Penyebab telur infertil
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Induk burung mengalami masalah fisik
Ada beberapa faktor penyebab telur infertil yang berkaitan dengan masalah fisik, antara lain :
1. Umur burung
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Burung, sebagaimana unggas lainnya seperti ayam dan itik, memiliki catatan produksi telur yang berbentuk kurva. Pada awalnya, ketika burung mencapai umur dewasa kelamin (UDK), produksi telur dan tingkat kesuburannya masih rendah.
Namun, seiring dengan pertambahan umur, performanya akan terus meningkat, dan pada titik tertentu mencapai puncak produksi dan kesuburan. Setelah masa puncak terlampaui, grafiknya akan menunjukkan penurunan bertahap, sampai burung berhenti bertelur dan kesuburannya makin rendah.
UDK pada burung betina ditandai dengan mulai sempurnanya organ reproduksinya, termasuk sudah bisa menghasilkan ovum (sel telur). Pada manusia, UDK bisa disamakan dengan masa haid untuk pertama kalinya. Adapun pada burung jantan, UDK ditandai dengan kemampuan untuk menghasilkan sel sperma.
Di atas disebutkan mulai sempurnanya organ reproduksi, karena sebenarnya belum sempurna benar. Pada burung jantan, misalnya, memang bisa menghasilkan sel sperma, tetapi terkadang spermatozoa masih sedikit, bahkan lemah, sehingga tidak selalu berhasil membuahi ovum. Oleh karena itu, meski sudah kawin tetap gagal membuahi ovum sehingga telur yang dihasilkan induk betina infertil.
Selain itu, burung yang baru memasuki UDK belum memiliki banyak pengalaman kawin, meski secara naluri ingin dan bisa kawin. Banyak persoalan yang terkait dengan pengalaman, misalnya burung jantan kerap gagal menindih burung betina sambil melekatkan kloakanya ke kloaka betina. Beberapa individu jantan terkadang juga takut menghadapi reaksi burung betina yang berontak saat hendak dikawini.
Untuk itu, Om Kicau selalu menganjurkan kepada para penangkar agar menjodohkan burung sekitar 3 – 4 bulan setelah UDK, atau kira-kira setelah burung jantan dan burung betina umur 1 tahun. Saat itulah organ reproduksi keduanya sudah sempurna.
2. Umur burung jantan lebih muda
Dianjurkan menjodohkan burung jantan dan betina yang umurnya hampir sama, atau lebih baik lagi jika umur induk jantan lebih tua daripada betina. Jika yang terjadi sebaliknya, di mana induk betina lebih tua daripada induk jantan, apalagi jika selisihnya lebih dari 1 tahun, biasanya membuat burung jantan ngeper alias minder.
Meski sudah berjodoh, burung jantan cenderung menjadikan betinanya sebagai sahabat atau teman bermain. Ia ingin sekali mengawini betina, tetapi tidak pernah berani melakukannya.
Kalau induk yang digunakan adalah hasil breeding sendiri, atau hasil breeder lain, biasanya ada catatan mengenai umur burung. Tetapi jika induk diperoleh dari pasar burung atau kios burung, tentu sulit mengetahui kepastian umur kedua induk tersebut.
Jika Anda memiliki pasangan induk yang telurnya selalu infertil, atau sebagian besar telurnya infertil, sangat dimungkinkan penyebabnya adalah salah satu dari dua faktor di atas, yaitu umur burung jantan lebih muda daripada betina, atau umur kedua induk belum mencapai 1 tahun.
Ada dua solusi untuk mengatasi hal ini:
- Ganti induk jantan dengan burung lain, yang umurnya lebih tua daripada induk betina. Risikonya, Anda mesti melakukan penjodohan ulang.
- Tidak perlu mengganti induk jantan, dan tidak perlu melakukan penjodohan ulang. Induk jantan dan induk betina bisa diterapi menggunakan BirdMature selama dalam kandang penangkaran. Jika BirdMature dikonsumsi secara rutin, burung jantan akan memiliki keberanian mengawini betina. Sebaliknya, burung betina pun terus mendekati pejantan (mancing-mancing birahi jantan, he.. he.. he..).
3. Disfungsi sistem reproduksi
Sama seperti manusia, burung pun bisa mengalami kista atau tumor pada ovarium, neoplasia testis, dan sebagainya. Tetapi hal ini hanya dapat diketahui melalui pembedahan oleh dokter hewan. Jadi, maaf, Om Kicau tidak mampu memberikan solusi apapun untuk faktor penyebab yang satu ini.
4. Gangguan keseimbangan tubuh
Dalam beberapa kasus, telur infertil ternyata dihasilkan dari induk burung betina yang normal tetapi pasangannya (burung jantan) mengalami gangguan keseimbangan tubuh. Penyakit ini berkaitan dengan saraf.
Setiap kali mau mengawini betina, induk jantan yang sudah berada di atas tubuh betina sering oleng, bahkan jatuh. Dalam kondisi oleng, burung jantan tentu sulit melekatkan kloakanya ke kloaka betina. Apalagi kalau saat mau mengawini sering jatuh.
