Keberhasilan dalam penangkaran burung kacer bisa diukur dari beberapa parameter. Salah satunya adalah kualitas suara anakan yang dihasilkannya ketika dewasa. Selain dipengaruhi oleh kualitas kedua induknya, alias faktor genetik, hal itu juga ditentukan oleh perawatan sejak burung menetas, termasuk saart menyapih piyikan dari induknya. Berikut ini tips menyapih yang biasa dilakukan Om Fandy, penangkar kacer asal Bangil, Pasuruan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Fandy meyakini, kualitas suara kacer juga ditentukan oleh tahap penyapihan piyikan dari induknya. Selama ini, dia membiarkan induk kacer merawat anak-anaknya sejak menetas hingga umur 10 hari. Dengan demikian, induk akan meloloh sendiri anak-anaknya.
Selama itu pula, Om Fandy harus menyiapkan pakan dan extra fooding (EF) dalam kandang penangkaran dengan jumlah lebih banyak daripada saat induk belum bawa anak. Patokan yang sering digunakannya adalah jumlah EF dua kali lipat daripada masa sebelum bawa anak.
“Jangkirk yang biasanya hanya 10 ekor per hari, harus ditingkatkan menjadi 20 ekor. Kroto yang semula 1 sendok makan per hari, juga ditingkatkan menjadi 2 sendok makan. Sedangkan porsi voer tetap, penting tersedia dalam setiap hari,” kata Om Fandy.
Setiap jenis pakan, yaitu voer, jangkrik, dan kroto, dimasukkan dalam wadah terpisah. Tetapi, semua tempat pakan itu diletakkan saling didekatkan untuk memudahkan induk kacer ketika hendak mengambilnya, sehingga memudahkan pula saat memberikan kepada anak-anaknya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Setelah berumur 10 hari, anakan kacer bisa segera disapih / dipisahkan dari induknya. Angkat anakan bersama sarangnya dari kandang, kemudian dipindah ke sangkar pembesaran yang bagian atasnya dilengkapi dengan lampu bohlam 5 Watt sebagai penghangat.
“Lampu ini dinyalakan terus-menerus supaya anak-anak kacer selalu mendapat kehangatan, sehingga bisa bertahan hidup sampai bisa makan sendiri,” papar Om Fandy.
Selama di dalam sangkar pembesaran, anak-anak kacer diberi pakan rutin dengan cara diloloh oleh pemilik atau perawatnya. Sebab, anakan kacer belum bisa makan sendiri. Adonan pakan yang digunakan untuk meloloh terdiri atas campuran voer, kroto, dan cacing tanah.
Jika sudah berumur 1 bulan, anakan sudah bisa makan sendiri. Pakan dan EF pun diberikan tidak lagi dalam kondisi setengah basah. Pakan bisa diberikan dalam wadah terpisah, masing-masing berisi voer, kroto, dan cacing tanah.
Pada umur 1,5 bulan, anakan juga mulai dipisah dalam kandang masing-masing. Jadi, setiap kandang diisi dengan seekor burung. Saat itulah anakan bisa mulai diperkenalkan EF berupa jangkrik, dan bisa pula mulai dimaster.