Nama Anto 999 Sragen sudah cukup kondang di kalangan penggemar lovebird, terlebih di Blok Tengah. Karena berasal dari Sragen, banyak juga yang menyebutnya Anto Sragen. Dia dikenal sebagai salah seorang pencetak lovebird juara. Artikel kali ini membahas pengalaman Anto 999 mencetak lovebird jawara, melalui setelan pakan sejak dini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Anto bukan sekadar pencetak / pengorbit lovebird jawara. Dia juga dikenal sebagai penangkar lovebird khusus lomba, meski sekarang juga menangkar lovebird khusus warna. Di rumahnya, Jl Cendrawasih, Perumahan Banjar Asri RT 01 / RW 10, Nglorog, Sragen (belakang RSUD), saat ini ada 12 pasang indukan lovebird khusus lomba. Semuanya merupakan indukan yang terseleksi dari trah juara.
Selain itu, masih ada 20 kandang indukan lagi yang khusus untuk mencetak lovebird warna, atau burung yang hanya dinikmati keindahan warnanya saja. “Selain untuk memenuhi permintaan pasar, saya juga ingin mencetak lovebird dengan warna-warna unik dan istimewa,” jelasnya.
Untuk lovebird lomba, Anto memberikan nama ring Ananta SRG. Ini sesuai dengan nama usaha penangkarannya: Ananta Bird Farm. Anakan dari setiap kandang memiliki warna yang berbeda-beda. Jadi, ring Ananta SRG memiliki 12 warna sesuai dengan kandang indukannya. Sedangkan untuk lovebird warna hingga kini belum diberi ring.
Produknya sudah tersebar di berbagai daerah, khususnya Sumatera, Kalimantan, Bali, dan tentu saja di Jawa. Sebagian besar terbukti mampu menjuarai lomba atau setidaknya masuk 10 besar, antara lain:
- White Lion milik Setyo LBM Team Samarinda
- Mandalika milik Setyo LBM Team Samarinda
- Xenon milik Agus Tator (Bontang)
- Zolata milik Agus Tator (Bontang)
- Xena, milik Sunarno, Negara, Bali
Sesekali, Anto juga tampil di arena lomba. Andalannya saat ini adalah Elang Biru, yang menjuarai Kelas Mega Bintang pada even Anniversary Ke-4 PBBK Krajan Jogja (13/1) dan Minggu (17/2) lalu berhasil nyeri juara 2 di Ronggolawe Cup Bandung.
Setelan pakan sejak dini
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk pakan lovebird, Anto membuat ransum sendiri. Anakan tetap diloloh indukannya. Pakan harian berupa milet putih, canary seed, gabah beras merah, dan jagung muda. Selain itu, dia juga memberikan voer BR-1. “Kalau ada, lebih baik lagi menggunakan voer khusus untuk breeding,” ujarnya.
Setelah sudah bisa makan sendiri, anakan dipanen dan dipindahkan ke kandang terpisah. Setiap hari diberi milet putih, gabah lampung/bangkok, dan canary seed, dengan perbandingan 5 : 2 : 1. Jagung muda hanya diberikan sekali dalam seminggu, setiap Sabtu.
Setelan pakan sejak dini ini bisa dijadikan referensi bagi penangkar lovebird lainnya (terutama yang berorientasi pada burung lomba). Selain itu, bisa juga dijadikan bahan pertimbangan bagi kicaumania yang memiliki lovebird muda (umur di bawah 4 bulan).
Menurut Anto, pola pakan seperti ini sengaja didesain untuk penyesuaian lovebird saat dewasa dan mulai sering dilombakan. Jagung, misalnya, memiliki kandungan karbohidrat tinggi, tetapi proteinnya juga tinggi. Jika dibiasakan sejak muda, maka pada saat lomba (biasanya Minggu), burung akan memiliki energi yang cukup, sekaligus power yang kuat.
Adapun extra fooding berupa cacahan daun kangkung, yang diberikan 2 kali dalam seminggu, yaitu Senin dan Kamis. Ini juga memiliki rangkaian dengan persiapan lomba.
Di luar kandungan gizinya, pemberian sayuran pada hari Senin dimaksudkan untuk recovery atau mendinginkan setelah sehari sebelumnya berlomba. Kan burung belum dilombakan? Ya, inilah yang disebut sebagai pembiasaan agar kelak tidak kaget lagi dengan pola pakan seperti itu.
Kelak, jika burung benar-benar sudah siap dilombakan, atau berumur minimal 6,5 bulan, perlu dilakukan beberapa penyesuaian lagi, diikuti dengan pelatihan. Mulai H-3, pakan bijian diganti dengan pakan pabrikan. Misalnya menambahkan biji bunga matahari untuk mengangkat birahi, serta jagung muda untuk menambah stamina saat berlomba.
Anto menambahkan, setelan pakan untuk lovebird lomba idealnya memang dilakukan sejak dini. Hasilnya pasti akan lebih baik daripada memacu burung saat sudah dewasa dengan asupan extra fooding secara instan.
“Selama ini, saya melihat ada lovebird mania yang memberi tambahan pakan secara berlebihan. Ada yang memberikan beberapa ekor kroto. Menurut saya, hasilnya tetap lebih langgeng kalau burung sejak kecil dibiasakan dengan setelan pakan yang natural. Jadi mental dan staminanya tumbuh secara perlahan dan bertahap,” tandasnya.
Alamat Ananta Bird Farm:
Jl Cendrawasih, Perumahan Banjar Asri RT 01 / RW 10, Nglorog, Sragen (belakang RSUD)
Telp: 081 329 610 999
—