Jalak putih / black-winged starling (Sturnus melanopterus) termasuk salah satu jenis burung dilindungi di Indonesia. Tetapi, untuk mempercepat pemulihan populasinya, Pemerintah masih mengizinkan penangkaran bersyarat bagi yang benar-benar serius. Sama seperti jalak bali (Leucopsar rothschildi ), Anda tetap bisa menangkarnya setelah memiliki izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi. Selain bisa membantu pelestarian plasma nutfah asli Indonesia, Anda pun bisa memperoleh keuntungan finansial dari usaha penangkaran jalak putih.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Populasi burung jalak putih mengalami penurunan yang drastis dalam 13 tahun terakhir. Penyebabnya memang kompleks, dan bersifat akumulatif, mulai dari maraknya perburuan liar, perdagangan gelap, rusaknya habitat burung akibat alih fungsi lahan pertanian, dan sebagainya.
Orangtua kita di masa lalu mungkin masih mengingat, betapa jalak putih sering bercengkerama dengan jalak kerbau (Acridotheres javanicus ) di pematang sawah.
Ketika sawah-sawah di desa makin menyusut, ketika perburuan liar dan perdagangan ilegal burung ini tak juga berhenti, maka jalak putih seperti barang langka di alam liar. Itu sebabnya, Pemerintah menetapkan jalak putih sebagai spesies yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Apalagi jalak putih merupakan burung endemik di Indonesia, bahkan hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Itu berarti jalak putih tak ditemukan di negara lain. Ada tiga subspesies (ras) jalak putih di Indonesia, dengan wilayah persebaran berbeda, yaitu :
- Sturnus melanopterus melanopterus : habitat di Jawa, Madura, Bali, dan Nusa Penida. Terkadang dijumpai pula di Lombok, tetapi diduga sekadar mengembara. Cirinya adalah tubuh bagian atas (punggung) dan penutup sayap berwarna putih.
- Sturnus melanopterus tertius : habitat di Bali (termasuk Nusa Penida) dan Lombok. Cirinya adalah punggung dan penutup sayap berwarna abu-abu gelap.
- Sturnus melanopterus tricolor : habitat di wilayah tenggara dan timur Pulau Jawa (sekitar Tosari, Pasuruan). Ciri pembeda adalah warna punggung dan penutup sayap abu-abu terang. Diduga merupakan peralihan antara ras tertius dan ras melanopterus.
Salut untul program konservasi PPSC Sukabumi
Berbagai program konservasi dan penangkaran terhadap jalak putih sudah dijalankan sejak beberapa tahun lalu, seperti yang dilakukan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) di Sukabumi. PPSC berhasil menangkarkan dan melepasliarkan jalak putih hasil tangkaran ke alam liar di wilayah hutan sekitar Sukabumi dan kawasan hutan lindung Ujung Kulon, serta Suaka Margasatwa Muara Angke.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam aksinya, PPSC juga rutin memberikan penyuluhan kepada warga desa di wilayah Cikananga, yang merupakan wilayah endemik jalak putih. Masyarakat Cikananga menyebut burung ini sebagai kerak bodas.
PPSC bersama Kepala Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Tuteng Purwa, bahkan membuat peraturan adat yang mesti ditaati warga desa. Dalam peraturan itu disebutkan, warga tidak boleh mengganggu jalak putih hasil pelepasliaran, serta wajib menjaga habitatnya dengan cara menghijaukan kembali lahan kritis.
Warga juga dilarang keras menangkap dan memperjualbelikan jalak putih, serta tidak boleh menebang pohon yang menjadi sarang burung itu, baik di lahan pribadi maupun lahan umum. Untuk mengawal peraturan adat tersebut, pihak desa membentuk satuan tugas khusus.
Petugas satuan khusus berwenang memberikan penyuluhan kepada warga tentang kelestarian jalak putih. Petugas juga wajib menyita barang bukti pelanggaran dan membawa kasus ini ke persidangan desa. Jika masalah tidak selesai, kasus langsung diserahkan ke polisi.
Perawatan dan penangkaran jalak putih
Seperti judul artikel ini, Pemerintah RI mengizinkan kepada warga yang benar-benar serius ingin menangkarkan jalak putih, asalkan mengantungi izin dari BKSDA di masing-masing provinsi. Dengan demikian, toleransi kepemilikan jalak putih hanya diberikan kepada penangkar yang sudah mendapat sertifikat / izin penangkaran BKSDA.
Sedangkan warga lainnya hanya bisa memiliki jalak putih, sepanjang burung tersebut berasal dari hasil breeding dari penangkar yang sudah mengantungi izin BKSDA. Dalam transaksi penjualan, penangkar harus menyertakan sertifikat mengenai burung tersebut kepada pembeli. Pelanggaran terhadap aturan ini bakal dikenai sanksi pidana berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Saat ini sudah muncul sejumlah penangkar non-institusi, alias perorangan, di berbagai daerah. Misalnya Warsono (Dukuh Sendang Lebak, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten), Ibu Susilowati dari Safari Bird Farm Nganjuk, dan sebagainya. Untuk mendapatkan calon indukan, Anda juga bisa mencarinya melalui Mbah Google.
