Merawat cendet trotolan bisa mengasyikan bagi sebagian kicaumania, tetapi bisa juga menjemukan bagi yang lainnya. Sebab butuh waktu lama untuk menunggu masa mabung pertamanya (7 – 8 bulan) sampai burung benar-benar rajin bunyi dan stabil. Namun, bukankah itu sudah risiko dari sebuah hobi / kegemaran (he.. he.. semangat !!!).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kalau Anda melakukannya karena hobi, maka keikhlasan dalam merawat akan muncul dengan sendirinya. Tetapi kalau terburu-buru ingin melihat hasil akhir, ya lebih baik take-over cendet jawara, dengan risiko harganya tentu selangit.
Berikut ini beberapa hal menyenangkan yang bisa Anda lakukan terhadap burung cendet yang masih berusia trotolan:
Melatih burung sejak masih trotolan
Banyak trik merawat cendet trotolan yang bisa dilakukan secara menyenangkan. Misalnya, memberi makan di luar sangkar, melatih burung agar mau melompat ke tangan kita, melatih agresivitas cendet dengan memberinya pakan hidup di luar sangkar, dan sebagainya.
Melalui pelatihan dan perawatan seperti itu, cendet ketika dewasa nanti akan memiliki mental / keberanian yang bagus. Selain itu, cendet bisa dilatih untuk berkicau di luar sangkar atau melatihnya berkicau di atas tangan kita, tanpa rasa khawatir burung akan lepas atau kabur.
Berikut ini tayangan video yang menunjukkan betapa jinaknya cendet yang sudah dilatih sejak trotolan :
Memaster burung sejak masih trotolan.
Selain itu, meraway cendet sejak trotolan memungkinkan Anda untuk memasternya sejak dini. Sebab, burung yang masih trotolan lebih cepat merekam suara apapun yang sering didengarnya ke dalam memorinya.
Agar hasilnya lebih efektif, pemasteran cendet trotolan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan. Dalam hal ini, cendet trotolan dimasukkan dalam ruangan bersama burung-burung master lainnya memang. Pemasteran di dalam ruangan akan menimbulkan suara yang jelas, karena adanya pantulan gelombang suara, sehingga cendet pun bisa lebih mudah merekam suara-suara burung master.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jarak antara cendet trotolan dan burung master sebaiknya sekitar 1,5 – 2 meter. Jarak ini cukupan, dalam arti tidak terlalu jauh yang membuat suara kurang terdengar jelas, namun juga tidak terlalu dekat yang membuat suara masteran terdengar begitu keras dan malah membuat cendet tidak fokus.
Burung master yang bisa digunakan untuk memaster cendet trotolan antara lain cucak jenggot, love bird, cililin, burung gereja tarung, branjangan, ciblek, kenari, dan jalak suren. Suara lain non-burung juga bisa Anda gunakan, misalnya belalang. Yang perlu diperhatikan, burung master yang digunakan mestinya sudah dalam kondisi gacor.
Merawat burung cendet trotolan
Cendet trotolan membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi, karena untuk mendukung pertumbuhan badannya. Kebutuhan protein bisa dipenuhi melalui extra fooding (EF), misalnya belalang dan jangkrik.
Biasakan memberikan multivitamin, misalnya BirdVit, tiga kali seminggu. Selain untuk menutupi kekurangan vitamin dari pakan dan EF, multivitamin akan membuat kondisi burung relatif lebih fit sehingga mampu menangkal kehadiran bibit penyakit.
Adapun untuk menutup kekurangan beberapa jenis mineral, Anda bisa menggunakan BirdMineral, dengan frekuensi pemberian cukup 1-2 kali dalam seminggu. Mineral sangat bagus untuk pertumbuhan tulang secara sempurna, bulu-bulu yang mengkilap, dan berbagai fungsi lainnya.
Dalam perawatannya, jangan takut burung bakal menjadi manja alias miyik. Sebab cendet trotolan, terutama yang berjenis kelamin jantan, jarang sekali memiliki karakter seperti itu. Kalaupun mereka telanjur memiliki sifat miyik, maka setelah berganti bulu / berusia dewasa, sifat tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Dalam pengamatan Om Kicau, ada beberapa faktor yang bisa membuat cender manja, yaitu :
- Burung yang kekurangan protein.
- Burung muda / trotolan yang dipertemukan dengan burung sejenis.
- Faktor lain seperti emosi atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perawatan.
Karena itu, jika Anda memiliki cendet yang masih berusia muda / trotolan, sebaiknya jangan mempertemukan mereka dengan burung sejenis.
—