Burung parkit saat ini memang mulai naik daun di Indonesia, meski sebenarnya sudah lama menjadi burung popular di mancanegara, khususnya Eropa, Amerika, dan Australia. Sebagian kicaumania kita menggunakan parkit sebagai burung master, dan sebagian penggemar lainnya memeliharanya sebagai burung hias, termasuk sebagai teman bermain di rumah. Nah, ada beberapa sobat kicaumania yang minta tips cara memilih parkit yang dijual dalam kandang ombyokan. Artikel kali ini sekaligus merupakan jawabannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Di beberapa pasar burung, biasanya kita melihat parkit dijual dalam jumlah banyak dalam kandang ombyokan. Untuk memilih burung mana yang bakal dibeli, tentu dibutuhkan kejelian dan sedikit pengetahuan agar parkit yang didapatkan lebih mudah dirawat. Selain itu, burung tersebut akan selalu dalam kondisi lincah dan sehat selama dalam perawatan kita.
Berikut beberapa tips memilih burung parkit dalam kandang ombyokan agar bisa mendapatkan burung yang sehat, aktif, dan lincah, serta lebih mudah jinak dan cepat berbunyi.
1. Memilih jantan dan betina
Pada umumnya, parkit yang dijual dalam kandang ombyokan di pasar burung merupakan hasil breeding, dan umurnya rata-rata dibawah 4 bulan. Burung parkit pada umur tersebut memiliki ciri khas pada bagian depan kepalanya masih terdapat garis-garis hitam, dengan mata yang masih bulat kehitaman.
Karena umurnya masih di bawah 4 bulan, maka tidak mudah membedakan parkir jantan dan betina. Selama ini, sexing parkit yang sudah dewasa bisa dilakukan melalui warna cere, yaitu bagian pangkal paruh atas yang merupakan tempat lubang hidung (nares) berada.
Ketika burung sudah dewasa, warna cere pada parkit jantan dan betina terlihat berbeda. Tetapi pada parkit muda, warnanya sepintas terlihat sama, yaitu pink, sehingga perlu ketelitian dalam membedakannya. Karena itu, saat di pasar burung, sebaiknya perhatikan parkit dengan warna hidung seperti pada gambar di bawah ini. Jika perlu, burung ditangkap, kemudian amati warna cere dari jarak dekat agar tidak terjadi kesalahan saat memilihnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Apa yang terlihat dari gambar di atas?
Sekali lagi, silakan diamati secara detail. Gambar sebelah kiri adalah parkit muda berkelamin jantan. Lihat warna cerenya, Meski sama-sama pink, tetapi warna pink pada parkit muda jantan lebih full dan lebih cerah daripada parkit muda betina. Pada parkit muda betina, warna pink di bagian cere sedikit bercampur dengan warna putih.
2. Berduaan belum tentu berpasangan
Ketika Anda melihat parkit dalam kandang ombyokan, barangkali ada beberapa burung yang terlihat selalu berduaan, seperti sudah berpasangan atau berjodoh. Ini belum tentu benar, atau bukan jaminan kalau parkit yang selalu berduaan atau bermesraan dengan burung di sebelahnya sudah berjodoh.
Jadi, jangan sampai terkecoh. Perlu diingat, parkit termasuk burung paruh bengkok, atau masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan lovebird, cockatiel atau palek, nuri, dan kakatua. Sebagian besar burung paruh bengkok punya kecenderungan seperti itu, di mana burung jantan sering terlihat bermesraan dengan sesama burung jantan. Begitu pula sebaliknya, burung betina terlihat sering berduaan dengan sesama burung betina.
Boleh jadi, ini karena mereka merupakan burung koloni dan memiliki hubungan sosial yang begitu tinggi. Apa yang kita lihat sebagai kemesraan sesama jenis, mungkin saja bagi mereka sebenarnya merupakan hal biasa, he.. he.. he..
3. Burung harus sehat dan lincah
Burung parkit yang akan dibeli haruslah sehat. Ini bisa dilihat dari gerakannya yang aktif atau lincah. Tengara burung sehat juga bisa dilihat dari kedua sayapnya yang mengapit rapat pada bagian sisi tubuhnya. Jika sayap terkulai, apalagi hampir menyentuh tanah, bisa dipastikan burung dalam kondisi tidak sehat.
Tengara lain dari burung sehat adalah bulu-bulu di seluruh tubuhnya tersusun rapat. Kalau Anda menjumpai parkit yang sering mengembangkan bulu-bulu tubuhnya, ini merupakan indikasi kesehatannya terganggu. Apalagi jika burung lebih sering terlihat di dasar sangkar, dan jarang naik ke tangkringan.
