Serangga memang merupakan pakan lezat dan bergizi bagi sebagian besar burung kicauan. Tetapi tidak semua jenis serangga aman diberikan pada burung piaraan Anda di rumah. Beberapa jenis serangga dikenal memiliki racun dan bisa mengganggu kesehatan burung Anda, bahkan mematikan, apabila burung mengkonsumsinya. Inilah yang membuat umur burung di alam liar lebih pendek daripada burung piaraan, karena burung tak bisa membedakan mana serangga yang berbahaya dan tidak, sehingga main santap saja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Tetapi, kebiasaan main santap itu umumnya terjadi pada perjumpaan pertama. Artinya, burung baru pertama kali melihat serangga tertentu di alam liar. Banyak burung yang baru pertama kali melihat serangga beracun, lalu memangsanya. Setelah mengalami gangguan kesehatan, biasanya mereka belajar untuk menghindarinya. Namun tidak sedikit pula burung yang mati, jadi nggak sempat belajar lagi dari kesalahannya (he.. he..).
Jadi, meski tidak memiliki akal fikiran, burung dengan nalurinya bisa belajar dari kesalahannya, termasuk soal serangga yang beracun dan tidak beracun. Jika dicermati lebih jauh, burung pun terkadang bisa membedakan mana serangga beracun atau tidak melalui warna dari serangga tersebut.
Beberapa jenis burung bahkan diketahui memiliki kekebalan / anti-racun serangga, atau hewan beracun lain, yang dikonsumsinya. Malah dengan racunnya, mereka bisa mempertahankan diri, seperti burung sejenis pitohui dari Papua.
Berbeda dari burung yang berada di alam liar, burung piaraan umumnya tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari hal tersebut. Nalurinya untuk bertahan hidup relatif berkurang, karena burung sudah terbiasa menerima pasokan pakan (termasuk serangga) dari pemilik atau perawatnya.
Itu sebabnya, burung yang lama dipelihara jika ingin dilepasliarkan harus diterapi dulu agar kembali liar. Hal ini untuk mengembalikan naluri bertahan hidupnya dan bisa survive di alam liar. Burung piaraan juga mudah KO begitu memakan serangga beracun yang kebetulan menghampiri sangkarnya, karena sebelumnya tidak memiliki pengalaman seperti itu.
Jumlah serangga beracun dan berbahaya bagi burung sebenarnya sangat banyak. Om Kicau hanya mengupas 11 jenis serangga saja yang paling sering lalu-lalang di sekitar rumah kita, juga di kandang penangkaran.
1. Kumbang koksi / kepik (lady bug)
Kumbang koksi atau lebih akrab disebut kepik merupakan salah satu anggota keluarga Coccinellidae. Insekta ini berukuran kecil, berbentuk bulat, dengan warna cerah di tubuhnya.
Di alam, sebagian besar hewan predator mengasosiasikan warna-warna mencolok terutama orange, kuning, dan hitam sebagai hewan beracun atau sifat tidak menyenangkan lainnya. Tetapi pada kenyataanya, sebagian besar kumbang jenis Coccinellids ini sangat beracun bagi hewan lain seperti kadal dan burung-burung kecil.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Racun kepik terdapat pada aliran darahnya, yang menjadi alat pertahanan dirinya dari serangan hewan lain. Jika terdesak, racun ini akan disemprotkan keluar melalui pori-pori di ekso skeleton, terutama pada bagian sendi di kakinya.
Kekuatan racun kepik tergantung usia, spesies, dan pakannya. Dalam mempertahankan dirinya, kumbang ini memiliki perilaku cukup unik. Dia akan pura-pura mati dengan membalikkan tubuh dan menarik kaki-kakinya ke dalam.
Jika hewan predator tetap mendekatinya, kepik akan mengeluarkan cairan kuning dari persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak sedap, sehingga beberapa jenis burung di alam liar akan menolak untuk memakannya.
Namun hal berbeda bisa saja terjadi pada burung di dalam sangkar, yang baru pertama kali melihat kepik, lalu mencoba memakannya, meski racun sudah dikeluarkan kumbang tersebut. Akibatnya, dalam waktu sekejap, burung akan mengalami gangguan kesehatan, dan jika tidak ditangani bisa berakhir dengan kematian.
2. Kunang-kunang (firefly)
Kunang-kunang termasuk keluarga Lampyridae. Serangga ini bisa mengeluarkan cahaya pada tempat gelap (malam hari). Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 – 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau dengan efisiensi sinar sampai 95%.
—–
Kegunaan cahaya ini sebenarnya untuk saling mengenali atau sebagai tanda kawin dengan menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung spesiesnya. Selain itu cahaya kunang-kunang juga tanda bahwa mereka bukanlah pakan lezat bagi predatornya.
