Ketika keran impor burung asal China sudah tertutup akibat wabah flu burung jenis H7N9, dan kita tidak tahu kapan Pemerintah RI akan membukanya kembali, maka pasokan burung impor seperti jalak hongkong, poksay hongkong, poksay pipi putih, hwamei, pekin robin, dan sebagainya dipastikan akan macet. Kalau selama ini Anda masih menjumpai beberapa jenis burung impor di pasar burung, boleh jadi itu merupakan hasil penangkaran breeder lokal, atau karena ada kicaumania yang menjualnya ke pedagang. Dalam kondisi pasokan yang tersendat, menangkar burung impor sebenarnya bisa menjadi peluang usaha tersendiri.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Salah satu jenis burung impor asal China yang saat ini paling banyak dicari, terutama untuk tujuan penangkaran, adalah jalak hongkong atau black-collared starling (Sturnus nigricollis). Burung ini memang terkenal sangat receh dan memiliki kemampuan untuk dilatih bicara seperti beo (dengan catatan dipelihara sejak anakan).
Suaranya melengking dan sangat berisik, sehingga cocok untuk hiburan di rumah. Apalagi gaya berkicaunya yang aduhai, karena dilakukan sambil mengembangkan bulu-bulunya. Bukan hanya itu! Keberisikan jalak hongkong juga dapat dimanfaatkan untuk memancing burung lain agar ikut-ikutan berbunyi.
Persoalannya, saat ini sulit sekali mencari jalak hongkong berusia muda. Yang beredar di pasaran umumnya sudah tua, atau sangat tua. Sebagaimana dijelaskan di awal tulisan, pedagang kini tak bisa lagi mendapatkan stok baru dari China. Mereka hanya mengandalkan pasokan dari segelintir breeder lokal, atau kicaumania yang melegonya. Dan, burung yang dilego pun umumnya sudah tua!
Merawat burung tua agar tetap rajin bunyi masih bisa kita lakukan, sebagaimana tips yang pernah diberikan Om Kicau di sini. Tetapi jika burung tua harus ditangkar, karena sulitnya mencari burung muda atau dewasa (umur produktif), apa masih bisa? Hal inilah yang sering ditanyakan sobat kicaumania yang memiliki jalak hongkong, poksay hongkong, hwamei, robin, dan burung impor asal China lainnya.
Karena keterbatasan ruang untuk menjelaskan penangkaran semua jenis burung impor berusia lanjut, khususnya asal China, Om Kicau sengaja melakukan pembatasan pembahasan pada jalak hongkong. Tetapi beberapa prinsip penangkaran burung tua bisa diterapkan pada jenis burung lainnya.
Problem utama burung tua terletak pada betina. Sebagaimana manusia, lelaki tua masih bisa memiliki anak. Tetapi perempuan tua, yang sudah menopause, jelas tak bisa lagi punya anak. Burung pun mengikuti pola seperti itu, meski tak sama persis. Burung tua masih dapat memproduksi sel sperma (spermatozoa), sehingga masih bisa membuahi sel telur (ovum) burung betina. Tetapi pergerakan spermatozoa pada burung tua tak secepat burung muda.
Adapun pada burung muda ada fase di mana produksi telur akan menurun. Sebagian besar unggas, termasuk ayam, memiliki kemampuan memproduksi telur yang mengikuti kurva hiperbola. Pada saat burung mencapai umur dewasa kelamin, produktivitas masih rendah, lalu berangsur-angsur meningkat seiring pertambahan umur, dan mencapai puncaknya pada umur tertentu. Setelah mencapai titik puncak, produktivitas induk betina akan menurun secara bertahap, sampai akhirnya berhenti bertelur karena tak mampu lagi menghasilkan sel telur (ovum).
Karena itu, jalak hongkong jantan yang sudah sangat tua tidak terlalu bermasalah, sepanjang kita melakukan treatment khusus yang akan dijelaskan di bagian akhir artikel ini. Tetapi menjadi masalah jika burung betina terlalu tua. Dengan pemahaman ini, mau tidak mau Anda mesti mencari jalak hongkong betina yang umurnya belum sangat tua (tua boleh, tetapi jangan sangat tua).