Anda juga bisa melihat kondisi bulu-bulu halus di sekitar daerah kloaka (vent). Jika mulus dan bersih, berarti burung dalam kondisi sehat. Jika bulu-bulu di sekitar kloaka terlihat banyak kotoran, kemungkinan besar ada gangguan penyakit yang dialami burung.
Burung yang sehat juga terlihat dari tatapan matanya yang tajam, bening, bersinar dan bulat. Hindari memilih burung dengan mata yang selalu berair, maupun tampak sayu atau selalu dipejamkan.
Kotoran (feces) juga bisa mencirikan apakah burung dalam kondisi sehat atau sakit. Kotoran burung yang sehat berupa gumpalan kecil yang padat. Sedangkan burung yang dalam kondisi kurang fit atau tidak sehat biasanya ditandai dengan kotoran yang tampak berair.
Parkit yang sehat tidak berarti harus makan terus. Sedangkan parkit yang dalam kondisi tidak sehat biasanya berada tidak jauh dari tempat makannya, karena mereka malas untuk bergerak.
Burung yang aktif memakan buah-buahan atau sayuran yang disuguhkan juga merupakan salah satu ciri dari burung yang sehat.
4. Jangan pilih burung yang cacat
Selain sehat, Anda juga harus memastikan burung tidak memiliki cacat tubuh, misalnya kakinya pengkor atau pincang, ada keretakan pada paruh atas dan / atau paruh bawah. Burung yang memiliki cacat tubuh jelas akan menghambat proses perawatan selanjutnya.
5. Untuk masteran, pilih parkit betina
Jika ingin memelihara parkit untuk dijadikan burung master, sebaiknya pilihlah yang berjenis kelamin betina. Mengapa?
Selain lebih cerewet, suara asli parkit betina lebih sering ditonjolkan daripada burung jantan yang cenderung menonjolkan kebolehannya dalam melagukan suara isiannya.
6. Pilihlah burung dengan mental bagus
Parkit dengan mental bagus akan memudahkan Anda dalam perawatan selanjutnya, termasuk menjinakkan burung ini, sehingga lebih mudah dilatih untuk melakukan berbagai gerakan atraktif.
Untuk mendeteksi mentalnya, Anda bisa mendekatkan tangan Anda ke kandang ombyokan. Jika ada parkit yang memperhatikan tangan Anda, dengan tatapan waspada, atau burung tampak lebih berani dan lebih galak daripada yang lainnya, berarti dia punya mental yang bagus. Maka, pilihlah dia !
Anda juga bisa mengujinya dengan cara memegangnya secara langsung. Jika saat dipegang burung meronta-ronta, apalagi sambil menggigiti tangan Anda, berarti burung memiliki mental yang bagus, sehat, dan cerdas.
Penanganan setelah membeli parkit
Setelah burung parkit Anda dapatkan, dengan berbagai tips cara memilihnya, lalu apa selanjutnya yang mesti dilakukan ?
Setiba di rumah, burung segera dimasukan ke sangkar harian, lalu digantung dulu di teras rumah untuk tujuan diangin-anginkan. Hal ini sekaligus untuk memberi kesempatan bagi burung agar beradaptasi dengan kondisi lingkungan di sekitar sangkarnya.
Dianjurkan untuk memberikan suplemen anti-stres, terutama akibat proses perpindahan dari kandang lama (ombyokan di pasar burung) ke kandang / sangkar baru di rumah Anda. Dalam hal ini, Anda bisa memberinya BirdFirstAid (BFA) yang dicampur dalam air minum.
Setelah beberapa jam, burung bisa dimandikan dan kembali diangin-anginkan, agar lebih beradaptasi lagi dan lebih mudah dilatih. Air minum tetap dicampur dengan BFA selama 4-7 hari berturut-turut. Ya, BFA menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan daya adaptasi burung baru.
JIka Anda memiliki kandang ternak terpisah, atau membeli burung untuk dirawat di dalam kandang aviary, maka setelah dianginkan burung bisa langsung dipindahkan ke kandang ternak atau kandang aviary. Adapun jika Anda ingin memeliharanya sebagai burung master, atau sekadar klangenan, maka burung tetap dipelihara dalam sangkar tersebut.
Berikan milet putih dengan tambahan sedikit sayuran atau buah-buahan. Sebab burung parkit yang dibeli dari pasar burung biasanya hanya diberi milet putih. Biarkan pakan lama ini tetap diberikan selama beberapa hari, Jika parkit sudah beradaptasi dengan lingkungan baru, atau sekitar 1 minggu kemudian, Anda bisa melatihnya dengan pakan lain seperti sayuran dan buah-buahan.
—