Histeris termasuk salah satu cucak hijau paling berprestasi di Bali saat ini. Burung ini dibeli Agung Tattoo dari Mr Kenken, beberapa bulan lalu, dan langsung diterjunkan dalam even Valentine PBI Jogja, 17 Februari lalu. Hasilnya belum maksimal, namun tidak terlalu mengecewakan: juara 5 di Kelas Dewi Amor B dan juara 9 di Kelas Bintang Cupido. Tidak sampai sebulan, ketika tampil di Piala Tabanan (3/3), Histeris mencetak quatrrick juara 1: sebuah prestasi yang jarang dijumpai di kelas cucak hijau.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sejak masih di tangan Mr Kenken, Histeris sama sekali tak pernah menyantap pakan kering alias voer. Tidak diketahui apakah Histeris pernah dilatih makan voer, tapi gagal alias tidak doyan voer, atau Mr Kenken sejak dulu memang sengaja tidak memberinya voer.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ada yang berpendapat kalau cucak hijau jawara memang tidak pernah makan voer. Sebenarnya ini tergantung dari perawatan awal, dan tidak bisa dijadikan dasar untuk membuat kesimpulan.
Artinya, ada cucak hijau jawara yang makan voer, dan ada pula cucak hijau tanpa voer yang berkali-kali gagal juara. Demikian pula sebaliknya, ada cucak hijau jawara yang tanpa voer, dan ada pula cucak hijau ngevoer yang berkali-kali gagal juara.
Kedua, Histeri menjalani perawatan harian sebagaimana cucak hijau lainnya. Asupan extra fooding (EF) saat lomba sama seperti perawatan harian. Perbedaan perlakuan justru dilakukannya pada H-1 atau sehari menjelang lomba, yaitu Sabtu, dengan menggenjot jangkrik dan ulat hongkong.
Karena itu, ketika Histeris hanya meraih juara 5 dan juara 9 di Valentine PBI Jogja, Agung Tattoo tak patah semangat untuk meneruskan pola perawatan Histeris sebagaimana dilakukan Kenken. Dia percaya burungnya belum tampil dalam top form, apalagi saat itu harus ngeluruk dari Bali ke Jogja.
Agung tetap yakin dengan setelan EF yang diterapkannya menjelang lomba, yang dianggap sebagian ijo mania terlalu berlebihan. Apalagi burung ini sama sekali tidak pernah mengkonsumsi voer.
Berikut ini perawatan harian, perawatan jelang lomba, dan perawatan usai lomba yang dilakukan Agung Tatto terhadap cucak hijau andalannya, Histeris.
Perawatan harian :
- Pagi hari, burung diberi jangkrik 5 ekor, setelah itu dijemur hingga pukul 11.00.
- Habis dijemur dianginkan sebentar, kemudian dimandikan.
- Setelah mandi, burung dibiarkan bermain-main di kandang umbaran sampai sore.
- Sore hari dikembalikan ke sangkar, kemudian diberikan 5 ekor jangkrik.
- Setiap hari, Histeris sama sekali tidak mengkonsumsi voer, tetapi full pisang kepok.
Perawatan jelang lomba
- Mulai Sabtu, atau H-1, porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 20 ekor pada pagi hari dan 20 ekor sore hari.
- Histeris juga digenjot dengan ulat hongkong sebanyak 30 ekor.
- Sepanjang hari itu, burung dalam kondisi full kerodong.
- Pada hari lomba, yaitu Minggu pagi, porsi jangkrik dinormalkan (5 ekor).
- Jika mau tampil di sesi kedua, diberi lagi 1 ekor jangkrik dan 1 ekor ulat hongkong. Hal serupa dilakukan jika mau tampil di sesi ketiga maupun keempat (tergantung jumlah sesi cucak hijau dalam setiap lomba).
Pendinginan usai lomba
Karena sejak Sabtu memperoleh genjotan EF berupa jangkrik dan ulat hongkong, birahi Histeris biasanya langsung terdongkrak, tetapi masih dalam batas wajar (tidak sampai over birahi / OB). Penampilannya di arena lomba pun menjadi garang.
Persoalannya, karena terlalu banyak digenjot EF, burung ini membutuhkan proses pendinginan lumayan rumit, untuk menurunkan birahinya. Sebab jika tidak segera ditangani, burung bakal mengalami OB dan terkadang membutuhkan waktu cukup lama untuk menormalkan kondisinya.
Berikut ini tips pendinginan yang dilakukan Agung Tattoo terhadap Histeris usai lomba :
- Selama 3 hari berturut-turut, yaitu Senin s/d Rabu, pemberian pisang kepok dihentikan, diganti dengan papaya. Buah ini memang kerap dijadikan amunisi bagi pelomba dalam meredam birahi beberapa jenis burung usai berlomba.
- Selama 3 hari berturut-turut pula, burung diberi air minum berupa larutan penyegar.
- Mulai Kamis, semua treatment di atas dihentikan. Burung kembali mendapat perawatan harian seperti biasa.
Dengan pola perawatan seperti itulah, Histeris menemukan puncak penampilan terbaiknya dalam Piala Tabanan di Lapangan Alit Saputra Tabanan, Minggu (3/3) lalu, yang diikuti sejumlah jago papan atas di kelas cucak hijau.
Histeris tampil di semua kelas, yaitu Salsa, Juventus, Dewa Bledek, dan Bintang Tabanan. Hasilnya ? Empat gelar juara 1 berhasil diboyong Histeris, alias mencetak quattrick: sebuah prestasi yang jarang terjadi dalam kelas cucak hijau.
Tips ini sekadar referensi bagi Anda, khususnya para penggemar cucak hijau yang burungnya belum juga mau makan voer. Untuk menerapkan atau tidak, semuanya tergantung keputusan Anda sendiri.
Note: Agung Tattoo berencana menurunkan Histeris dalam Lomba Burung Berkicau 168 Cup II di Semarang, 7 April mendatang. Silakan meluncur ke Kota Atlas untuk melihat aksi Histeris.
—