Bagaimana mencermati jalak hongkong betina yang belum sangat tua? Silakan dicek warna hitam pada bulu tubuhnya. Jika warna hitam sudah memudar, burung bisa dikatakan sudah sangat tua. Tanda lain dari burung betina sangat tua adalah sisik-sisik pada kedua kakinya yang terlihat menebal, seperti mengenakan sepatu boot (he.. he.. he…).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Nah, bagi Anda yang memiliki jalak hongkong dan sudah memeliharanya cukup lama, serta ingin menangkarnya, tengara yang dapat digunakan adalah maksimal berumur 10 tahun. Misalnya Anda memeliharanya sejak tahun 2005, 2006, dan seterusnya, burung masih bisa dijadikan indukan yang produktif dengan treatment tertentu.
Jika Anda membeli burung tahun 2005, dengan asumsi umur jalak hongkong saat itu sekitar 2 tahun, maka sekarang burung sudah berusia 10 tahun. Perlu diketahui, umur burung dari keluarga jalak-jalakan (termasuk jalak suren, jalak kebo, dan sebagainya) rata-rata mencapai 20 tahun.
Mengatasi problem penangkaran burung berusia lanjut
Merawat burung berusia lanjut seperti jalak hongkong tentu membutuhkan perhatian ekstra, terutama untuk tujuan penangkarkan. Perawatan tersebut mau tak mau harus disokong dengan pemberian suplemen khusus yang diberikan selama dalam kandang penangkaran. Burung jalak hongkong jantan yang sudah tua memiliki birahi yang cenderung tidak stabil, sehingga terkadang kurang responsif meski disatukan dengan jalak hongkong betina dalam kandang penangkaran.
Berikut ini beberapa treatment yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi permasalahab penangkaran burung-burung impor yang rata-rata berusia tua :
- Burung jantan yang berusia lanjut diterapi dengan TestoBird, untuk mendongkrak birahinya ke posisi optimal. Produk ini hanya digunakan untuk burung jantan. Pemberian bisa dilakukan sebelum penjodohan, yaitu sebelum masa perkenalan dan saat perkenalan dengan burung betina. Artinya burung jantan masih berada dalam sangkar yang terpisah dari sangkar burung betina, tetapi kedua sangkar saling menempel.
- Burung betina yang sudah tua (maksimal 10 tahun), diterapi dengan EstroBird. Suplemen ini hanya untuk burung betina, yang juga diberikan sebelum dan selama masa perkenalan.
- Jika kedua burung sudah memperlihatkan tanda berjodoh, yaitu selalu berdekatan saat istirahat / tidur, pemberian TestoBird dan EstroBird bisa dihentikan.
- Meski mulai berjofoh, biarkan kedua burung tetap dalam sangkar masing-masing sampai 3 hari, sambil diberi BirdMature. Jika dua produk terdahulu untuk meningkatkan birahi dan mempercepat proses penjodohan, BirdMature bertujuan untuk meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur. Apalagi salah satu atau kedua indukan sudah berusia lanjut. Fungsi lain BirdMature adalah membuat anakan lebih berkualitas, lebih sehat, dan lebih tahan terhadap penyakit.
- Pemberian pakan kering seperti voer, dan extra fooding (EF) berupa serangga dan buah-buahan tetap harus diberikan dalam jumlah cukup.
Dengan treatment di atas, peluang keberhasilan dalam penangkaran burung impor berusia tua menjadi makin besar. Jika Anda sudah bisa memperoleh anakan dari burung tua, setidaknya 1-2 kali masa produksi, maka Anda kelak bisa menjadikan anakan-anakan ini sebagai calon indukan baru, dan tak perlu direpotkan dengan perawatan burung tua.
Note: Treatment ini juga bisa diterapkan untuk burung lokal yang berusia lanjut, seperti murai batu, kacer, lovebird, anis kembang, anis merah, dan sebagainya. Treatmen ini sangat bagus untuk burung jawara yang sudah tua, dan “wajib” memiliki keturunan agar kelak bisa menjadi jawara seperti induknya.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
—