Dampak defisiensi vitamin terhadap embrio burung

Berikut ini dampak kekurangan/defisiensi dari beberapa jenis vitamin terhadap perkembangan embrio burung di dalam telur :

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Vitamin A

Kematian embrio sekitar 48 jam sebelum menetas. Hal ini karena kegagalan embrio dalam mengembangkan sistem peredaran darah, kelainan ginjal, mata, dan tulang.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Vitamin D

Kematian embrio sekitar 2-3 hari sebelum menetas. Hal ini karena embrio mengalami salah posisi, tulang yang lembek, dan paruh bagian atas cacat.

Vitamin E

Kematian embrio sekitar 3-4 hari sebelum menetas, akibat pendarahan dan gangguan dalam sistem peredaran darah.

Thiamin (vitamin B1)

Defisiensi thiamin sering menyebabkan kematian embrio, namun gejala yang terlihat sulit terdeteksi.

Jika telur dari beberapa induk burung ditetaskan dalam mesin tetas, kemudian semua induk mengalami kekurangan thiamin, biasanya akan dijumpai banyak sekali telur yang tidak menetas.

Kalau telur bisa menetas, piyik seringkali mengalami gangguan polyneuritis, salah satu jenis penyakit saraf pada unggas.

Riboflavin (vitamin B2)

Puncak kematian bisa terjadi pada 60 jam pertama sejak ditetaskan, minggu kedua atau bisa juga pada hari terakhir penetasan.

Hal itu akibat embrio mengalami kegagalan dalam pengembangan paruh dan kaki.

Jika selamat (bisa menetas), ada kemungkinan piyik mengalami cacat pada paruh, atau kesulitan berjalan (lumpuh).

Niacin (vitamin C)

Embrio umumnya bisa selamat sampai menetas, tetapi ada kemungkinan mengalami kelainan pada tulang dan paruhnya.

Biotin (vitamin B7)

Kematian embrio biasanya terjadi 2 hari atau bahkan beberapa jam sebelum menetas, ditandai dengan kelainan pada paruh dan kakinya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Kalau pun menetas, anakan mengalami gangguan yang disebut perosis.

Burung yang terkena perosis memiliki ciri antara lain pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu tidak normal hingga dewasa, kegagalan reproduksi; dan gangguan jantung.

Asam pantotenat (vitamin B5)

Embrio bisa mengalami kematian sekitar minggu kedua setelah dierami / ditetaskan, ditandai dengan adanya pendarahan.

Piridoksin (vitamin B6)

Embrio mengalami kematian beberapa jam setelah telur ditetaskan.

Asam folat (vitamin B9)

Kematian embrio biasanya terjadi sehari sebelum menetas. Tubuhnya sebenarnya normal, kecuali tulang kakinya yang menonjol, jari-jari kaki menyatu, dan bentuk paruh abnormal.

Vitamin B12

Kematian embrio juga sering terjadi sehari menjelang menetas, dengan gejala atrofi pada kaki (mengecil), pendarahan, dan kepala terbelit pada kedua pahanya.

CEK JUGA ARTIKEL TERKAIT:

  1. Induk burung mengalami masalah nutrisi
  2. Induk burung mengalami masalah fisik
  3. Induk burung mengalami masalah sosial
  4. Induk burung mengalami masalah lingkungan
  5. Masalah genetik dari induk burung

Kembali ke halaman awal

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

Page: 1 2 3 4 5 6 7