Ada tulisan menarik dari Om David de Souza, salah seorang breeder murai batu terkemuka di Asia dan sering menjadi rujukan bagi penggemar murai batu di dunia, yaitu soal kerusakan bulu ekor murai batu. Dia menulis artikel ini untuk menjawab pertanyaan V, penggemar murai batu dari Amerika Serikat. V bertanya, mengapa bulu ekor murai batunya rusak dan tak beraturan, terutama setelah mabungnya rampung? Jawaban Om David inilah yang perlu di-share untuk pembaca omkicau.com.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Setelah melihat dua gambar yang dikirim penanya, Om David kemudian mengatakan, kerusakan bulu ekor itu terjadi akibat proses mabungnya terganggu tungau. Tungau, kata dia, adalah serangga super kecil yang hanya memakan bulu.
Om Kicau sekadar menambahan, memang ada tungau yang hanya memakan bulu-bulu burung. Tapi jangan lupa, ada juga tungau yang masuk ke tubuh burung dan menginfeksi kantung udara (air sacs). Tungau inilah yang biasa disebut sebagai tungau kantung udara (air sac mites), dan pernah dimuat Om Kicau di sini.
Selain itu, ada juga tungau yang bukan sekadar makan bulu, tetapi juga mengisap darah burung. Tungau inilah yang biasa disebut tungau merah, untuk membedakannya dari tungau biasa yang berwarna hitam atau abu-abu gelap. Jika murai batu sering mencabuti bulu-bulunya, dan tubuhnya terlihat makin kurus, kemungkinan besar yang menyerang adalah tungau merah.
Menurut Om David, tungau biasanya memakan bulu yang mulai tumbuh. Hal ini berbeda dari kutu yang lebih sering makan bulu-bulu yang sudah tumbuh normal. “Dalam kasus yang sangat buruk, tungau mulai makan bulu sebelum bulu itu muncul dari tunasnya,” kata Om David.
Jadi, ketika murai batu sedang mabung, bulu-bulunya sudah rontok, serta mulai tumbuh bulu jarum, gangguan berupa tungau bisa saja muncul. Jika itu terjadi, maka proses mabungnya akan terganggu. Ketika mabungnya rampung, sebagian atau seluruh bulu ekornya akan tumbuh tidak beraturan alias rusak.
Dalam beberapa kasus lain, terkadang bulu utama ekornya tidak sepanjang dari yang seharusnya. Ini juga pernah dibahas Om Kicau dalam artikel di sini. Atau, dalam boks komentar, beberapa pembaca mengeluhkan sebagian bulu ekor yang susah tumbuh lagi. Biasanya, hal itu akibat tungau sudah menyusup jauh di bawah kulit, pada pori-pori / tunas tempat tumbuhnya bulu baru.
Selain mempengaruhi keindahan bulunya, apalagi pada murai batu yang ekornya sangat panjang, gangguan / gigitan tungau akan membuat burung sering mencabuti bulu ekornya, sehingga makin menambah kerusakan. Bahkan, hal ini lama-lama membuatnya stres, sehingga menurunkan kualitas suaranya.
Berbeda dari tungau kantung udara, karena menyerang saluran pernafasan, maka efeknya bersifat langsung terhadap penurunan kualitas suara.
Jawaban Om David ini tentu berdasarkan pengalamannya sebagai breeder murai batu terkemuka di Asia, bahkan sering menjadi advisor bagi para penggemar murai batu di seluruh dunia. “Karena itu, menjelang mabung, saya selalu memastikan tak ada tungau pada burung saya, terutama pada bulu-bulunya, termasuk bulu ekor. Caranya dengan menerapkan insektisida,” kata Om David.
Om David lantas menyebutkan merek yang biasa digunakannya, yaitu Accurate dan Frontline, yang mungkin belum masuk ke Indonesia. Ia menggunakan dua merek secara bergantian, karena khawatir tungau menjadi kebal jika hanya berhadapan dengan satu merek saja.
