Kelas cucak hijau menduduki urutan ketiga terpopular di Jabodetabek, setelah murai batu dan lovebird. Meski bermunculan jawara baru, beberapa gaco lawas masih eksis dan stabil. Salah satunya Dick Doank (DD), burung besutan Bli Totok KM. Berdasarkan catatan Om Kicau, DD pernah menjuarai Sabtu Ceria Patra (26 April 2008), juara 2 di Presiden Cup 2011, dan sampai sekarang masih berprestasi. Terakhir, dalam Jatijajar Fiesta HSBC, Bekasi Barat, 7 Juli 2013, DD juara 1 Kelas Ronggolawe.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tahun berganti tahun. Bli Totok pun, karena tuntutan pekerjaan, kini sudah pindah ke Medan, menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Bisnis Ritel Program dan Kemitraan, BRI Wilayah Medan. “Saya titipkan DD ke Om Yoyo KM, agar burung ini tetap bisa main di Jadobetabek,” kata Bli Totok kepada omkicau.com.
Berbagai permintaan untuk melepas Dick Doank hanya dibalasnya dengan senyum. Ada yang ingin meminangnya seharga Rp 40 juta, bahkan beberapa ijo mania berani transfer Rp 50.000.
Tetapi, memparodikan sebuah iklan lebaran di televisi, Bli Totok mengatakan, “Ini bukan masalah uang. Tetapi ini soal rasa sayang saya terhadap DD. Juga sejarah dan kenangan selama menangani burung yang pernah merajai kelas cucak hijau di Jabodetabek.”
Bli Totok dulu punya beberapa burung jawara. Selain DD, ada pentet Vinovio dan seekor gaco tledekan. Sepeninggal dua gaco tersebut, sekarang tinggal DD yang masih stabil prestasinya. Dia juga masih memiliki beberapa cucak hijau jawara selain DD, misalnya Selebritis dan BritAma.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Beberapa keunggulan Dick Doank
Menurut Bli Totok, DD dulu diperolehnya dari Juharno, kicaumania asal Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, beberapa tahun silam. Prestasinya pun sudah seabrek, termasuk pernah dibawanya berlimba di wilayah Sumatera, seperti Riau.
Padahal, cucak hijau termasuk burung yang labil. Tipe fighter yang muncul pada burung ini tidaklah murni, melainkan semi-fighter, yang sangat ditentukan oleh perawatan harian, khususnya setelan extra fooding (EF).
Lalu, apa yang menjadi kelebihan atau keunggulan DD? Menurut Bli Totol, burung ini memiliki materi isian komplet, yang mampu dibawakannya secara sempurna saat menghadapi lawan-lawannya di arena lomba. Isian pada DD terdiri atas cucak jenggot, kapas tembak, serindit, parkit, dan burung gereja tarung, yang kemudian ditutup dengan tarikan panjang cililin.
Dari sisi volume, Dick Doang sebenarnya biasa saja. Volumenya tidak terlalu kasar, tapi justru kristal dan tembus, dengan membawakan lagu ngerol-nembak.
Selain materi lagunya yang komplet, gaya tarungnya ngentrok dan ngelem. Kalau lawan buka ekor, DD pasti juga akan membalasnya dengan membuka ekornya. Ini menandakan kalau mentalnya sangat bagus, tidak mudah ditekan lawan, bahkan selalu ingin menekan lawan-lawan melalui suara dan gayanya.
Burung ini juga anteng duduk di atas tangkringan, tanpa pernah bergeser, apalagi loncat-loncat saat membawakan lagu-lagu dan tembakannya. “Awalnya saya menggunakan sangkar bulat untuk DD. Tetapi sekarang DD sudah mapan dengan sangkar kotak. Ini untuk menyesuaikan penyelenggara lomba dengan sangkar kotak,” jelasnya.
Menurutnya lagi, kalau lawan buka ekor, DD juga ikut buka ekor. Yang jelas, burung ini tergolong jawara lintas organizer. Ini dibuktikannya dengan mengantongi gelar juara diberagam even organizer, mulai dari BnR,PBI maupun organizer independent lainnya.
Perawatan cucak hijau Dick Doank
Perawatan DD tidak terlalu ribet, alias standar rawatan jenis cucak hijau pada umumnya. Setiap pagi, burung hanya diberi pisang kapok dan EF berupa 5 ekor jangkrik. Sore hari, kembali diberi 5 ekor jangkrik.
“Untuk mandi, DD hanya mandi dua hari sekali. Sehari-hari burung ditaruh dalam kandang umbaran, terutama setelah turun lomba atau pada hari Senin. Sambil diumbar, burung juga dijemur. Lama penjemurannya memang lumayan kuat,” kata Bli Totok.
Sehari menjelang lomba, atau hari Sabtu, burung istirahat total dalam sangkar harian dan full kerodong. Porsi EF ditambah, untuk mendongkrak birahinya.
Pada hari lomba, atau Minggu, burung diberi 10 ekor ulat hongkong menjelang digantang. Apabila birahinya dianggap masih kurang, bisa diberi tambahan beberapa ekor jangkrik.
Rawatan inilah yang terus dijalankan Om Yoyo KM, yang dipercaya Bli Totok selama dia dinas di Medan. Dengan rawatan sederhana itulah, Dick Doang bisa mempertahankan prestasinya selama lima tahun lebih: sesuatu yang sebenarnya tak mudah untuk burung cucak hijau. (d’one)
—