Kunang-kunang, terutama dari genus Photinus, bisa menimbulkan potensi ancaman bagi hewan peliharaan khususnya burung kicauan. Racun yang disebut lucibufagins ini secara kimia sangat berhubungan dengan cardiotoxins, yang biasa ditemukan dalam kodok dan tanaman.
Tanda-tanda burung / hewan yang keracunan akibat memakan kunang-kunang bisa terlihat dalam waktu 30 menit setelah mengkonsumsi serangga cantik ini. Biasanya kepala burung terlihat gemetaran, paruh selalu terbuka (menganga), burung mencoba memuntahkan isi perutnya tetapi tidak berhasil, kesulitan bernafas, dan kulit berubah gelap.
Dan, dalam waktu 1 jam, burung bisa mengalami kematian. Sebab efek racun ini sangat berpengaruh terhadap jantung. Bahkan semua spesies kadal yang memakan seekor kunang-kunang bisa langsung mati.
3. Kumbang mawar (Macrodactylus subspinosus)
—-
Kumbang mawar / rose beetle (Macrodactylus subspinosus) termasuk keluarga Scarabaeidae. Kumbang ini merupakan hama dari berbagai tanaman, termasuk tananaman bunga. Diberi nama kumbang mawar karena sering memakan daun mawar, meski serangga ini juga memakan jenis tanaman lainnya.
Racun yang terdapat pada kumbang ini adalah sejenis neuro-toxin yang sangat berpengaruh pada kesehatan jantung. Burung atau unggas yang memakannya akan mengalami kematian dalam waktu 9 – 24 jam. Efeknya makin berbahaya pada anakan burung atau burung. Adapun burung dewasa dianggap lebih kebal terhadap racun tersebut.
Namun, Anda tak perlu mencemaskan kumbang mawar. Mengapa? Kumbang ini hanya dijumpai di Amerika Utara, Meski jarang ditemukan di Indonesia, tidak ada salahnya kita mengenali kumbang mawar. Siapa tahu kelak mampi ke negeri ini (he.. he.. he..).
4. Tawon hornet (Vespa mandarinia)
—-
Lebah ini berukuran besar, panjangnya sekitar 7,5 cm, dan mampu merusak seluruh sarang lebah madu meski pasukan hanya berjumlah 20 ekor. Sengatannya bisa mematikan.
Bukan hanya sengatannya saja yang bisa memicu reaksi alergi, tetapi juga mengandung banyak racun. Berikut ini karakteristik dari racun yang terdapat dalam tawon hornet :
- Racun memiliki konsentrasi (kekentalan) lebih tinggi daripada bahan kimia penyebab nyeri yang disebut asetilkolin.
- Enzim dalam racunnya bisa melarutkan jaringan manusia, dan menghancurkan organ dalam dari burung kecil.
- Mengandung delapan bahan kimia berbeda yang bisa menghasilkan racun dengan konsentrasi sangat tinggi.
- Seperti halnya lebah lainnya, tawon hornet bisa menyengat berulang kali.
Kasus terakhir dari serangan tawon ini terjadi pada 3 Oktober 2013, yang membunuh 28 orang dan ratusan orang luka berat di Provinsi Shaanxi, China. Beberapa warga mengaku disengat hingga sebanyak 200 kali.
Lebah ini ditemukan di wilayah timur hingga tenggara Asia. Meski keberadaannya di Indonesia agak jarang, kita tetap mesti berhati-hati terhadap setiap kemungkinan yang bakal terjadi. Semoga gambar di atas dapat membuat kita lebih mengenal tawon berbahaya tersebut.
5. Tawon jaket kuning (wasp)
—-
Seperti halnya tawon hornet, tawon jenis jaket kuning ini juga memiliki perilaku menyengat jika terancam. Sengatannya bisa menimbulkan alergi, dengan gejala anaphylactic schock yang berakhir dengan kematian akibat sengatan tawon tunggal.
Jika sampai termakan, burung akan mengalami alergi yang kuat dan mengalami kemurungan disertai bulu-bulu yang mengembang. Dalam waktu 1 -2 hari, burung pun akan mengalami kematian.
6. Belalang yang tidak berwarna hijau
—-
Belalang memang bagus untuk burung kicauan, karena kandungan proteinnya lebih tinggi daripada jangkrik. Namun, belalang yang bagus untuk burung kicauan adalah yang berwarna hijau. Jangan memberikan belalang warna lain, misalnya warna hitam, merah, atau berbintik.
Belalang dengan warna hitam, merah, atau berbintik menunjukan bahwa mereka mengandung racun yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan bagi burung yang mengkonsumsinya. Mereka memiliki racun yang berasal dari sekresi fenolik dari kelenjar di dadanya.
