Tips mengenai penangkaran murai batu (MB) menggunakan sangkar gantung sudah pernah dijelaskan dalam beberapa artikel terdahulu. Misalnya Ragam sangkar gantung untuk penangkaran burung, atau Sangkar gantung ala Iwan Fitriadi. Tips kali ini hampir mirip, tetapi media yang digunakan bukan sangkar harian, melainkan kandang battery yang digantung. Metode ini mungkin lebih tepat untuk penangkar pemula. Relatif lebih mudah daripada sangkar gantung, namun tantangannya juga tetap ada.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Salah satu alasan utama seseorang ingin menangkar murai batu menggunakan sangkar gantung maupun kandang gantung adalah karena keterbatasan lahan yang ada di rumahnya. Kalau ada lahan tersisa, baik di samping atau belakang rumah, sebaiknya tetap menggunakan kandang penangkaran biasa. Tetapi, bisa juga penangkaran MB dalam sangkar maupun kandang gantung ini dijadikan ajang berlatih menjadi breeder. Jika mampu melewati salah satu cara unik ini, niscaya menangkar MB dalam kandang penangkaran biasa menjadi jauh lebih mudah.
Tingkat kesulitan untuk menangkar MB dalam sangkar harian memang lebih tinggi daripada kandang gantung. Sebab, pasangan murai batu selalu melakukan ritual kejar-kejaran sebelum kawin. Karena itu, tak semua orang mampu melakukan penangkaran MB di sangkar harian, apalagi jika masih pemula.
Selain harus berpengalaman memelihara murai batu, penggunaan sangkar gantung untuk breeding MB juga membutuhkan dua persyaratan penting, yaitu :
- Pasangan indukan harus benar-benar sudah jinak terhadap pemilik atau perawatnya.
- Burung jantan dan betina memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan di sekitar sangkarnya.
Bisa dibayangkan jika kedua persyaratan ini tidak terpenuhi. Burung yang sedang indehoi mungkin sudah tidak mood kawin ketika mendengar suara orang atau melihat kehadiran orang di dekat sangkar. Bahkan induk betina yang sedang mengerami telur, atau mengasuh piyik yang baru menetas, pun bisa ngambek bahkan merusak sarang dan seisinya.
Bikin sendiri, atau menggandeng 2 kandang breeding LB
Bagi yang pernah gagal menggunakan sangkar gantung, atau siapapun yang ingin menerapkannya tetapi terkendala lahan, penangkaran MB dalam kandang gantung bisa dijadikan pilihan. Anda dapat membuat sendiri kandang battery dengan rangka aluminium dan dinding kawat kassa, dengan ukuran panjang 100 – 120 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm.
Kalau tidak mau repot, bisa juga membeli kandang breeding untuk lovebird. Silakan beli 2 unit, masing-masing berukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Lebih besar sedikit juga tidak apa-apa, tetapi jangan sampai lebih kecil, karena ruang gerak indukan MB menjadi makin terbatas.
Salah satu kicaumania yang pernah membuat kandang gantung dari kandang breeding lovebird adalah Om Ron (Ron Bird Farm Jakarta), sebagaimana diceritakannya dalam forum kicaumania.or.id. Salah satu dinding samping dari masing-masing kandang harus dijebol, lalu disatukan (disambungkan) di bagian tengah. Pastikan bagian sambungannya harus kuat, karena kandang akan digantung sepanjang hari. Alat untuk menggantung juga kuat, sehingga mampu menahan beban kandang dan isinya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kotak sarang bisa dibuat dari tripleks, atau bisa juga menggunakan kardus tebal (misalnya bekas wadah sepatu). Kotak sarang ditempatkan atau ditempel di salah satu sudut kandang, terutama di bagian atas. Siapkan bahan sarang di kotak sarang, dan sisakan sebagian untuk ditebar di dasar kandang gantung. Kelak, ketika burung sudah mau bertelur, induk jantan dan betina akan memunguti bahan sarang ini ke kotak sarang.
Jika sudah selesai, kandang bisa digantung di teras belakang atau samping rumah. Jika sangat terpaksa, bisa dilakukan di dalam rumah, namun diusahakan matahari pagi selalu masuk ke kandang.
Untuk pengelolaan kandang, usahakan posisinya tetap menggantung saat kita membersihkan kandang atau memberi pakan dan air minum. Sebab induk yang sedang berkembang biak lebih menyukai tempat tidak berubah-ubah.