Ada beberapa penyakit saraf yang bisa disembuhkan melalui terapi BirdPro, termasuk ayan / tetelo tipe rendah (lentogenik). Jadi, sembuhkan dahulu gangguan keseimbangan tubuh pada burung jantan dengan BirdPro, selama 1-2 minggu. Kalau sudah sembuh, mohon diamati lagi sampai 1 minggu berikutnya.
Kalau keseimbangan tubuhnya sudah baik, barulah dicampur lagi dengan pasangannya. Agar tidak perlu menjodohkan lagi, selama penyembuhan burung jantan bisa dimasukkan ke dalam sangkar, tetapi sangkar tetap berada di dalam kandang penangkaran.
5. Gangguan hormonal
Beberapa penangkar sering mengganti burung jantan, karena telur-telur yang dihasilkan tidak pernah menetas. Sebenarnya jangan terburu-buru mengganti induk jantan. Kalau faktor umur sudah memadai, kedua indukan sama-sama sehat, dan faktor lingkungan juga mendukung, ada kemungkinan induk jantan, induk betina, atau kedua induk mengalami gangguan hormonal.
Jika induk betina memiliki darah juara dari bapaknya, dan Anda berniat mempertahankannya, coba perbaiki pelan-pelan dengan memberikan EstroBird. Selain merangsang pembentukan hormon estrogen secara alami, produk ini juga bisa menambah hormon estrogen secara instan.
Pada waktu bersamaan, Anda juga mesti melakukan terapi TestoBird terhadap burung jantan. Sebab, bisa saja penyebab telur infertil adalah gangguan hormonal dari burung jantan saja, atau gangguan hormonal pada kedua induk sekaligus. Baik EstroBird maupunTestoBird tidak memiliki efek samping.
Terapi harus dilakukan secara terpisah. Artinya burung dimasukkan dalam sangkar terpisah, sehingga induk betina tidak mungkin mengkonsumsi TestoBird, atau induk jantan tidak akan mengkonsumsi EstroBird. Jika luas kandang mencukupi, kedua sangkar bisa diletakkan dalam kandang.
Jika kandang terlalu kecil untuk meletakkan sangkar, sebaiknya burung jantan tetap di kandang semula, dan burung betina dimasukkan dalam sangkar yang didekatkan dengan kandang jantan.
Kok burung betina disuruh mengalah? Ini bukan masalah gender, tetapi burung pejantan selalu memiliki sifat mempertahankan wilayah teritorial, sehingga harus tetap dipertahankan di dalam kandang.
6. Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan induk yang buruk sering menyebabkan penurunan kesuburan, atau embrio di dalam telur mati sebelum menetas. Untuk beberapa penyakit biasa, sebenarnya tak banyak berpengaruh langsung terhadap kesuburan. Penyakit yang perlu diwaspadai dan berkaitan erat dengan kesuburan adalah psittacosis (cek artikelnya di sini).
7. Bulu halus di daerah kloaka terlalu lebat
Burung jantan memiliki testis, yaitu organ yang memproduksi dan menyimpan sel sperma. Ini sama seperti manusia. Tetapi burung jantan tidak punya penis sebagaimana manusia memilikinya. Lalu, bagaimana burung jantan mengawini betinanya?
Perkawinan pada burung terjadi ketika kloaka burung jantan melekat sempurna pada kloaka burung betina. Jika kedua kloaka melekat sempurna, maka saat itulah sel sperma terpancar dan masuk ke saluran reproduksi betina. Jika kloaka tidak melekat sempurna, pancaran spermanya tidak maksimal, bahkan banyak yang bercecer di lantai kandang.
Pertanyaannya, dalam kondisi apa kloaka kedua burung tidak melekat sempurna?
Keadaan ini bisa terjadi jika salah satu induk, atau keduanya, memiliki bulu-bulu halus di daerah sekitar kloaka yang sangat lebat atau terlalu panjang. Ketika burung jantan mau melekatkan kloakanya, sebagian bulunya atau bulu betina, terselip di antara kedua kloaka. Akibatnya, kedua kloaka tidak bisa melekat sempurna.
Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu memangkas bulu-bulu di daerah kloaka burung jantan maupun betina. Lakukan hal ini secara hati-hati, dengan menggunakan gunting kecil.
Namun cara ini hanya dianjurkan untuk burung yang biasa dipegang. Untuk burung yang jarang atau tidak pernah dipegang, sebaiknya tidak perlu dilakukan. Ini hanya alternatif terakhir, jika Anda tak menjumpai enam faktor penyebab sebelumnya, namun telur yang dihasilkan selalu infertil.
CEK JUGA ARTIKEL TERKAIT:
- Induk burung mengalami masalah nutrisi
- Induk burung mengalami masalah sosial
- Induk burung mengalami masalah lingkungan
- Masalah genetik dari induk burung
- Dampak defisiensi terhadap embrio burung