Penyebutan jenis burung yang mengandalkan pada nama lokal (daerah) memang tidak bisa dihindari di negeri kita, karena ini sudah berlangsung turun-temurun, sekaligus menunjukkan keragaman. Namun, harus diakui, hal ini terkadang memunculkan kerancuan. Contoh yang paling nyata adalah kapas tembak, yang sampai sekarang menjadi bahan perdebatan para kicaumania. Padahal jika kita mengacu pada nama resmi Indonesia, atau nama spesies, tentu tidak akan terjadi kerancuan seperti itu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Namun, tidak etis kalau kita menyalahkan sobat kicaumania yang terlanjur menyebut kapas tembak, bukan merbah belukar yang merupakan bahasa resmi yang dikeluarkan para ornitholog Indonesia. Sebagai entitas merdeka, tidak ada salahnya menyebutnya sebagai kapas tembak, termasuk ketika dijadikan nama kelas dalam lomba burung berkicau: kelas kapas tembak.
Tugas Om Kicau, juga website perburungan lainnya, adalah mengawal agar apa yang disebut burung kapas tembak itu sesuai dengan nama spesies. Ini perlu dilakukan, karena banyak yang salah kaprah soal kapas tembak, apalagi mencampuradukkan dengan cucak jenggot dan jenggot tembak.
Sampai saat ini, masih banyak blog/website yang menyebutkan kapas tembak memiliki nama spesies Alophoixus bres. Ini jelas salah, karena Alophoixus bres merupakan nama spesies dari cucak jenggot. Ada pula yang menyebutnya Alophoixus bres gutturalis (ini salah satu ras cucak jenggot), bahkan ada yang menuliskan Alophoixus ochraceus.
Saya menduga, kerancuan inilah yang membuat beberapa event organizer (EO), terutama di Jawa, sering menggabungkan kedua jenis burung ini dalam satu kelas: kelas cucak jenggot / kapas tembak. Padahal rupa dan karakter suaranya berbeda. Hal inilah yang pernah diributkan dalam Valentine PBI 2012, dan pernah dikupas omkicau.com dalam artikel di sini.
Hal berbeda dilakukan sejumlah EO di Sumatera, yang “berani” membuka kelas khusus untuk kapas tembak, bahkan terbukti menjadi salah satu kelas favorit di Lampung, Bengkulu, Padang, Pekanbaru, dan sekitarnya.
Nama spesies kapas tembak yang benar adalah Pycnonotus plumosus. Dalam literatur perburungan internasional disebut olive-winged bulbul, atau keluarga cucak yang bersayap zaitun. Melihat kata pertama dari nama spesies itu, yang berarti menunjukkan nama genus (Pycnonotus), bisa dipahami jika kapas tembak masih satu genus dengan cucakrowo, kutilang, trucukan, dan cucak hitam.
Kalau beberapa sobat kicaumania sering berdebat tentang burung yang sama, tetapi dengan nama yang berbeda, itu juga konsekuensi dari keragaman negeri ini. Sekali lagi, Om Kicau sekadar berdiri di tengah, meluruskan yang bengkok (bukannya membengkokkan yang lurus, he..he..).
Perdebatan juga sering terjadi untuk burung yang sama, tetapi dengan sedikit atau beberapa perbedaan. Hal ini sebenarnya karena kapas tembak itu sendiri memiliki lima subspesies (ras). Tiga dari lima spesies itu ada di Indonesia, yaitu :
- Pycnonotus plumosus plumosus (Blyth, 1845): habitat di wilayah selatan Myanmar dan Thailand, Semenanjung Malaysia (termasuk Pulau Tinggi), Singapura, wilayah timur Sumatera (termasuk Bangka dan pulau-pulau sekitarnya), Jawa (termasuk Pulau Bawean), Bali, serta wilayah barat dan selatan Kalimantan (termasuk Kepulauan Anamba).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
- Pycnonotus plumosus porphyreus (Oberholser, 1912): habitat di Sumatera Barat dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, termasuk Pagai dan Mentawai.
- Pycnonotus plumosus hutzi (Stresemann, 1938): habitat di wilayah utara dan timur Kalimantan.
