Wabah flu burung di China yang merupakan jenis virus baru, H7N9, telah memukul sendi-sendi perekonomian Negeri Tirai Bambu. Sebagian pemerintah kota, terutama di wilayah timur China, melarang penjualan semua jenis unggas dalam keadaan hidup. Pemerintah Indonesia pun sudah bersikap menyetop sementara impor unggas / produk unggas dari China, terutama burung dan bulu itik untuk industri shuttlecock. Alhasil, burung impor asal China yang biasanya bisa dijumpai di pasar burung di kota besar, terutama PB Pramuka Jakarta, kemungkinan juga akan menghilang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Virus H7N9 dianggap lebih mematikan daripada virus flu burung H5N1. Saat ini sudah teridentifikasi sedikitnya 18 warga China yang tertular, enam di antaranya meninggal dunia. Penderita diduga kuat terpapar virus flu burung karena kontak langsung dengan unggas.
Menurut Kantor Berita Xinhua, penyebaran flu burung jenis H7N9 di China akibat penularan dari burung merpati. Oleh sebab itu, Pemerintah China kini untuk sementara melarang lomba merpati di seluruh negeri. Sekitar 20.000 ekor unggas telah dimusnahkan, terutama ayam, itik, angsa, dan merpati, serta berbagai ruang publik termasuk sekolah-sekolah sudah disemprot dengan desinfektan.
Pemerintah Indonesia segera bereaksi dengan mengeluarkan larangan impor unggas dan produk unggas dari China. Hal ini ditegaskan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Irwantoro, akhir pekan lalu.
Jadi, apabila saat ini masih ada beberapa pedagang yang menjual burung impor dari China, kemungkinan besar merupakan stok lama yang belum laku, atau bahkan hasil breeding para penangkar Indonesia. Namun semua itu bukan masalah besar bagi sobat kicaumania. Selain mesti memahami situasi dan kondisi terkini di China terkait dengan wabah flu burung, kita justru dapat lebih menghargai burung-burung lokal atau khas Indonesia.
Selama ini, burung impor asal China dikenal memiliki volume suara yang keras, dan beberapa jenis di antaranya dikenal sebagai burung fighter, terutama hwamei / wambie. Berikut ini beberapa jenis burung impor dari China yang hingga pertengahan Maret 2013 masih bisa dijumpai di PB Pramuka Jakarta dan beberapa pasar burung di kota besar lainnya :
- Poksay hongkong atau pipi putih / black-throated laughingthrush (Garrulax chinensis)
- Jalak hongkong / black-collared starling (Sturnus nigricollis)
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
- Pancawarna / silver eared mesia (Leiothrix argentauris)
- Pailing / mongolian lark (Melanocorypha mongolica)
- Cucak cungkok / orange-bellied leafbird (Chloropsis hardwickii)
- Hwamei atau wambie / melodious laughingthrush (Garrulax canorus)
Sebenarnya masih ada beberapa jenis burung asal China yang popular di Indonesia, misalnya sanma, pekin robin, dan samho / sambo. Burung robin dan sanma masih sesekali bisa dijumpai di PB Pramuka, tetapi samho sudah lama tidak terlihat batang hidung, eh.. batang paruhnya di pasar burung Indonesia.
- Sanma / oriental skylark (Alauda gulgula)
- Robin / pekin robin (Leiothrix lutea)
Samho / sambo pernah popular pada dekade 1990-an. Tetapi sekarang jarang sekali tersedia di pasar burung, bahkan ketika China belum mengalami wabah flu burung jenis H7N9. Hebatnya, masih ada beberapa sobat kicaumania yang memeliharanya, dan mungkin menangkarnya. Berikut ini gambar burung samho yang bersumber dari kicaumania.or.id :
Persoalannya, bagaimana kita menyikapi burung impor asal China yang saat ini masih ada di pasar burung? Jawaban saya, jika memang berminat membeli, mengapa tidak? Apabila Pemerintah Indonesia benar-benar menyetop impor burung dari China, tentu yang ada di pasaran adalah stok burung lama atau hasil penangkaran breeder Indonesia.
Kalau pun larangan impor baru sebatas wacana, dan belum dilaksanakan dalam tindakan nyata, toh bagian karantina di bandara akan melakukan pengawasan ketat, terlebih terhadap burung impor asal China. Lebih dari itu, bukankah Pemerintah China pun sudah mengumumkan larangan perdagangan unggas hidup selama negeri tersebut masih dilanda wabah flu burung?
dan yang lebih penting, semoga virus H7N9 dari China tidak masuk Indonesia.
—