Jenis burung dari keluarga Turdidae di Indonesia cukup banyak. Ada yang merupakan burung lokal di berbagai daerah, seperti anis kembang, anis merah, anis macan dan anis cendana. Ada juga burung mancanegara yang bermigrasi ke Indonesia pada musim dingin seperti anis siberia dan anis kuning (Turdus obscurus). Sebagaimana anis siberia, sebagian anis kuning yang migrasi ke Indonesia pada akhirnya tak kembali ke negeri asalnya, dan memilih tinggal di negeri kita.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nama anis kuning atau eye-browed thrush (Turdus obscurus) mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar kicaumania di Indonesia. Sebagian kicaumania menyebutnya anis kening, karena ada coretan putih pada kening atau di bagian atas matanya sehingga membentuk semacam alis.
Baik anis kuning maupun anis merah sama-sama anggota keluarga Turdidae. Burung-burung dari keluarga Turdidae dikenal mempunyai suara merdu, berirama, dan variatif. Keluarga ini memiliki 25 genus, dua di antaranya adalah Zoothera (termasuk anis merah, anis kembang, anis macan, dan anis cendana) serta genus Turdus (termasuk anis kuning).
Burung anis kuning memiliki tubuh lebih besar daripada anis kembang. Panjang tubuhnya sekitar 23 cm, sedang AK hanya 16 cm. Adapun panjang tubuh anis merah bervariasi antara 20,5 – 23,5 cm, tergantung rasnya.
Warna tubuh bagian atas burung anis kuning adalah cokelat zaitun. Kepala keabu-abuan atau lebih gelap dari warna tubuh bagian atas. Alis mata berwarna putih. Bagian perut putih, sedangkan bagian dada dan sisi tubuh bagian bawah merah karat.
Iris (atau daerah yang melingkari bola mata) berwarna cokelat. Paruh dasar berwarna kuning, tetapi di bagian ujung hitam. Kedua kaki (shank) berwarna kuning.
Habitat dan wilayah persebaran
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Wilayah persebaran anis kuning sangat luas. Mereka berbiak di Asia Utara, mulai dariSiberia timur dan tengah sampai Kamchatka, kemudian dari selatan sampai utara Mongolia dan Amurland.
Tetapi pada musim dingin, mereka bermigrasi menuju Taiwan, wilayaj timurlaut India, Filipina, Sulawesi, Sunda Besar (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi), dan sedikit catatan ke Sunda Kecil (Bali, pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur).
Anis kuning bisa ditemukan di hutan-hutan di Indonesia antara bulan November hingga April. Karakternya yang agak jinak dan penuh rasa ingin tahun membuatnya mudah ditangkap orang, lalu diperjualbelikan di pasar burung-pasar burung di Indonesia.
Burung anis kuning memang mudah didapatkan di pasar burung dengan harga yang jauh lebih murah daripada anis kembang dan anis merah. Tidak sedikit pula kicaumania yang memelihara anis kuning untuk tujuan kelangenan, atau sekadar memenuhi gantungan burung di rumahnya.
Meski tidak mampu bersuara ngerol seperti halnya anis macan atau anis kembang, suara aslinya yang terdiri atas beberapa lagu akan menjadi sangat merdu jika dilantunkan sepanjang hari (rajin bunyi ). Selain itu, burung ini juga memiliki suara ngeriwik yang cukup bervariasi seperti halnya anis kembang.
Suara anis kuning di hutan
Perawatan anis kuning
Jika ingin memelihara, sebaiknya pilihlah burung yang berjenis kelamin jantan. Sexing bisa dilakukan dengan mengamati bagian kepalanya. Burung jantan memiliki kepala berwarna abu-abu yang gelap, sedangkan kepala betina semu kecokelatan, serta dan warna putih di bagian tenggorokannya.
Perawatan anis kuning tidak berbeda dari perawatan anis kembang dan anis macan. Pemberian extra fooding (EF) seperti kroto, cacing tanah, dan ulat bambu setiap hari bisa membuatnya cepat dan rajin bunyi.
Burung anis kuning juga dikenal memiliki karakter yang cepat beradaptasi dan mudah jinak, sehingga dalam perawatannya tidak membutuhkan perhatian khusus, kecuali pemberian pakan utama dan EF.