Cucak hijau (Chloropsis sonneratii) sampai kini masih menjadi salah satu jenis burung kicauan yang popular di Indonesia. Selain harganya yang relatif terjangkau bagi mayoritas kicaumania, setidaknya dibandingkan dengan murai batu, lovebird dan cucakrowo, cucak hijau juga terkenal pintar menirukan beberapa macam suara, baik suara burung maupun suara lingkungan sekitar. Meski demikian, masih banyak sobat kicaumania yang mengeluh karena burungnya tidak juga gacor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Artikel ini ditulis untuk menjawab permintaan sobat kicaumania yang sering bertanya, baik melalui SMS, Kolom CURHAT, dan Komunitas Hobi Burung di FB, seputar rawatan harian yang tepat untuk cucak hijau.
Perlu diketahui, Om Kicau sudah menyediakan panduan dasar perawatan cucak hijau (silakan cek di sini). Jadi, artikel ini sekadar pelengkap atau solusi alternatif bagi sobat kicaumania yang burungnya belum juga gacor, mengingat tidak semua individu cucak hijau memiliki karakter yang sama.
Kunci perawatan semua jenis burung kicauan sebenarnya simpel (tapi tidak mudah), yaitu suka / hobi, sabar, telaten, dan konsisten. Sebenarnya ketika kita mengaku sudah hobi, mestinya tiga faktor yang lain akan mengikuti. Kalau tidak sabar, tidak telaten, dan tidak konsisten, mengapa harus repot-repot memelihara burung? Ah, ini sekadar intermezo, tapi sekaligus pengingat dan penyemangat bagi Anda agar tak berputus asa dalam memelihara burung.
Perpaduan antara kesabaran, ketelatenan, dan konsistensi dalam perawatan cucak hijau inilah yang akan saya jabarkan dalam lima tindakan berikut ini:
- Bijak dalam memilih pakan yang tepat
- Konsisten dalam memandikan burung (pagi dan sore)
- Rutin melakukan penjemuran
- Pastikan burung dalam kondisi fit
- Selalu komit terhadap kebersihan sangkar / kandang
Sepertinya simpel kan? Tetapi, sekali lagi, tidak mudah untuk dilakukan jika kita memang tidak terlalu hobi dengan burung kicauan, khususnya cucak hijau. OK, kita uraikan satu-persatu agar problem cucak hijau Anda yang sulit gacor bisa segera teratasi.
1. Bijak memilih pakan yang tepat
Burung cucak hijau termasuk burung pemakan buah dan serangga. Dalam hal ini, pakan utama sebenarnya buah-buahan, adapun serangga menjadi pakan tambahan alias extra fooding (EF).
Dalam konteks burung piaraan dan penangkaran (kita tidak bicara lagi tentang kehidupannya di alam liar), cucak hijau lebih menyukai buah pisang kepok berwarna putih, pepaya, dan apel.
Karena ketiga jenis buah ini merupakan favoritnya, maka diusahakan akan pemberiannya dapat dilakukan berselang-seling setiap hari. Bisa juga ketiganya disajikan setiap hari, dibuat semacam koktail dan dicampurkan dalam satu wadah.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
- Daging buah pisang kepok, pepaya, dan apel diiris kecil-kecil berbentuk kotak.
- Campurkan semua potongan buah dalam wadah pakan.
- Tambahkan madu secukupnya (beberapa tetes saja), dan diaduk agar sebaran madu merata (ingat, cuci tangan dulu sebelum memegang semua buah).
Mengapa pisang kepok yang diberikan kepada cucak hijau harus berwarna putih? Bukankah yang kuning lebih manis ?
Memang, pisang kepok kuning lebih manis bagi lidah manusia, tetapi belum tentu manis untuk lidah burung. Ada beberapa jenis burung yang menyukai pisang berwarna kuning, misalnya nuri, kasturi, jalak, serindit, dan sebagainya.
Sedangkan cucak hijau lebih menyukai pisang kepok putih. Hal ini sebenarnya menguntungkan, karena kandang tidak cepat kotor. Sebab pisang jenis ini sangat kenyal, tidak seperti pisang berwarna kuning yang buahnya lembek, sehingga membuat burung cepat belepotan dan dasar sangkar pun menjadi jorok.