Racun belalang ini terdiri atas senyawa fenolik dan kuinon. Efeknya memang berbeda-beda, tergantung dari jenis belalangnya, juga ketahanan spesies burung tertentu.
Cendet, misalnya, sering memangsa jenis belalang apapun dan sama sekali tak terganggu kesehatannya. Boleh jadi, karena cendet memiliki perilaku unik sebelum menyantap mangsanya. Ia akan menancapkan buruannya pada duri, sebelum memakannya. Mungkin hal ini untuk membuang racun dari serangga tersebut.
7. Kupu-kupu beracun (Hebomia glaucippe)
—-
Ada spesies kupu-kupu yang nama ilmiahnya Hebomia glaucippe. Kupu-kupu Asia ini memiliki warna sayap oranye dan merah mencolok, namun mengandung racun. Racun yang terdapat pada kupu-kupu ini disebut glacontryphan-M. Racun ini juga terdapat pada siput laut jenis Conus marmoreus.
Pada siput laut, racun ini digunakan untuk melumpuhkan musuh dengan cara ditembakkan. Namun, pada kupu-kupu, racun itu tidak ditujukan untuk menyerang, melainkan untuk bertahan dari serangan predator seperti semut, belalang, dan burung yang sering memangsa kupu-kupu tersebut.
8. Ngengat (moth)
—-
Ngengat terdiri atas beberapa spesies. Beberapa spesies ngengat sangat berbahaya jika dikonsumsi hewan atau burung peliharaan, antara lain :
- Ngengat daniid (daniid moth) . Jenis ini sangat beracun. Jika burung sampai memakannya, maka ia akan mati secara perlahan-lahan, setelah mengalami penderitaan terlebih dulu.
- Ngengat zebra sayap panjang (zebra longwing moth). Ngengat ini juga sangat berbahaya, karena punya racun sianida dalam tubuhnya. Sianida sangat mematikan bagi manusia, mamalia, apalagiburung.
- Ngengat burnet (burnet moth). Jenis ini juga memiliki racun sianida dalam tubuhnya.
- Ngengat kaisar (emperor moth). Ngengat ini memiliki bahan kimia anti-koagulan yang sangat kuat. Jika dikonsumsi burung bisa menyebabkan pendarahan berlebihan terutama ketika kulit terluka. Darah pun tidak bisa mengental / menggumpal, sehingga burung akan mati akibat kehabisan darah.
- Ngengat tawon (scarlet moth). Spesies ini mengandung racun alkaloid.
- Ngegat macan (tiger moth). Jenis ini mengandung sejumlah kecil racun yang bisa mengganggu saluran pencernaan burung selama berminggu-minggu.
9. Kecoak (cockroach)
—-
Kecoak memang merupakan salah satu pakan alternatif yang bagus bagi burung kicauan seperti murai batu. Namun, harus diketahui juga, kecoak yang baik bagi burung kicauan adalah kecoak batu atau kecoak dubia.
Yang harus dihindari, karena berbahaya, adalah kecoak rumahan maupun kecoak selokan yang justru sering mampir tanpa diundang ke rumah kita. Bukan karena mereka beracun, melainkan sering menjadi inang atau media perantara bagi bakteri atau parasit yang merugikan kesehatan burung, juga kesehatan manusia.
10. Walang sangit
Anda tentu sudah mengenal walang sangit. Jika muncul di depan kita, dia akan mengeluarkan bau yang sangat busuk. Selain bau , walang sangit juga akan mengeluarkan cairan yang bisa menyebabkan alergi.
—-
Efek yang terjadi jika burung mengkonsumsi walang sangit adalah munculnya gangguan kesehatan yang bisa menyakitkan burung. Burung juga bisa kehilangan suaranya selama beberapa hari, dan tidak sedikit pula yang berakhir dengan kematian.
11. Lembing, wereng, dan tomcat
Wereng terdiri atas beberapa jenis yang merugikan pertanian terutama tanaman padi. Salah satu jenis wereng beracun adalah tomcat (Paederus littoralis), yang pernah menghebohkan para petani beberapa waktu lalu.
Wereng ini akan mengeluarkan cairan yang bisa menyebabkan kulit seperti terbakar, dan menimbulkan reaksi alergi berat seperti gatal-gatal. Efeknya, jika termakan burung, tentu lebih berbahaya daripada jika racun itu mengenai kulit manusia.
—-
Itulah beberapa jenis serangga yang harus dihindari burung piaraan Anda. Sebagian dari mereka mungkin saja hadir menyambangi sangkar burung peliharaan Anda.
Karena itu, apabila melihat salah satu di antara serangga-serangga tersebut, segera kerodong sangkar burung Anda, dan usir serangga tersebut sebelum termakan burung.
—-