Burung-burung migran dari kawasan Eropa, Siberia, dan wilayah utara Asia terkadang “culas”. Setiap musim dingin, mereka meninggalkan habitatnya dan bermigrasi ke wilayah selatan, termasuk negeri kita tercinta: Indonesia. Salah satu burung warbler yang selalu bermigrasi ke Indonesia adalah kecici lurik / lanceolated warbler (Locustella lanceolata). Saat inilah mereka dapat ditemukan di Indonesia, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Suaranya terdengar mirip belalang, yang dapat dijadikan masteran bagi burung kicauan Anda.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Kecici lurik termasuk anggota keluarga Sylviidae, yaitu salah satu keluarga burung pengicau bersuara merdu, atau dikenal sebagai Warbler Dunia Lama.
Postur tubuhnya kecil, sekitar 12 cm, atau seukuran kenari. Sesuai dengan namanya, bulu-bulu pada tubuhnya memiliki corak lurik-lurik kecokelatan. Tubuh bagian atas cokelat zaitun, dengan lurik-lurik warna hitam.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Adapun tubuh bagian bawah putih, terkadang putih kekuningan atau putih kecokelatan. Bagian dada serta samping / sisi tubuhnya terdapat lurik-lurik hitam.
Iris matanya cokelat tua. Bagian atas mata, serupa alis, berwarna kuning-tua. Paruh atas cokelat dan paruh bawah kekuningan. Sedangkan batang kaki (shank) berwarna merah jambu.
—-
Ras dan wilayah persebaran
Kecici lurik hanya terdiri atas dua subspesies / ras, dan keduanya selalu bermigrasi ke Indonesia pada saat musim dingin. Berikut ini kedua ras kecici lurik dan wilayah persebarannya :
1. Locustella lanceolata lanceolata (Temminck, 1840)
Pada musim berkembang biak, ras ini justru berada di sebagian negara Eropa, terutama di wilayah selatan Finlandia dan Russia, serta beberapa negara Asia seperti wilayah utara Mongolia dan timur-laut China.
Namun, ketika tidak sedang berkembang biak, kecici lurik ras lanceolata akan bermigrasi ke India, Asia Tenggara, termasuk wilayah utara Filipina, Sumatera dan wilayah barat Jawa (Banten, DKI, Jawa Barat).
2. Locustella lanceolata hendersonii (Cassin, 1858)
Selama musim berkembang biak, ras hendersonii berada di Pulau Sakhalin, Kuril, dan Hokkaido di Jepang.
Namun jika tidak sedang berkembang biak, mereka bermigrasi ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, khususnya Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Habitat, kebiasaan, dan perilaku
Saat berada di daerah migrasi, termasuk Indonesia, kecici lurik senang mendiami areal persawahan, semak rawa-rawa, padang rumput yang lembab dan kering, serta semak-semak di dekat sumber air.
Suara kicauan burung kecici lurik
—–
Seperti judul artikel ini, suara kicauan kecici lurik terdengar mirip dengan suara belalang, dengan getaran nada tinggi, cepat, dan sangat panjang, nyaris tanpa jeda.
Melihat tipikal suaranya, burung ini tentunya bisa dijadikan masteran untuk murai batu, cucak hijau, kenari, dan jenis burung kicauan lain yang memerlukan efek tembakan rapat dan panjang.
Berikut ini beberapa audio kicauan kecici lurik:
- Audio kicauan kecici lurik 1 l Download
Audio ini bersumber dari xeno-canto.org, tanpa editing sama sekali. Jadi, dari sononya sudah sangat panjang (durasi 2 menit, 4 detik).
—-
- Audio kicauan kecici lurik 2 l Download
Audio ini juga tanpa editing, dengan durasi 1:32 menit, tetapi memiliki dua kali jeda.
—-
- Audio kicauan kecici lurik 3 l Download
Untuk audio ini, Om Kicau melakukan editing dalam bentuk repetisi (pengulangan) sebanyak empat kali, sehingga durasinya menjadi 1:12 menit.
Bahan aslinya, juga dari xeno-canto.org, pendek. Boleh jadi ini suara kicauan kecici lurik muda, sehingga nafasnya belum terlatih untuk berkicau lama.
—-
- Audio kicauan & panggilan kecici lurik 4 l Download
Nah, audio yang satu ini merupakan kombinasi suara kicauan dan panggilan kecici lurik. Terdengar lebih enak dan tidak monoton.
Om Kicau melakukan repetisi hingga empat kali, sehingga durasinya menjadi 1:08 menit tanpa jeda. Ruang antara suara kicauan yang satu dan lainnya terisi suara panggilan (call) yang sebagian lirih dan sebagian agak kencang.
—-
—-