Kali ini Om Kicau ingin berbagi pengalaman Om Andi Dwirasa (ADR), yang harus berjuang dua tahun lamanya untuk menemukan setelan yang tepat untuk kacernya, Dewa Racun. Jika tak didasari hobi, tentu kita malas merawat kacer yang nakal dan tak juga berprestasi. Tetapi kesabaran ADR bisa menjadi contoh bagi kacer mania lainnya, betapa pengenalan sifat dan karakter burung sangat menentukan metode perawatannya, termasuk setelan pakan yang tepat. Selamat mengikuti.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Saat membeli Dewa Racun, dua tahun lalu, ADR menyadari kalau kacer ini masih muda usia sehingga masih terlihat nakal. Berbulan-bulan dia mencoba mencari setelan yang tepat, namun belum ketemu juga. Ketika burung ditempatkan dalam kandang umbaran, kenakalannya justru bertambah sehingga metode ini langsung ditinggalkannya.
“Kalau tidak sabar, mungkin burung ini sejak dulu sudah saya lepas. Maklum, Dewa Racun memang masih terlalu muda,” ujar ADR, seperti dikutip Agrobur.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ini sekaligus membuktikan, bahwa tips terhadap kacer tertentu belum tentu cocok untuk kacer yang lain. Banyak pemain yang menggunakan kandang umbaran, dan hasilnya kacer sering juara. Namun, banyak juga kacer yang sama sekali tidak pernah menggunakan kandang umbaran, dan hasilnya juga sering juara.
ADR kemudian mencoba alternatif lain, yaitu menggunakan sangkar ukuran besar yang digantung. Rupanya, burung mulai terlihat lebih anteng.
Boleh jadi, persoalannya memang bukan sekadar tempat pemeliharaannya saja. Ada faktor lain yang membuat Dewa Racun kini lebih berprestasi, yaitu setelah ADR menemukan setelan extra fooding (EF) yang tepat untuk gaconya.
Setelan EF untuk Dewa Racun
Berikut ini setelan EF yang diterapkan ADR untuk kacer Dewa Racun:
- Setiap hari, burung diberi jangkrik, masing-masing 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari. Porsi ini hanya berlaku sejak Senin hingga Rabu.
- Mulai Kamis hingga Sabtu, porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 50 ekor per hari. Pemberian dilakukan setiap dua jam sekali.
- Selain jangkrik, burung juga diberi kroto dan 5 ekor ulat hongkong, khusus untuk hari Kamis, Jumat, dan Sabtu.
- Minggu pagi, sebelum berangkat ke lapangan, porsi jangkrik dinormalkan (5 ekor), ditambah kroto dan 3 ekor ulat hongkong.
- Jika turun pada sesi kedua, burung kembali diberi 1 ekor jangkrik dan 2 ekor ulat hongkong. Tetapi porsi ini disesuaikan dengan kondisi burung dan / atau suasana di lapangan.
Penanganan khusus saat lomba
Karena Dewa Racun mudah terpancing oleh suara burung lain, apalagi sesama kacer dan murai batu, maka ADR selalu menjauhkan burungnya dari lapangan, agar tidak gembos selama digantang. Ia baru mendekat ke lapangan setelah ada aba-aba sesi kacer bakal dimulai.
Sebelumnya sudah dijelaskan, kalau turun pada sesi kedua dan seterusnya, pemberian jangkrik dan ulat hongkong disesuaikan dengan kondisi burung dan / atau suasana di lapangan. Berikut ini rincian pengaturannya:
- Kalau cuaca di lapangan panas, porsi jangkrik dan ulat hongkong bisa dikurangi.
- Kalau suasana lomba diwarnai embusan angin cukup kencang, atau hujan, porsi jangkrik dan ulat hongkong bisa ditambah.
Berkat kesabaran dan ketelatenannya, ADR kini telah menemukan setelan yang paling tepat untuk kacer Dewa Racun. Burung tersebut kini berkali-kali tampil ngejos di berbagai even. Prestasi terakhir yang diukir Dewa Racun adalah menjuarai even Raja Hutan Cup lll di lapangan Pondok lndah Denpasar, Minggu (28/7) lalu.
—