Salah satu alasan mengapa jalak putih dari dulu hingga sekarang banyak dicari tidak lain karena suaranya yang bagus dan keras. Burung jantan memiliki volume suara lebih keras dan nyanyiannya lebih bervariasi daripada burung betina.
Untuk membedakan jenis kelamin jalak putih memang tidak mudah. Tetapi ada beberapa tengara yang bisa membantu Anda dalam melakukan sexing :
- Jalak putih jantan :
Bisa diidentifikasi dari ukuran tubuh yang relatif lebih besar dan lebih panjang daripada betina. Warna bulu di kepala, dada, dan punggungnya mengkilap an putih bersih. Jambulnya lebih panjang. Kedua kakinya juga lebih panjang dan kokoh. Suara sangat kencang dan variatif. Gerakannya lebih lincah dan aktif daripada betina. - Jalak putih betina:
Ukuran tubuhnya lebih pendek dan bulat, denhan warna putih yang kusam. Ukuran paruh, kaki, dan jari-jarinya lebih pendek daripada burung jantan, dengantekstur lebih halus. Kepala juga lebih ramping. Gerakannya tidak selincah seperti burung jantan. Ocehannya kurang variatif, dengan volume lebih kecil.
Menangkar burung jalak putih juga bukan pekerjaan mudah, tetapi bisa disiasati dengan pengaturan pakan yang sesuai, pemberian suplemen khusus penangkaran, serta pengontrolan kebersihan kandang dan aksesorisnya secara rutin.
Proses perjodohan umumnya berlangsung sekitar 3 minggu. Kegagalan penjodohan biasanya terjadi karena salah satu induk, atau kedua induk, belum mencapai umur dewasa kelamin. Dianjurkan memelihara burung betina umur 1 tahun atau lebih, sedangkan burung jantan berusia 2 tahun. Meski burung sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 5 – 7 bulan, sebaiknya pilihlah indukan yang sudah benar-benar matang.
Apabila umur burung betina sejajar atau bahkan lebih tua daripada burung jantan, biasanya yang memegang kendali dalam kandang justru burung betina. Tidak jarang si betina menjadi lebih agresif, sehingga burung jantan ketakutan atau malah tak berselera. Itu sebabnya, banyak penangkar yang mengeluh burung betinanya terlalu galak, sehingga kedua induk tak mau berjodoh.
Untuk memacu produktivitas indukan, kualitas pakan hendaknya benar-benar diperhatikan. Nutrisi / nilai gizi dalam pakan yang serasi dan seimbang sangat berperan penting dalam metabolisme burung. Extra fooding (EF) seperti kroto dan jangkrik harus selalu terpenuhi selama masa berkembang biak.
Setiap pasangan induk jalak putih membutuhkan sekitar 20 ekor jangkrik / hari, yang diberikan pagi dan sore hari. Apabila sejak dini jalak putih terbiasa dengan kroto, maka berikan kroto sebanyak 4 sendok makan, yang disajikan pada siang hari saja. Jangan lupa menambahkan pisang untuk membantu memperlancar proses pencernaan burung.
Lingkungan kandang penangkaran yang aman dan nyaman juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas indukan. Kondisi lingkungan yang terlalu ramai bisa mengganggu indukan, terutama induk betina ketika sedang mengerami telur dan merawat anak-anaknya. Hindari kegaduhan yang bisa membuat induk jantan dan betina stres, sehingga menampilkan perilaku aneh seperti membuang telur, bahkan membuang anakan yang baru menetas.
Untuk meningkatkan persentase jumlah telur yang fertil (fertilitas), untuk meningkatkan jumlah telur yang menetas (hatchability / daya tetas), serta untuk meningkatkan kualitas anakan, dianjurkan menggunakan BirdMature sejak kedua induk masih dalam tahap penjodohan sampai induk betina mulai bertelur.
Berikut ini tayangan video kandang penangkaran jalak putih yang diunggah Om Agus Sriyana di youtube:
Untuk mendengarkan kicauan burung jalak putih, silakan tekan tombol Play di bawah ini, atau klik link Download jika ingin mengunduhnya.
Suara Jalak Putih | Download
Induk betina rata-rata menghasilkan telur sebanyak 2 – 3 butir, yang dierami selama 14 hari. Apabila pasangan induk sudah mulai berproduksi untuk kali pertama, maka untuk proses reproduksi berikutnya menjadi lebih mudah. Kalau anakan dipanen ketika umur 1 minggu, kemudian dipindahkan ke sangkar pembesaran dengan lampu penghangat, maka pasangan induk akan segera kawin lagi, dan induk betina akan kembali bertelur.
Dengan cara seperti ini, setiap siklus reproduksi bisa dipersingkat menjadi 1,5 bulan, atau setiap pasangan rata-rata bisa berproduksi sebanyak 5 kali (karena sebagian waktu lainnya dihabiskan untuk ganti bulu / molting). Tetapi jika Anda mempercayakan semua perawatan anakan kepada induknya, sampai anakan bisa mandiri, siklus reproduksinya jelas menjadi lebih lama, sekitar 2,5 – 3 bulan.
—