Banyak penangkar murai batu menerapkan sistem poligami untuk menghemat induk jantan. Namun, apabila diamati, sebagian besar menggunakan model kawin-cabut. Ketika induk betina A mengeram, induk jantan dipisahkan dan dijodohkan dengan betina B. Kemudian saat betina B mengeram, induk jantan dipisahkan lagi dan dijodohkan dengan betina C. Demikian seterusnya. Pertanyaannya, dapatkah perkawinan poligami murni diterapkan, di mana satu kandang diisi seekor induk jantan dan 2 ekor induk betina?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Pada kacer, Om Kicau sudah menemukan model poligami murni seperti itu, dan pernah juga dimuat di website ini. Bahkan 1 ekor pejantan kacer disatukan dalam satu kandang bersama 7 ekor burung betina (silakan buka artikelnya di sini).
Kalau kacer bisa, tentu murai batu pun bisa, karena banyak sekali kesamaan karakter di antara kedua jenis burung tipe fighter ini. Namun, sedikit sekali penangkar yang menerapkan poligami murni pada breeding murai batu. Umumnya menggunakan model kawin-cabut, seperti dilakukan Om Didik RBBF Gresik,
Salah seorang penangkar murai yang berhasil menerapkan poligami murni adalah Om Edy Susanto, pemilik ET Bird Farm Bandung. Dia punya pertimbangan sendiri dalam menerapkan poligami murni, antara lain :
- Bisa meningkatkan kuantitas produksi / anakan murai batu.
- Bisa menghemat induk jantan, khususnya yang benar-benar berkualitas.
- Bisa menghemat kandang yang digunakan. Sebab pada poligami model kawin-cabut, seekor induk betina tetap harus menempati kandangnya sendiri.
- Memudahkan perawatan dan pengontrolan.
Di alam liar, murai batu memang menganut sistem poligami murni. Pada setiap wilayah teritorialnya, seekor murai batu jantan bisanya didampingi beberapa ekor murai batu betina, serta belasan anakan dari masing-masing murai betina yang ada.
Hal ini dibenarkan sejumlah pemikat murai di perbatasan Sumatera Utara – Aceh. Para pemikat juga memiliki kebiasaan tersendiri, yaitu melepaskan kembali murai jantan dan beberapa murai betina ke habitatnya, agar mereka bisa terus berkembang biak.
Persyaratan sebelum melakukan poligami
Namun untuk menerapkan poligami murni dalam kandang penangkaran tidaklah mudah. Kalau Anda berniat melakukannya, maka harus ada beberapa perlakuan khusus terhadap MB trotol betina sejak sekarang.
Sejak anakan / trotolan, MB betina dipelihara bersama dalam satu kandang hingga mabung pertama, dan seterusnya sampai siap menjadi calon induk. Mengingat burung-burung betina ini sudah saling mengenal sejak kecil, maka risiko terjadi perkelahian relatif kecil.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Murai batu betina sebaiknya dimasukkan ke kandang penangkaran kalau umurnya sudah mencapai 1 tahun, sehingga organ reproduksinya sudah berkembang sempurna. Sedangkan induk jantan lebih tua dari pada burung betina, misalnya 1,5 – 2 tahun.
Yang lebih penting lagi, induk jantan sebaiknya dipilih yang sudah pernah kawin dan terbukti mampu membuahi telur-telur dari pasangannya yang dulu. Jadi, sudah ada bukti jika induk jantan subur alias tidak gabuk. Kalau bisa, pilihlah induk jantan dengan kondisi emosional yang tidak berlebihan.
Memasukkan calon induk ke kandang
Setelah burung-burung betina sudah berumur 1 tahun, atau sudah siap dikawinkan, dan induk jantan sudah tersedia sesuai dengan kriteria yang dianjurkan, Anda bisa mengambil dua ekor burung betina dan memasukkannya ke kandang penangkaran.
Biarkan selama seminggu, supaya kedua calon induk betina ini dapat beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Mereka sudah mengenal satu sama lain sejak kecil, namun masih asing terhadap suasana kandang yang baru. Inilah pentingnya masa adaptasi, dan seminggu sudah cukup bagi kedua calon induk untuk beradaptasi.
Selama beradaptasi, kedua MB betina diberi pakan sebagaimana indukan murai lainnya, yaitu voer, jangkrik (30-40 ekor / hari), kroto segar (2 sendok makan / hari), dan cacing tanah (sepuasnya), yang ditempatkan dalam wadah pakan masing-masing.
Pemberian pakan berprotein tinggi ini sekaligus dimaksudkan untuk membuat burung betina birahi terlebih dulu, sehingga nantinya bisa memudahkan proses penjodohan. Anda juga bisa memberikan BirdMature, agar kelak lebih banyak telur yang fertil dan menetas, serta bisa membuat anakan yang baru menetas lebih sehat dan cepat bongsor.
Seminggu setelah burung betina beradaptasi, kini giliran burung jantan yang dimasukkan ke dalam kandang penangkaran. Namun burung jantan masih tetap berada dalam sangkarnya. Jadi, MB jantan bersama sangkarnya dimasukkan ke kandang.
Ini untuk mencegah penyerangan MB jantan terhadap dua ekor betina di kandang tersebut, karena belum saling mengenal. Selama di dalam sangkar, burung jantan juga mendapat pakan berprotein tinggi, plus BirdMature.
—-
Karena dua burung betina lebih dulu birahi dan bisa bergerak lebih leluasa dalam kandang, mereka akan mendekati sangkar burung jantan. Biarkan burung jantan mengenal lebih dekat dengan burung betina selama beberapa hari.
Tidak ada ukuran waktu yang pasti, berapa hari keduanya akan berjodoh. Burung betina yang birahi biasanya akan bersiul-siul dengan ngeplong, dan akan terus mendekati burung jantan. Amati pula gerak-gerik burung jantan, apakah dia terlihat agresif saat didekati, atau terlihat tenang / nyaman.
Kalau burung jantan dan betina sering terlihat berdekatan, saling menyanyikan lagu, itu merupakan salah satu pertanda mereka sudah mulai berjodoh. Inilah saatnya melepas induk jantan ke kandang penangkaran.
Pelepasan induk jantan sebaiknya dilakukan petang hari, ketika kondisinya mulai gelap, sehingga tiga ekor calon induk ini akan segera mencari tempat untuk beristirahat.
Meski sebelumnya sudah terlihat berjodoh, belum tentu burung benar-benar berjodoh ketika berada di kandang penangkaran. Jadi, malam itu juga, perhatikan apakah burung jantan menunjukkan sikap agresifnya terhadap burung betina, atau justru burung betina yang agresif terhadap burung jantan.
Kalau situasi aman, barulah Anda boleh tidur nyenyak (he.. he..). Tetapi, esok hari, monitoring tetap dilanjutkan, untuk memastikan tidak ada penyerangan dari salah satu pihak, baik burung jantan dan betina. Jika sampai 1-2 hari suasana tetap aman, burung akan kawin pada masa tersebut, atau bisa juga beberapa hari sesudahnya.
—-
Dari model poligami murni tersebut, Anda juga masih dapat memodifikasinya dengan sistem kawin-cabut. Jika kebetulan dua induk betina sedang bertelur dan / atau mengeram, pejantan bisa dipisah dan dijodohkan dengan dua induk betina di kandang sebelah.
Ini berarti, Anda bisa makin menghemat induk jantan, karena 1 jantan bisa mengawini 4 ekor induk betina dalam 2 kandang. Kelemahannya, Anda harus selalu menjodohkan ulang setiap melakukan kawin-cabut.
—-