Masih ingat dengan cucak hijau Aspal, yang memiliki kebiasaan nyentrik sebelum digantang, dan pernah diekspose Om Kicau beberapa waktu lalu? Gaco milik Fredy KM ini sukses mencetak double winner dalam Liga Sumatera Seri 4 di Bandar Lampung, Minggu (23/6) lalu. Dua kelas yang disediakan panitia, yaitu Liga Sumatera A dan B, diikutinya dan semua dimenanginya. Ya, Aspal mampu menembus dominasi jawara cucak hijau Sumatera.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Fredy kali memperkuat Duta IBC. Dikawal sang mekanik, Wasino, Aspal harus menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Bandar Lampung. Berangkat Sabtu (22/6) pukul 10.00, mereka sampai ke kampus Universitas Malahayati, arena lomba), malam hari. Setelah itu baru menuju hotel.
“Besoknya (Minggu pagi) langsung turun. Usai lomba langsung balik lagi ke Jakarta,” jelas Om Fredy.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ada sedikit tips yang lazim dilakukan para pemain saat membawa burung, dan dalam perjalanan sudah malam. Menurut dia, yang penting lampu di dalam mobil harus terus dinyalakan, agar kondisi sangkar tampak terang, sehingga burung tidak gerabakan saat rem mendadak atau saat kendaran melintas di jalanan yang tidak rata.
Seperti diketahui, cucak hijau (dan anis merah) termasuk jenis burung yang mudah stres saat berada dalam perjalanan / pengangkutan. Apalagi jika perjalanannya cukup jauh, dan hari sudah gelap.
Di luar masalah teknis pengangkutan, kata Om Fredy, perawatan keseharian menjadi kunci utama yang mempengaruhi penampilan burung di lapangan.
Berikut ini perawatan harian cucak hijau Aspal:
- Setiap pagi burung dimandikan, dan dijemur selama 1 jam.
- Setiap hari diberi jangkrik, dengan porsi 3 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari.
- Khusus Sabtu (H-1), porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 5-5.
- Pada hari Minggu (Hari-H), burung diberi 5 ekor jangkrik dan 3-5 ekor ulat hongkong (tergantung kondisi).
Namun ada perlakukan khusus yang dilakukannya untuk Aspal menjelang digantang di arena lomba. Jeruji kandang harus “dimainkan” menggunakan jari tangan. “Jari-jari tangan digesekkan ke jeruji, seperti orang memetik gitar,” ungkap Om Fredy.
Kalau sudah diperlakukan seperti itu, burung akan duduk manis dan ngentrok saat ketemu lawan-lawannya di lapangan, sambil mengeluarkan semua variasi lagu dan isiannya seperti kapas tembak, tengkek, dan lovebird. (d’one)
—