Sebagai variasi, Anda juga bisa mencoba cara penyajian yang berbeda untuk pisang kepok putih. Ini jika Anda pada hari itu tidak ingin memberikan pakan buah dalam bentuk koktail. Sekiranya jadwal hari itu adalah pisang kepok putih, Anda bisa mencoba variasi berikut ini :
- Rebus pisang kepok putih dalam air.
- Beberapa saat setelah api dinyalakan, tambahkan sedikit garam beryodium ke dalam air rebusan tersebut.
- Jika sudah tanak / matang, angkat pisang dan diangin-anginkan sampai suhu normal.
Variasi ini sudah dicoba beberapa kicaumania dan dampaknya memang jauh berbeda dengan pemberian pisang sebagaimana biasanya. Burung cucak hijau yang semula sulit gacor menjadi lebih rajin bunyi. Karena tidak ada efek sampingnya, tisak apa salahnya kalau Anda mencoba tips ini di rumah, khususnya untuk cucak hijau yang sulit bunyi, atau tidak gacor-gacor.
Bagaimana dengan serangga?
Serangga yang cocok untuk cucak hijau antara lain jangkrik, kroto dan ulat hongkong. Porsi bisa disesuaikan setiap hari. Bagi yang tidak suka dengan ulat hongkong (kecuali untuk rawatan saat lomba), sebaiknya cukup diberi jangkrik dan kroto (setelan tetap mengacu panduan Om Kicau di sini, atau sedikit dimodifikasi sesuai karakter burung).
Pasalnya, pemberian ulat hongkong (juga ulat bambu) secara berlebihan bisa membuat bulu cucak hijau cepat rontok. Hampir semua jenis burung dari keluarga cica daun (leafbird) sering merontokkan beberapa bulunya ketika stres.
Waktu yang tepat untuk memberikan kroto adalah pagi hari. Sekitar 30-60 menit kemudian bisa diberikan jangkrik, sesuai dengan kemampuan burung. Sebagian besar cucak hijau hanya mampu mengkonsumsi 3 ekor jangkrik dalam sekali pemberian. Itu sebabnya, setelan dasar yang digunakan Om Kicau dalam pemberian jangkrik di pagi hari adalah 3 ekor.
Tetapi ada juga individu cucak hijau yang mampu menyantap 4-5 ekor. Untuk mengetahui kemampuan cucak hijau dalam mengkonsumsi jangkrik, sediakan 5 ekor jangkrik dalam cepuk EF. Jika kemampuan burung hanya 3 ekor, maka jangkrik keempat biasanya dimain-mainkan saja di paruh burung. Jika kemampuannya hanya 4 ekor, maka jangkrik kelima akan diperlakukan seperti itu juga.
Meski individu tertentu bisa menghabiskan 5 ekor sekaligus, Anda jangan memberikan porsi lebih dari itu, karena dikhawatirkan akan membuatnya over birahi. Selain itu, Anda juga mesti rajin memantau perubahan kondisi birahinya jika setelan jangkrik diubah menjadi 5 ekor.
Bagaimana pula dengan voer?
Penggunaan voer untuk cucak hijau sampai saat ini masih menimbulkan perbedaan pendapat di sebagian penggemarnya. Ada yang menganggap voer tetap perlu, karena merupakan antisipasi jika Anda tidak bisa membeli kroto dan serangga (bukan kehabisan duit, tapi kehabisan stok di pasar / kios burung, he..he..).
Semangat awal penggunaan voer untuk burung kicauan dulunya seperti itu, selain untuk tujuan lain, yaitu lebih menjamin kebutuhan gizi yang serasi dan seimbang antara protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, vitamin, dan mineral. Sebab burung ada di dalam sangkar, dan hidup-mati si burung tergantung dari pakan yang Anda berikan. Karena itu, dalam panduan perawatan cucak hijau yang diberikan Om Kicau, voer pun tetap menjadi salah satu bahan pakan untuk burung.
Namun tidak semua kicaumania memberikan voer kepada cucak hijau, terutama burung lomba. Alasannya untuk menjaga kualitas suara dan mentalnya. Alasan ini didasari bukti bahwa cucak hijau yang sering menjuarai lomba biasanya tidak pernah diberi voer.