Jadi di Sumatera sebenarnya ada dua ras kapas tembak, yaitu ras plumosus dan porphyreus. Yang disebut terakhir ini dinilai yang terbaik, berasal dari Sumatera Barat dan pulau-pulau kecil di sekitarnya (misalnya Pagai dan Mentawai) dan sering dikirim ke Pekanbaru, Lampung, serta beberapa daerah lain di Sumatera.
Di Kalimantan juga ada 2 ras kapas tembak, yaitu ras plumosus dan hutzi. Ras hutzi bisa dijumpai di wilayah utara Kalimantan (Sabah, Serawak, dan Brunei), serta sebagian lagi bisa dijumpai di wilayah timur Kalimantan. Di Banjarmasin, ras plumosos sering disebut keruang gadang atau cucak gadang, sedangkan sebagian warga Pontianak menyebutnya merbah rimba.
Kapas tembak ras plumosus juga bisa dijumpai di Jawa. Gambar di bawah adalah ras plumosus yang dipotret di Pangandaran, Jawa Barat :
Adapun dua ras lain dari kapas tembak tidak dijumpai di Indonesia, yaitu
- Pycnonotus plumosus cinereifrons (Tweeddale, 1878): burung endemik di wilayah barat Filipina (Busuanga, Culion, Palawan).
- Pycnonotus plumosus insularis (Chasen & Kloss, 1929): habitat di Kalimantan Utara dan wilayah baratdaya Filipina (Kesultanan Sulu).
Selama ini, beberapa kicaumania kerap keliru membedakan antara kapas tembak dan cucak jenggot sumatera. Dibandingkan dengan cucak jenggot (CJ), postur kapas tembak lebih kecil. Jenggotnya tak terlalu lebat seperti CJ.
Kalau burung ini disebut kapas tembak tentu ada alasannya. Istilah kapas digunakan karena tekstur bulu-bulunya yang memang halus seperti kapas. Adapun istilah tembak digunakan karena suaranya memiliki tembakan-tembakan yang cepat dan rapat. Ini untuk membedakannya dari tipe suara cucak jenggot yang berupa besetan, dan jenggot tembak yang ngebren.
Secara keseluruhan, kualitas suara kapas tembak masih lebih bagus daripada cucak jenggot maupun jenggot tembak. Bahkan, jika sudah jadi, kapas tembak mampu menirukan suara burung lain, lantas melagukannya dengan baik dan bervariasi.
Kalau sedang ngoceh, marah, waspada, atau panik, jambulnya juga muncul meski tidak semenonjol cucak jenggot. Yang tidak punya jambul dan jenggot hanya jenggot tembak.
Warna bulu kapas tembak umumnya abu-abu, dengan bagian dada abu-abu keputihan. Tetapi, sesuai dengan namanya olive-winged bulbul, tetap ada unsur zaitun pada bulunya, terutama bulu sayap. Kalau ada sobat kicaumania yang memiliki kapas tembak yang semuanya berwarna abu-abu, ada kemungkinan burung kekurangan pigmen warna hijau sehingga yang muncul hanya kelabu.
Kalau sudah gacor, bulu ekor sering dimekarkan ke samping kiri dan kanan, sehingga menyerupai bentuk kipas. Istilahnya buka ekor seperti kacer, hanya saja cenderung mengembang dan melengkung ke dalam (seperti ekor burung waktu mau kawin).
Berikut ini video milik Om Edi Hindiarto, sekadar untuk menunjukkan bagaimana kapas tembak buka ekor.
Adapun cucak jenggot dan jenggot tembak berwarna kuning kehijauan. Bedanya, jenggot tembak tidak berjenggot dan tidak berjambul.
Mengenai perbedaan performa suara antara kapas tembak yang berbeda dari cucak jenggot dan jenggot tembak, saya rasa karena spesiesnya memang berbeda. Seperti dijelaskan, kapas tembak masih dalam genus yang sama dengan cucakrowo yang dikenal lebih dulu sebagai burung bersuara bagus.
Nah, silakan simak aksi kapas tembak milik Om Jiyad :
Demikian sekilas info mengenai kapas tembak, dan nama spesies yang benar.
—