Untuk aktivitas tersebut, Anda bisa menggunakan bantuan kursi / bangku untuk memanjat, atau bisa juga tangga segitiga dari aluminium yang banyak dijual di toko bangunan. Bagaimana pun, kandang tetap akan bergoyang ketika Anda membersihkan kandang atau memberi pakan. Karena itu, dibutuhkan indukan yang sudah jinak atau minimal jinak-jinak lalat.
Proses penjodohan
Saya mengasumsikan Anda sudah memiliki induk murai batu, baik jantan maupun betina. Sebagaimana penangkaran dalam sangkar gantung, indukan MB yang mau dijodohkan sebaiknya sudah jinak, minimal jinak-jinak lalat. Maksudnya jinak-jinak lalat, burung tetap tenang ketika melihat / didekati orang, meski tetap lari / terbang saat kita mau memegangnya. Kalau super jinak, MB tetap diam ketika tangan kita mendekat.
Hal ini penting, karena indukan yang belum jinak pasti akan gubrak-gubrak di kandang gantung setiap kali melihat orang, termasuk ketika Anda hendak memberikan pakan atau mengganti air minum. Dikhawatirkan hal ini bisa membuat burung merasa tidak tenang, sehingga kandang gantung makin bergoyang-goyang.
Proses penjodohan MB memang membutuhkan kesabaran tersendiri. Berikut panduan singkat untuk menjodohkan MB jantan dan betina sebelum dimasukkan ke kandang gantung :
- Burung jantan dan burung betina dimasukkan dalam sangkar yang berbeda, tetapi kedua sangkar dalam posisi selalu berdempetan setiap saat. Biarkan saja kedua burung berinteraksi, sampai akhirnya sering terlihat berdekatan, terutama saat tidur / istirahat.
- Jika sudah makin rukun, coba pindahkan keduanya ke dalam kandang gantung. Biasakan mereka mandi bersama, karena di sinilah kita akan mengecek kelanjutan proses awal penjodohan.
- Tahap awal penjodohan memang diperlukan pemantauan yang lebih intensif. Jika Anda tak sempat memantau sepanjang waktu, sebaiknya diserahkan ke orang lain (perawat, adik, istri, atau anak).
- Dalam pemantauan ini, coba diperiksa apakah salah satu indukan terlihat galak (terkadang betina juga bisa lebih galak). Jika masih ada yang galak, maka harus segera dipisah atau disemprot dengan air.
- Proses penjodohan umumnya sudah bisa dilihat hasilnya sekitar 1 minggu. Hal ini ditandai dengan makin sering burung jantan mendekati burung betina. Setelah itu keduanya makin sering berduaan.
- Apabila kerukunan ini tetap terjaga, seminggu berikutnya akan terjadi perkawinan. Nah, saat mau kawin, burung jantan biasanya mulai mengejar-ngejar betina. Dalam kandang gantung, masih ada ruang untuk itu, tetapi untuk sangkar gantung jelas tidak mungkin.
- Jika burung betina hendak bertelur, biasanya ia dan pasangannya akan memungut bahan sarang yang diletakkan di dasar kandang gantung untuk dibawa ke kotak sarang. Indikasi lain MB betina mulai bertelur atau mengerami telurnya adalah jarang terlihat dari luar, alias masuk ke kotak sarang.
Note: jika kedua indukan memang sudah cukup umur, penjodohan sudah berhasil, namun betina tidak kunjung bertelur, silakan diterapi menggunakan BirdMature yang sudah teruji kualitas dan manfaatnya.
- Induk betina akan bertelur 2-3 butir dan mengerami telurnya selama 14 hari.
- Ketika di dasar kandang mulai muncul pecahan telur, kemungkinan besar telur sudah menetas. Anda bisa mengira-ngira sendiri, dengan melihat rentang waktu antara hari pertama induk mengerami telurnya dan waktu saat melihat pecahan telur.
- Setelah menetas, piyik bisa diasuh induknya sampai lepas sapih. Bisa juga diasuh induknya selama 6-10 hari saja, setelah itu diambil dan dimasukkan ke inkubator untuk diloloh sendiri.
- Sekitar umur 2 minggu, anakan MB sudah bisa dipasangi ring.
Untuk manajemen pakan MB dalam kandang penangkaran, manajemen pengelolaan anakan, dan sebagainya, silakan buka kembali halaman Penangkaran Murai Batu.
Kunci utama dalam penangkaran MB adalah sabar, sabar, dan sabar. Jangan terburu nafsu untuk menyatukan indukan yang belum berjodoh. Jangan terlalu sering mengintip kotak sarang ketika induk masih ada di dalam, karena akan membuatnya tidak tenang.
Ok, selamat mencoba, semoga berhasil.