Tik.. tik.. tik … bunyi hujan di atas genting / air nya turun tidak terkira … Itulah lagu anak-anak yang menceritakan keceriaan saat hujan turun. Kecerian ini bukan hanya dialami anak-anak saja, sebab sebagian jenis burung juga menyambut hujan dengan suka-cita. Tahukah Anda, ada beberapa jenis burung yang suka hujan-hujanan, terutama ketika hujan rintik-rintik alias gerimis. Selain itu, ada juga beberapa jenis burung yang menyukai suara gemericik hujan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hujan yang turun dengan tidak begitu deras, misalnya rintik-rintik atau gerimis, sangat disukai sebagian burung kicauan. Ini terbukti dari keramaian suara kicauan mereka saat hujan turun. Saat itulah, mereka akan bersolek dan membersihkan bulu-bulunya dari kotoran maupun kutu.
Pada waktu turun hujan rintik, burung di alam liar akan mencari tempat berteduh yang rindang. Misalnya bertengger pada ranting dengan posisi berdekatan dengan batang pohon. Sebagian burung memanfaatkan air hujan untuk bersolek. Tetapi jika hujan makin deras, mereka akan menempelkan tubuhnya ke batang pohon, sambil mengembangkan bulu-bulunya yang memiliki minyak anti-air .
Beberapa jenis burung yang menyukai hujan-hujanan saat gerimis atau rintik-rintik antara lain :
- Semua jenis poksay ( poksay mandarin, poksay jambul, poksay hongkong, dan lain-lain )
- Branjangan, sanma, pailing, dan burung dari keluarga lark (Alaudidae) lainnya.
- Sebagian kacer (sebagian lainnya tidak berani hujan-hujanan).
- Ciung batu dan sejenisnya (dipercaya cepat membuat burung rajin berbunyi )
- Kakatua, bayan dan beberapa jenis nuri.
- Jalak kerbau
- Beo
Sedangkan sebagian jenis burung lainnya lebih menyukai suara gemericik air hujan yang turun. Hal itu ditunjukkan dengan perilaku burung yang sering berkicau saat turun hujan. Hal ini bisa dikadikan media untuk melatih burung bahan / bakalan. Tidak sedikit burung bahan yangmendadak rajin bunyi saat hujan turun.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Beberapa jenis burung yang biasanya makin rajin bunyi saat mendengar suara air hujan antara lain:
- Murai batu
- Anis merah
- Anis kembang
- Cucak hijau
- Cucak jenggot
Untuk jenis burung yang hanya menyukai suara air hujan, sebaiknya jangan dipaksa untuk hujan-hujanan. Tetapi cukup dekatkan sangkarnya dari sumber air hujan yang mudah didengar burung, misalnya pada teras yang tidak terkena tempias air hujan.
Tetapi untuk jenis burung yang memang menyukai hujan-hujanan, Anda bisa memanfaatkannya untuk melatih burung yang belum juga gacor. Di beberapa daerah, hujan yang mestinya sudah tidak turun di bulan Juni – Juli, nyatanya masih saja terjadi, sebagai dampak dari perubahan iklim global.
Terapi mandi hujan, baik dengan cara disemprot atau hujan-hujanan, bisa memperbaiki metabolisme tubuh secara keseluruhan. Tetapi ingat, cara ini hanya dianjurkan ketika hujan masih rintik-rintik atau gerimis. Jika hujan lebat, sebaiknya jangan dilakukan. Selain itu, terapi ini hanya boleh dilakukan untuk burung yang kondisinya fit. Jika sakit, nyekukruk, atau murung, sebaiknya jangan melakukan terapi ini.
Berikut beberapa kondisi yang harus menjadi perhatian saat memandikan burung dengan air hujan :
-
Waktu yang dianjurkan adalah pagi hingga siang hari. Jangan menerapkan terapi mandi hujan pada sore, apalagi malam hari, karena bisa menimbulkan penyakit dan air hujan dalam kondisi asam (pH < 7).
- Hujan yang boleh dimanfaatkan untuk memandikan burung adalah hujan rintik-rintik atau gerimis, dengan intensitas yang ringan (tidak deras).
- Burung jangan ditempatkan dalam sangkar yang bisa digunakan sehari-hari. Siapkan sangkar khusus dengan karamba mandi, atau sangkar harian yang tidak digunakan.
- Lama terapi mandi hujan maksimal 10 menit, untuk mencegah burung kedinginan.
- Setelah dihujan-hujankan, burung dianginkan di teras. Saat itu, mereka biasanya akan bersolek sambil berkicau dengan riang (bergantung karakter burung). Pada saat itulah, Anda bisa memberinya extra fooding berupa jangkrik dan ulat hongkong, agar mereka menjadi rajin berkicau.
Ada beberapa ciri khusus dari burung yang senang hujan-hujanan. Mereka terlihat mengangkat atau mengepakkan sayapnya begitu hujan turun. Kalau kita jeli melihatna, maka itulah waktu yang tepat untuk memandikan burung.
Sebagian kicaumania berpendapat, selain kondisinya fit, burung yang bisa menjalani terapi mandi hujan harus sudah jinak. Tetapi tidak sedikit pula sobat kicaumania yang memberikan terapi penjinakan bagi burung yang masih liar dengan memandikannya dalam air hujan hingga basah.
Selain itu, terapi mandi hujan tidak bisa dilakukan setiap hari. Cukup sebagai selingan, misalnya seminggu sekali atau dua minggu sekali. Itu pun tergantung apakah di daerah Anda sudah benar-benar memasuki kemarau( atau sesekali masih turun hujan.
Sebagian kicaumania di luar negeri sering memandikan burungnya melalui “hujan buatan”, yaitu menyemprotkan air dari shower ke tubuh burung. Berbagai jenis burung paruh bengkok, seperti cockatiel, sering menjalani terapi mandi seperti ini.
Bagaimanapun, pandangan mengenai mandi hujan masih menimbulkan pro dan kontra. Silakan disikapi secara bijaksana. Namun mandi pada burung adalah sebuah kebutuhan yang sangat vital dalam perawatan hariannya.
—