunannya berdasarkan jenis kelamin. Namun hingga kini belum diketahui mengapa induk betina memiliki preferensi jenis kelamin tertentu saat dia harus membunuh anaknya sendiri.
Di balik segelintir perilakunya yang buruk, burung nuri bayan memiliki berbagai kelebihan yang jarang dijumpai pada jenis nuri lainnya, misalnya sexing (penentuan jenis kelamin) yang relatif mudah. Hal ini sangat membantu Anda yang ingin menjadi penangkar.
Burung jantan dan betina bisa dibedakan hanya dari warna bulunya. Burung jantan memiliki bulu berwarna hijau, dengan paruh jingga. Adapun burung betina memiliki bulu berwarna merah, bagian dada dan bulu sayap berwarna biru, dan paruh berwarna hitam (lihat gambar di bawah ini).
Sebenarnya perangai induk betina yang suka membunuh anaknya yang jantan lebih disebabkan ketidakcukupan sarang dalam menampung anak-anaknya. Kebiasaan itu pun umumnya terjadi di alam bebas, ketika induk betina kesulitan mencari lubang pepohonan yang bisa digunakan sebagai sarang bertelur, sekaligus tempat mengerami telur dan mengasuh anak-anaknya.
Pasangan induk nuri bayan biasanya mencari lubang pepohonan yang berada sekitar 25 meter atau lebih dari permukaan tanah. Jika posisi sarang terlalu rendah, dikhawatirkan akan menjadi mangsa hewan predator seperti ular dan biawak. Di sinilah kita justru melihat kecerdasan nuri bayan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Namun, terkadang mereka tidak selalu mendapatkan lokasi sarang sesuai dengan keinginannya, sehingga terpaksa menempati sarang yang tidak ideal. Hal ini membuat induk betina gelisah dan khawatir, sehingga mengurangi kenyamannya.
Dalam beberapa kasus, induk burung betina yang stres / gelisah sering memecah telur, bahkan membunuh anaknya sendiri, termasuk nuri bayan betina. Namun, khusus nuri bayan, selalu menjadikan anaknya yang jantan sebagai korban.
Induk betina akan menghasilkan sepasang telur, dan kalau semuanya menetas biasanya punya jenis kelamin yang berbeda (jantan dan betina). Dalam penelitian itu juga terungkap, piyik nuri bayan yang betina lebih mudah dirawat daripada yang jantan. Selain itu, piyik betina juga lebih cepat tumbuh dan berkembang daripada piyik jantan.
Karena itu, muncul dugaan bahwa induk nuri betina lebih mengorbankan anaknya yang jantan, karena anaknya yang betina lebih mudah dirawat dan pertumbuhannya juga lebih cepat. Nah, bukankah ini juga menunjukkan betapa cerdas spesies burung yang cantik ini?
Tapi mengapa yang jantan mesti dikorbankan? Ini masih ada kaitannya dengan kekhawatiran induk betina terhadap binatang predator. Jika terlalu lama mengurus anaknya yang jantan, ia akan selalu merasa terancam. Berbagai kemungkinan itulah yang membuat populasi nuri bayan betina di alam bebas lebih banyak daripada burung jantan.
Sembilan subspesies nuri bayan
Nuri bayan termasuk dalam keluarga Psittacidae, dengan genus Eclectus, dan memiliki sembilan subspesies berdasarkan daerah persebarannya, yaitu:
- Eclectus roratus vosmaeri (Rothschild, 1922) – Maluku Utara & Tengah.
- Eclectus roratus roratus (P. L. S. Müller, 1776) – Maluku Selatan.
- Eclectus roratus cornelia (Bonaparte, 1850) – Sumba (Nusa Tenggara).
- Eclectus roratus riedeli (A. B. Meyer, 1882) -Kep. Tanimbar.
- Eclectus roratus aruensis (G. R. Gray, 1858) – Kep. Aru.
- Eclectus roratus biaki (Hartert, 1932) – P. Biak.
- Eclectus roratus polychloros (Scopoli, 1786) – Papua dan Kepulauan di sekitarnta.
- Eclectus roratus solomonensis (Rothschild & Hartert, 1901) – Kep. Admiralty, Kep. Bismarck dan Kep. Solomon.
- Eclectus roratus macgillivrayi (Mathews, 1913) – Ujung utara Queensland.
Makanan utama mereka adalah buah-buahan dan beberapa jenis bunga. Buah favoritnya delima dan pepaya. Namun jika berminat menangkarnya, Anda bisa juga menyediakan beberapa jenis buah seperti mangga, jambu biji, pisang , melon, anggur, jeruk, pir dan apel.
Burung nuri bayan diketahui memiliki saluran pencernaan yang sangat panjang. Karena itu, dia memerlukan makanan yang mengandung banyak serat.
Meski burung betina memiliki sifat poliandri, namun dalam penangkaran bisa dijodohkan secara permanen. Artinya, induk betina dapat dimasukkan dalam kandang bersama seekor nuri bayan jantan.
Sifat-sifat buruk induk betina seperti digambarkan di atas juga tidak akan terjadi apabila sarang berada di lingkungan yang aman, termasuk dalam kandang penangkaran. Bahkan posisinya pun tidak harus berada dalam ketinggian 25 meter.
Kandang penangkaran setinggi 2 meter pun bisa menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasangan nuri bayan untuk berkembang biak, dan menjadi pundi-pundi rupiah bagi Anda yang berminat menangkarnya.
—