“Untuk burung di foto Anda, saya akan menyarankan untuk membersihkan kandang burung dan juga menerapkan insektisida untuk burung menjelang mabung. Apabila sudah jinak, burung bisa dipegang dan disemprot dengan insektisida,” kata Om David kepada sang penanya.
Jika burung belum jinak, dia biasa menggunakan Accurate yang tersedia dalam bentuk semprot. Tapi Om David menyarankan untuk menutup bagian kepala dan mata burung, karena insektisida bisa saja membahayakan kesehatan burung.
Kebersihan kandang selama mabung
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selain menerapkan insektisida pada burung menjelang rontok bulu, Om David juga menyucihamakan kandang yang akan digunakan selama merawat burung mabung. Dalam hal ini, kandang dibersihkan setiap beberapa hari sekali. Kandang dicuci dengan sabun, setelah itu dibilas, dan disemprot dengan insektisida ke seluruh bagian kandang.
Karena Om David menggunakan insektisida, sangkar / kandang baru bisa digunakan 2-3 hari setelah disemprot. Jadi, perlu serep minimal 1 kandang untuk merawat murai batu yang mabung.
Selain itu, perawatan burung dan kandang selama masa mabung juga perlu diperhatikan agar proses ganti bulu bisa berjalan lancar, sekitar 1,5 – 2 bulan. Soal pakan, misalnya, harus dipastikan memiliki kadar protein tinggi, terutama untuk mempercepat pertumbuhan bulu baru.
Karena kedua merek itu merupakan insektisida, dan kemungkinan belum masuk ke Indonesia, lebih baik menggunakan desinfektan khusus burung, yaitu FreshAves, yang berfungsi ganda. Pertama, bisa disemprot langsung ke tubuh dan bulu murai batu (dan semua jenis burung lainnya) secara aman.
FreshAves mengandung permethrine dan piperonyl butoxide. Permethrine dikenal sebagai pestisida aman yang sudah diujikan untuk penyemprotan nyamuk demam berdarah di berbagai wilayah di Indonesia.
Berdasarkan ujicoba tersebut, permethrine terbukti mempunyai aktivitas insektisidal yang sangat tinggi baik untuk lalat, nyamuk, kutu, tungau, dan insekta pengganggu lainnya, kecepatan kerjanya tinggi, namun efek residualnya minimalis. Jadi, produk ini aman untuk hewan dan manusia.
Sedangkan piperonyl butoxide merupakan sinergis dari permethrine, yakni berfungsi meningkatkan daya bunuh terhadap objek (tungau dan parasit lainnya), namun tidak beracun terhadap burung dan manusia. Ada beberapa zat sinergis dalam insektisida selain piperonyl butoxide, misalnya sesamin atau minyak biji wijen.
Dengan kandungan seperti itu, FreshAves sangat tepat untuk digunakan sebagai pembasmi tungau, kutu, dan segala parasit pengganggu burung Anda. Yang lebih penting lagi, FreshAves bebas dari zat peluruh bulu yang biasa terkandung dalam produk lain, dengan harapan air cepat menempel di bulu. Sebab peluruh bulu, apalagi remover, dapat merusak bulu dan menimbulkan masalah ketika burung memasuki masa mabung.
Dengan demikian, menjelang masa mabung, silakan semprot bulu-bulu dan tubuh murai batu Anda dengan desinfektan (bukan insektisida) khusus burung. Seluruh bagian kandang juga bisa disemprot dengan desinfektan khusus burung.
Dengan tindak pencegahan dan perawatan maksimal selama masa mabung, murai batu relatif akan terbebas dari ancaman kerusakan bulu-bulu pada ekornya. Bagaimana jika murai batu terlanjur mengalami kerusakan pada bulu ekornya? Ya, mesti sabar menunggu masa mabung berikutnya, dan terapkan cara yang disarankan Om David de Souza.
—