Meski demikian, tidak semua cucak hijau juara itu tidak pernah diberi voer. Ada burung jawara yang makan voer. Intinya, jangan mudah memberi vonis bahwa cucak hijau yang diberi voer tak mungkin juara. Sebab, tidak semua cucak hijau yang hanya diberi buah dan serangga pasti juara kan?
Lebih bijak jika Om Kicau menyerahkan semua pilihan itu kepada kicaumania sendiri. Jika ingin meniadakan voer, silakan. Jika tetap mempertahankan penggunaan voer, silakan juga.
2. Konsisten dalam memandikan burung (pagi dan sore)
Maksud memandikan di sini bisa berarti Anda menyiapkan bak/karamba mandi, dan biarkan burung melakukan aktivitas mandinya sendiri. Tetapi bisa juga Anda memang memandikannya dengan cara disemprot.
Aktivitas mandi bisa dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi hari (sekitar pukul 07.30 0- 08.00) dan sore pukul 16.00. Cara lebih bijak adalah menggunakan bak / karamba, karena sensasi yang dirasakan burung jauh berbeda daripada dimandikan dengan cara disemprot.
Tetapi dari beberapa perbincangan, banyak kicaumania yang mengaku cucak hijaunya tak mau mandi di karamba. Kalau itu yang terjadi, Anda tak perlu panik, karena ini sudah menjadi tabiat dari individu burung itu sendiri. Hal seperti ini juga dijumpai pada jenis burung lain, seperti anis merah Juventus. Burung legendaris ini bahkan tak pernah mau mandi di karamba, sehingga tiap pagi mesti dimandikan dengan cara disemprot.
Jika cucak hijau terlihat sering mandi di dalam wadah air minum, Anda bisa menyiasatinya dengan menyediakan wadah air yang lebih besar. Misalnya, wadah pakan yang lazim digunakan lovebird sebagai bak mandinya. Kalau tetap tidak mau mandi, maka penyemprotan air hingga basah bisa diberikan selama burung dalam kondisi jinak.
3. Rutin melakukan penjemuran
Penjemuran sebaiknya dilakukan setelah burung mandi dan selesai diangin-anginkan. Penting diperhatikan, bulu burung yang masih basah usai mandi jangan langsung dijemur, tetapi mesti diangin-anginkan dulu di teras. Jika langsung dijemur, maka bulu menjadi kusam, warna bulu tidak cerah lagi, bahkan kegetasan bulu berkurang sehingga mudah rusak atau retak-retak.
Silakan diangin-anginkan beberapa menit, sampai bulu-bulunya mulai kering. Saat dianginkan, burung biasanya akan bersolek, menata bulu sesuai dengan instingnya, sehingga terlihat rapi. Setelah kering, barulah burung dijemur di bawah sinar matahari pagi.
Penjemuran bisa dilakukan selama 1-2 jam untuk daerah panas seperti Jakarta dan Semarang, atau bisa juga 2-3 jam untuk daerah sejuk seperti Bogor. Selama penjemuran, sebaiknya wadah pakan dan air minum diangkat terlebih dulu. Tujuannya agar burung lebih konsentrasi dalam penjemurannya.
Penjemuran yang efektif adalah ketika burung memiringkan badannya serta mengembangkan bulu-bulunya beberapa waktu lamanya. Jika ada wadah pakan dan minum, burung akan lebih asyik menikmati santapannya.
Selain itu, menyingkirkan wadah air minum dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan serak pada burung. Sedangkan menyingkirkan wadah pakan dimaksudkan agar voer tak rusak akibat terkena cahaya matahari secara langsung.
4. Pastikan burung dalam kondisi fit
Pada manusia, kondisi fit seseorang ditentukan oleh tingkat kebugarannya, asupan makanan, dan istirahat. Burung pun juga memiliki kebutuhan seperti itu untuk mencapai kondisi fit. Tidak mungkin cucak hijau bisa gacor jika kondisinya tidak fit.
