Cucak kombo dalam sepekan terakhir sedang ngetren di Surabaya. Hal ini setidaknya terlihat di Pasar Burung (PB) Kupang Surabaya. Hampir semua lapak memiliki stok burung ini. Apabila Anda membuka referensi nama burung di Indonesia, pasti tidak akan menemukan burung cucak kombo. Sebenarnya cucak kombo tidak lain adalah kecial kombo, alias burung isap madu, yang merupakan burung endemik di Bali, Nusa Tenggara, Lombok, dan Timor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Maraknya perdagangan burung cucak kombo ini terekam dari catatan sejumlah kicaumania, baik di forum kicaumania.or.id maupun kaskus.or.id. Harga bakalan cukup murah, sekitar Rp 80.000 hingga Rp 100.000. Tetapi yang sudah gacor bisa mencapai Rp 650.000.
Bahkan, ada juga yang melaporkan harga burung yang sudah jadi berada dalam kisaran Rp 500.000 hingga Rp 2 juta ! Burung cucak kombo mulai dilirik, terutama untuk masteran burung kicauan yang lain.
Apabila hampir semua lapak memiliki stok cucak kombo, bisa diartikan telah terjadi perburuan besar-besaran di habitat aslinya, kemudian dibawa ke Surabaya, dan ada pula yang sampai ke Malang. Surabaya dan Malang merupakan dua kota besar di Jawa yang paling dekat dengan habitat burung ini, dan sangat dimungkinkan burung dibawa melalui kapal laut atau kendaraan (mobil / bus) yang sebagian memanfaatkan jasa kapal feri.
Saya tidak menyebutkan apakah perdagangan ini dilakukan dengan cara menyelundupkan, atau ada kongkalikong dengan petugas selama pengiriman burung. Saya juga tak tahu persis, apakah petugas yang berwenang justru tidak mengetahui kalau cucak kombo / kecial kombo termasuk burung yang dilindungi.
Yang pasti, kebenaran mesti disampaikan. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, disertai dengan lampiran tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, lengkap dengan nama spesies dan nama lokal (Indonesia).
Memang, tidak semuanya merupakan nama spesies, karena ada juga yang hanya disebutkan famili dan / atau genusnya saja. Misalnya, dalam daftar tersebut tidak ada nama burung madu atau yang di Indonesia dikenal sebagai burung kolibri. Lampiran itu hanya menyebutkan Nectariniidae. Karena semua spesies burung madu termasuk keluarga Nectariniidae, berarti semuanya berstatus dilindungi sehingga tidak boleh dilakukan penangkapan di alam bebas.
10 spesies burung isap madu
Demikian pula dengan burung cucak kombo, atau kecial kombo, atau nama resminya adalah burung isap madu. Ada 10 spesies burung isap madu, dan semuanya termasuk dalam famili Meliphagidae. Sebagaimana Nectariniidae, keluarga Meliphagidae tercantum dalam daftar burung yang dilindungi. Artinya, 10 spesies burung isap madu termasuk burung dilindungi. Ke-10 spesies tersebut adalah:
- Isap madu topi sisik / scaly-crowned honeyeater (Lichmera lombokia)
- Isap madu zaitun / olive honeyeater (Lichmera argentauris)
- Isap madu australia / brown honeyeater (Lichmera indistincta)
- Isap madu cuping kelabu / grey-eared honeyeater (Lichmera incana)
- Isap madu anis / silver-eared honeyeater (Lichmera alboauricularis)
- Isap madu babar / scaly-breasted honeyeater (Lichmera squamata)
- Isap madu buru / buru honeyeater (Lichmera deningeri)
- Isap madu seram / seram honeyeater (Lichmera monticola)
- Isap madu timor / flame-eared honeyeater (Lichmera flavicans)
- Isap madu wetar / black-necklaced honeyeater (Lichmera notabilis)
Yang paling banyak diperjualbelikan adalah subspesies dari Lichmera indistincta, yaitu Lichmera indistincta limbata, yang banyak dijumpai di Bali, Nusa Tenggara, Lombok, dan Timor. Jenis inilah yang sering disebut sebagai kecial kombo, atau cucak kombo. Sebagian ahli menempatkan kecial kombol sebagai spesies tersendiri, dengan nama Lichmera limbata, atau dalam literatur perburungan internasional disebut sebagai indonesian honeyeater.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mengapa burung isap madu dilindungi?
Kalau melihat daftar redlist UICN, semua spesies burung isap madu sebenarnya berada dalam status Least Concern / LC atau tidak terlalu mengkhawatirkan. Tetapi penetapan spesies tertentu sebagai satwa dilindungi bukan sekadar mengacu pada populasi atau ketersediaannya di alam bebas.
Ada yang tidak kalah penting dari itu, yaitu keseimbangan ekologi. Burung-burung yang termasuk dalam famili Nectariniidae dan Meliphagidae memiliki kontribusi besar dalam membantu penyerbukan alami sejumlah tanaman, khususnya tanaman buah yang menjadi santapan burung-burung tersebut.
Melalui perantaraan burung-burung yang termasuk dalam keluarga burung madu serta burung isap madu inilah, tanaman buah bisa berkembang biak secara alami, menghijaukan lingkungan sekitar, menambah areal resapan air, dan berbagai manfaat lingkungan hidup lainnya.
Jangan sampai ketika terjadi tanah longsor dan banjir bandang, masyarakat ribut menyalahkan sana-sini, sementara kita sendiri sejak awal mengabaikan aspek kelestarian lingkungan hidup. Karena itu, mulai sekarang, hentikan pembelian dan penjualan cucak kombo di mana pun, tidak hanya di Surabaya, tetapi di seluruh wilayah Indonesia.
Bagi yang sudah terlanjur memilikinya, silakan dirawat dengan sebaik-baiknya. Cara perawatan bisa dilihat di sini. Lebih baik lagi apabila ditangkarkan, sehingga sobat kicaumania lain yang menginginkan burung sejenis cukup membeli dari hasil budidaya manusia, tidak lagi dari hasil penangkapan di alam bebas.
dan menjadi renungan kita bersama.
—