Kurang sehari dari pelaksanaan lomba, semua persiapan even HUT Ke-1 GPBC telah terselesaikan. Pihak panitia sudah merampungkan setting lapangan, mulai dari pemasangan gantangan, paddock (pedok), hingga pengaturan areal parkir, pameran, pedok peserta, pedagang, dan sebagainya. Trofi Salak, dengan desain unik, pun sudah dibawa ke lokasi lomba burung dan pameran produk unggulan. Trofi inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta, bahkan “melebihi” nilai nominal hadiah lomba yang akan digelar di lapangan Trimulyo, Jalan Raya Turi Km 3 Sleman, Minggu (5/5) besok.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Trofi Salak menunjukkan kekhasan Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. Bahkan salak pondoh sejak lama menjadi ikon daerah dan produk unggulan Kabupaten Sleman. Jika Anda berlomba di daerah lain, sulit rasanya untuk memperoleh trofi berlambang salak pondoh.
Hermawan dan kawan-kawan panitia memang mengemas lomba burung berkicau tingkat nasional ini menyatu dengan pameran produk unggulan dari Desa Trimulyo. Jadi, bagi yang tidak berlomba, silakan datang ke lapangan Desa Trimulyo, Jalan Raya Turi Km 3, Sleman, untuk melihat lomba burung sekaligus pameran produk unggulan desa wisata tersebut.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Saat berita ini diturunkan, beberapa peserta sudah datang ke lokasi lomba untuk mengecek lapangan. Ada juga yang mencari lokasi pedok yang pas untuk esok hari. Petang nanti, mulai pukul 18.00, peserta bisa menukarkan tiket, sekaligus mendapat suguhan berupa aneka seni-budaya tradisional masyarakat Desa Trimulyo.
Sore ini pula, sejumlah peserta dari luar kota juga berdatangan ke Desa Trimulyo. Sebagian peserta akan meningap di wisma-wisma milik penduduk (semacam homestay) yang bakal memateri kenangan indah hidup dalam suasana pedesaan.
Pelomba arus bawah coba even nasional
Penyelenggaraan lomba burung tingkat nasional HUT Ke-1 GPBC Sleman juga membawa berkah khusus bagi beberapa pelomba arus bawah, khususnya yang berdomisili di Jogja dan sekitarnya. Sebab mereka bisa menjajal even besar di tempat yang tak jauh dari rumahnya. Mereka ingin menjajal jago-jago papan atas dari berbagai wilayah di Indonesia. Apalagi beberapa pelomba dari luar Jawa juga punya misi untuk memantau burung-burung prospek.
Hal inilah yang menyulut motivasi tersendiri bagi beberapa pelomba arus bawah, seperti Mendem dari Klaten. Ia memiliki murai batu debutan baru, namanya Kristal Naga. Tanpa tedeng aling-aling, Mendem menceritakan semuanya kepada omkicau.com.
“Saya mendapatkan burung ini sekitar sebulan lalu. Begitu dipoles, langsung saya turunkan dari latber ke latber dan selalu menjadi juara, minimal juara ketiga, tetapi sering juara pertama. Kristal Naga hanyalah burung rumahan, belinya pun dari kicaumania rumahan. Tetapi melihat prestasinya selama ini, saya kok penasaran untuk mengadunya dengan gaco-gaco papan atas,” ujarnya.
Even pertama yang diikutinya adalah Latber POK Klaten, dan langsung menjadi juara 1. Padahal lawan-lawan yang dihadapi sudah sering latihan di tempat itu, dengan kualitas yang bagus pula. Dari Klaten, ia nekat menjajal Kristal Naga ke Jogja, mengikuti Latber Sembego yang lawannya lebih berat.
“Lumayan, dapat juara kedua. Beberapa hari kemudian, saya turunkan lagi dalam Latber TKKM di Taman Kuliner Jogja. Penampilannya cukup stabil dan kembali menjadi juara kedua,” tutur Mendem.
Prestasi Kristal Naga sempat merosot ketika turun di Latberan Sengkan, Minggu (14/4) lalu. Tetapi masih bisa mencuri juara 3. Setelah diistirahatkan sebentar, Mendem kemudian menjajal lagi Latberan Jumat Sore di Plembon, Jumat (26/4) lalu. Benar saja, setelah kondisi fisiknya pulih, Kristal Naga menunjukkan seluruh kemampuan terbaiknya. Dalam even ini, Kristal Naga pun mencetak double winner alias dua kali juara 1.
Kinerja dan kualitas Kristal Naga terpantau sejumlah kicaumania yang datang dalam even itu. Ada juga yang mendengarnya berdasarkan tutur-tinular. Tawaran untuk take-over pun berdatangan, tertinggi Rp 25 juta.
”Sempat tergoda juga sih. Tetapi saya ingin mencoba dulu di lomba besar, HUT GPBC hari Minggu. Saya yakin dengan kemampuan Kristal Naga, dan siap bertarung dengan gaco-gaco papan atas. Masalah hasil, itu soal nanti. Yang penting, burung ini bisa menambah jam terbangnya,” ujarnya, didampingi istri dan anaknya.
Bagaimana kalau ada pelomba, baik dari Jawa maupun luar Jawa, yang kepincut dan berniat melakukan take-over? “Kalau harganya cocok, bisa saja saya lepaskan,” tandas Mendem.
Ya, semoga HUT GPBC membawa berkah, bukan hanya kepada Mendem, tetapi juga kepada pelomba arus bawah yang punya gaco-gaco prospektif. Sebab, sebagian besar burung papan atas dulu juga harus ngeluruk dari latber ke latber, kemudian dituntaskan dalam even lomba. (Waca Jogja)
—