Cucak hijau (sebenarnya semua jenis burung) menemukan kebugarannya jika setiap hari mandi, dijemur, dan bisa leluasa bergerak di dalam sangkar. Asupan pakan cucak hijau di alam liar dan di dalam sangkar jelas berbeda.
Di alam liar, burung bisa menyeimbangkan kebutuhan nutrisi secara instinktif (sesuai dengan nalurinya). Tetapi di dalam sangkar, semuanya tergantung dari pakan. Bagi yang mengandalkan buah dan serangga, kemungkinan yang sangat mudah terjadi yaitu burung kekurangan vitamin dan mineral.
Kebutuhan karbohidrat sangat mungkin tercukupi dari pisang kepok putih dan apel; protein dan lemak dari jangkrik dan kroto; serat kasar dari apel. Sebenarnya beberapa vitamin dan mineral juga terkandung dalam pisang kepok, apel, dan pepaya, tetapi tidak lengkap dan biasanya belum sesuai dengan yang dibutuhkan seekor burung.
Itu sebabnya, hasil penelitian yang dilakukan sejumlah pakar perburungan cukup mengejutkan, di mana sebagian besar burung peliharaan di rumah yang hanya mengandalkan pakan (tanpa suplemen multivitamin dan multimineral) mengalami kekurangan vitamin A, vitamin D, serta mineral kalsium. Sedangkan burung yang mengalami defisiensi vitamin E “hanya” 27%.
Berikut ini mean (rata-rata) dari beberapa hasil penelitian mengenai burung piaraan di rumah yang sama sekali tidak dibarengi dengan pemberian multivitamin dan multimineral :
- 27% burung peliharaan kekurangan vitamin E.
- 67% burung peliharaan kekurangan vitamin A.
- 97% burung peliharaan kekurangan vitamin D.
- 98% burung peliharaan kekurangan kalsium.
Atas pertimbangan itulah, sebagian besar burung lomba diberi multivitamin dan multimineral. Banyak produk kedua suplemen tersebut di pasaran, misalnya BirdVit dan BirdMineral. Pemberian multivitamin bisa dilakukan 3x dalam seminggu, sedangkan multimineral cukup 1x seminggu.
5. Selalu komit terhadap kebersihan sangkar / kandang
Menjaga kebersihan sangkar / kandang sangat mutlak jika Anda menginginkan burung selalu sehat, aktif, dan rajin berkicau. Sangkar yang kotor mudah mengundang berbagai bakteri, kutu, dan tungau yang bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit.
Kalau mikroba itu masuk masuk ke paruh, kerongkongan, tembolok, dan saluran perncernaan lainnya, pasti akan menimbulkan gangguan pencernaan. Jika tungau, terutama tungau kantung udara, masuk ke paruh, tenggorokan, dan saluran pernafasan lainnya, tentu akan menyebabkan burung menjadi serak atau gangguan pernafasan lainnya.
Anjuran menjaga kebersihan kandang / sangkar burung sepertinya terdengar klise, tapi dalam praktiknya sering diabaikan sebagian kicaumania. Itu sebabnya, meski klise, Om Kicau tak akan pernah berhenti mengingatkannya.
Sangkar bisa dibersihkan pada waktu penjemuran atau burung sedang mandi di karamba. Jadi, saat burung dijemur menggunakan kandang umbaran atau sangkar lebih luas. Seminggu sekali, usahakan jangan sekadar membersihkan sangkar saja, tapi dilanjutkan dengan menyemprotkan desinfektan.
Anda bisa menggunakan desinfektan yang dibeli dari apotek / toko bahan kimia, atau bisa juga menggunakan FreshAves yang didesain untuk membunuh dan mencegah tungau, kutu, jamur, bakteri, dan virus masuk ke sangkar / kandang.
Ada rangkaian logis yang perlu diingat. Sehebat apapun Anda merawat burung, kalau sangkar / kandang kotor, maka sangat berpotensi menurunkan derajat kesehatan burung. Jika derajat kesehatan burung menurun, burung gacor pun bisa menurun kegacorannya, apalagi burung yang sedang kita rawat agar cepat gacor.
Itulah beberapa tips mengenai bagaimana perawatan burung cucak hijau, mulai dari bakalan sampai yang sudah jadi atau rajin bunyi.
—