Sebagian besar breeder maupun sobat kicaumania nyaris tidak pernah melirik burung gereja (burger) sebagai salah satu komoditas burung penangkaran. Harga yang rendah, juga mudahnya mencari burger tangkapan alam, membuat burung ini seperti “dicoret” dari daftar burung yang layak ditangkarkan. Namun jika kita mau berfikir soal masa depan, juga lebih membaca peluang usaha, sebenarnya penangkaran burger memiliki prospek cerah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Salah satu alasan mengapa penangkaran burger memiliki prospek cerah adalah sebagian besar pemilik burung berkicau menggunakan burung gereja sebagai burung master. Selain itu, sebagaimana dijelaskan dalam artikel Merawat burung gereja untuk masteran, burger yang dipelihara sejak lolohan akan menjadi lebih jinak dan lebih rajin bunyi saat dewasa.
Saat ini harga burung gereja yang rajin bunyi bisa mencapai Rp 100.000. Jika rajin bunyi, sekaligus jinak, tentu harga bisa lebih mahal lagi. Jika setiap pemilik burung kicauan menggunakan lebih dari 1 ekor burger (sehingga memberi efek seperti suara burung gereja tarung atau burung gereja kawin), tentu makin banyak burung hasil penangkaran yang bisa dijual.
Lebih dari itu, bahkan di atas segalanya, penangkaran burung gereja sejak sekarang merupakan upaya antisipasi agar populasi burung gereja di alam liar tetap terjaga. Sebab yang namanya spesies burung, jika terus-menerus diambil dari alam. dan tak pernah diimbangi dengan penangkaran, suatu saat pasti akan punah.
Bagaimana memulai penangkaran burung gereja?
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk memulai penangkaran burger. Pertama, sebagaimana penangkaran jenis burung lainnya, Anda mesti menyiapkan kandang penangkaran, dilengkapi dengan kotak sarang, lantas membeli calon indukan, melakukan penjodohan, sampai akhirnya kedua induk kawin dan berproduksi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Cara kedua, sebagaimana sering dilakukan masyarakat di Eropa, cukup menyediakan kotak sarang di halaman atau pekarangan rumah. Setiap pagi dan sore hari, warga khususnya di Inggris sering meletakkan feeder berisi pakan burung di dekat kotak sarang. Burung gereja yang di Eropa bisa berupa tree sparrow dan house sparrow sering datang ke pekarangan rumah, bahkan masuk ke kotak sarang ketika hendak berkembang biak.
Lalu, bagaimana penerapannya di Indonesia? Bagaimana memancing burung gereja liar agar mau menghampiri dan bermain di sekitar halaman rumah kita?
Jika Anda memiliki kenari, maka sebarkanlah pakan kenari di sekitar halaman rumah, begitu melihat ada 1 – 2 ekor burung gereja mampir ke halaman. Setelah melihat pakan tersebut, biasanya beberapa waktu kemudian mereka akan datang bersama dengan kelompoknya yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ekor.
Burung gereja merupakan spesies burung yang paling mudah dijumpai baik di perkotaan maupun pedesaan. Meski di lingkungan permukiman, jika Anda cermati, burung ini selalu ada dan biasanya hinggap di kabel dan tiang listrik, kabel dan tiang telepon, atau bisa juga menelusup ke lubang-lubang rumah bertingkat.
Jika sudah ada kelompok burger yang datang ke halaman rumah, karena pancingan pakan kenari, Anda dapat mulai menempatkan kotak sarang di sekitar halaman. Misalnya, ditempel pada dinding luar rumah, atau pada bagian lain di halaman tersebut. Lakukan terus pemancingan pakan kenari, karena burger dengan instingnya sudah tahu kalau di tempat ini tersedia pakan.
Ketika hendak berkembang biak, mereka dengan sendirinya akan masuk ke dalam kotak sarang yang sudah disediakan. Berikut ini beberapa model kotak sarang yang bisa digunakan untuk burger :
Anda juga bisa membuat kotak sarang model berderet, yang lebih menghemat tempat, dan bisa digunakan untuk beberapa pasangan induk burung gereja.
Adapun cara pembuatan sarang bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
Tempat atau wadah pakan (feeder) bisa diletakkan di samping atau di dekat kotak sarang, untuk merangsang burung agar mau menggunakan kotak sarang tersebut.
Bahan sarang boleh saja tidak perlu disediakan, karena induk jantan dan induk betina akan mencarinya dari alam dan membawanya ke kotak sarang. Tetapi kalau pun disediakan juga tidak masalah, dan Anda dapat membeli bahan sarang di toko burung atau toko perlengkapan burung.
Biarkan induk betina mengerami telur-telurnya sampai menetas. Nah, setelah umur 7 hari, Anda bisa memanen anakan untuk diloloh sendiri. Adapun mengenai perawatan termasuk cara pembuatan adonan makanan untuk meloloh anakan burung gereja, bisa dilihat kembali penjelasannya di sini.
Anda bisa menjual anakan burger ketika masih dalam kondisi lolohan, bisa juga ketika anakan sudah bisa makan sendiri, bahkan bisa juga merawatnya hingga jinak dan gacor, kemudian dijual kepada para pemilik murai batu, kacer, pentet, pleci, cucak hijau, dan aneka burung kicauan lainnya, dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Metode seperti ini sudah sering dilakukan beberapa kicaumania sejak beberapa tahun lalu, dan hasilnya sangat positif. Banyak kicaumania mengaku berhasil dalam merawat anakan burung gereja hingga dewasa dan gacor, yang kemudian dijual dengan harga lumayan.
Mumpung belum banyak orang yang melirik penangkaran burung gereja, mengapa Anda tidak mencuri start sejak sekarang?