Pada seri pertama dan seri kedua sudah dijelaskan tips dasar penangkaran burung jalak bali (Leucopsar rothschildi) serta kandang penangkarannya. Nah, dalam seri ketiga, atau seri terakhir, omkicau.com akan menjelaskan bagaimana perawatan piyikan jalak bali sebagaimana dilakukan Om Sukardi, pemilik Kere Ayem Bird Farm Cileungsi Bogor. Perawatan ini dilakukan sejak anakan dipisahkan dari induknya sampai siap dijual, atau sudah bisa makan sendiri.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diketahui, ada dua model perawatan anakan jalak bali. Model pertama, pengasuhan anakan dilakukan secara alami, di mana induk jantan dan betina akan memberi pakan kepada anak-anaknya sampai kelak bisa mandiri.
Model perawatan seperti ini memang membutuhkan waktu lama, karena piyikan baru bisa mandiri dalam mengkonsumsi pakan pada umur 1 bulan lebih. Konsekuensinya, produktivitas indukan menjadi terhambat, karena banyak waktu terbuang untuk mengasuh anakannya hingga mandiri.
Selain itu, kebutuhan pakan terutama extra fooding (EF) seperti jangkrik, ulat dan kroto harus diberikan dua kali lipat dari porsi sebelum indukan bawa anak. Belum lagi faktor keamanan anakan dari kemungkinan serangan induk jantan. Jika suasana kandang kurang nyaman, atau ada gangguan dari luar, tidak jarang induk jantan stres dan kerap menganiaya anaknya sendiri, bahkan membuangnya dari sarang.
Agar lebih aman, sebaiknya menggunakan model kedua, yaitu anakan dipanen sejak usia dini. Pemanenan anakan bisa dilakukan pada umur 1 minggu. Setelah itu dipindahkan ke inkubator untuk dirawat sendiri oleh penangkar. “Jika dirawat sendiri sejak masih piyikan, tingkat kematiannya bisa diperkecil. Kalau perawatannya maksimal, anakan akan tumbuh sehat sampai dewasa,” jelas Om Sukardi.
Dengan model dipanen dari anakan, produktivitas bisa meningkat. Induk betina cepat bertelur kembali, mengerami telurnya, dan menghasilkan anakan lagi. Dengan harga anakan yang mencapai Rp 12,5 juta – Rp 15 juta per pasang, maka produktivitas indukan menjadi sangat berharga.
Untuk meningkatkan jumlah telur fertil, meningkatkan daya tetas, serta agar induk bisa menghasilkan jumlah telur yang maksimal, Anda bisa memberikan BirdMature sejak burung mulai berjodoh.
Penanganan anakan harus ekstra hati-hati
Om Sukardi juga mengingatkan, diperlukan ketelatenan penangkar dalam merawat piyikan. Sebab piyikan yang baru berumur 1 minggu membutuhkan penanganan ekstra hati-hati, terutama jadwal pemberian pakan.
“Sedikitnya setiap 45 menit, anakan harus diberi jangkrik. Sebelum diberikan, jangkrik harus dibersihkan terlebih dulu, dengan cara dilarutkan ke dalam air vitamin,” kata Om Sukardi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Agar piyikan tetap sehat, selain pemberian jangkrik secara berkala, juga perlu dilakukan penjemuran terutama pada pagi hari, dan cukup 5 menit. “Jadi tidak hanya dihangatkan di inkubator saja, tetapi piyikan jalak bali juga perlu mendapat sinar matahari pagi, meski hanya sesaat,” ujar Om Sukardi yang juga ketua Paguyuban Penangkar Jalak Bali (PPJB).
Nah, memasuki umur 21 hari, anakan sudah bisa diberikan adonan voer yang dicampur dengan kroto segar dan bersih. Kedua bahan ini diaduk dengan air hangat dan diberikan setiap saat.
“Pemberian adonan voer harus diganti setiap saat. Jadi setiap diberikan harus selalu baru, alias benar-benar fresh. Waktu pemberian pakan dimulai dari jam 06.00 sampai pukul 21.00 WIB malam. Seminggu sekali diberikan butiran minyak ikan,” jelas Om Sukardi lagi.
Dengan perawatan yang telaten, anakan jalak bali sudah bisa makan sendiri setelah memasuki umur 30 hari. Saat itulah Anda bisa memasangi ring kode penangkar. Kode penangkaran Om Sukardi saya adalah Re-A, akronim dari Kere Ayem. Anakan umur 1 bulan sudah bisa dipasarkan, dan penjualannya harus dilengkapi sertifikat dari penangkar.
Demikian seluruh rangkaian penangkaran burung jalak bali, berdasarkan pengalaman Om Sukardi dari Kere Ayem Bird Farm, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Bagi yang berminat, silakan konsultasi langsung dengan beliau. Alamat lengkap sudah tertulis di artikel seri pertama. (d’one)
CATATAN OM KICAU
- Jalak bali merupakan burung yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Bahkan penetapannya sudah berlangsung sejak tahun 1970 melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970.
- Untuk bisa menjadi penangkar jalak bali, Anda harus mengantungi izin / sertifikat dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi. Silakan berkonsultasi dulu dengan BKSDA.
- Dalam penjualan burung jalak bali, baik anakan, burung muda, maupun burung dewasa, penangkar harus menyertakan sertifikat mengenai burung yang diperjualbelikan.
- Pelanggaran terhadap kedua hal di atas bisa dikenai sanksi hukum, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.