Ah, satu lagi murai batu jawara meninggalkan kita semua, dan tak pernah bisa kita lihat lagi aksi-aksinya di arena lomba. Jumat (1/11) lalu, sekitar pukul 08.00, King Cobra (KC) gaco andalan Om Desly dari Kartu SF Depok, mati mendadak. Berbeda dari murai batu Natalia yang selama satu bulan mengalami gangguan pernafasan sebelum akhirnya mati, maka kematian KC benar-benar mendadak. Pagi buka kerodong, digantung sebentar, eh… KC langsung jatuh dan mati.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
King Cobra (KC) merupakan salah satu murai terbaik di wilayah Jabodetabek. Selama 1 tahun di tangan Om Desly, burung ini sudah mengoleksi lebih dari 40 kali gelar juara pertama, termasuk beberapa even penting di luar Jabodetabek, termasuk dalam even nasional Pakde Karwo Cup II di Surabaya, 11 November 2012.
Dalam Gebyar Ramadhan yang digelar Halim BC Jakarta, 14 Juli lalu, King Cobra meraih double winner, dengan menjuarai Kelas Mega Bintang dan Bintang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Pada kedua kelas ini, KC mengalahkan Gobi, salah satu murai batu terbaik nasional milik Yadi Suzuki Cirebon, yang sekarang memimpin klasemen sementara Liga Ronggolawe Jabar 2013. Selain nyeri juara 1, King Cobra juga menjadi juara 3 Kelas Executive yang dimenangi Gobi.
Prestasi ini diulanginya seminggu kemudian, saat tampil dalam even PBI Bekasi di Lapangan Cobra, Tambun Bekasi, 21 Juli 2013. KC berhasil menjadi juara 1 Kelas PBI Bekasi dan Cobra, serta juara 3 Kelas Tambun.
Seminggu berikutnya lagi, saat berlaga dalam even Flamboyan Enterprise Bintaro (28/7), lagi-lagi KC berhasil meraih dua gelar juara 1 dan sekali juara 4.
Setiap kali tampil, burung ini memang seringkali menjadi juara pertama, bahkan lebih dari satu kelas. Padahal persaingan murai batu di Jabodetek sangat ketat, sehingga jarang terjadi gaco yang berhasil nyeri.
Karena prestasinya, Om Kicau pernah mengekspose perawatan harian dan lomba yang dilakukan Om Desly terhadap murai batu King Cobra (silakan cek di sini di sini).
Jatuh dan keluar darah dari mulutnya
—-
Namun, itulah, takdir kematian bukan hanya dititahkan kepada manusia saja, tetapi juga kepada semua makhluk hidup. Burung yang semula sehat, dan sedang menjalani persiapan untuk lomba Minggu (3/11) kemarin, tiba-tiba tersungkur tanpa sebab.
Menurut perawat King Cobra, yang tidak bersedia disebut namanya, burung sebenarnya dalam kondisi prima. “Tidak ada tanda-tanda sakit. Burung sehat sekali, dan siap dilombakan pada hari Minggu. Tetapi Jumat pagi sudah mati,” ucapnya.
Saat itu, sebagaimana kebiasaan di pagi hari, burung dikeluarkan dan dianginkan. Sebelum dimandikan dan dijemur, King Cobra diberi seekor jangkrik. “Tidak terlihat tanda-tanda aneh pada KC. Bahkan burung tetap bunyi seperti hari-hari biasa. Begitu juga konsumsi jangkriknya bagus sekali,” tambah sang perawat.
Namun, tidak diduga, baru beberapa menit digantung, burung langsung jatuh tersungkur, persis di dalam cawan kroto. Begitu dilihat, ternyata ada darah segar yang keluar dari bagian mulutnya. Dan, begitu diangkat, burung sudah tidak bernyawa lagi.
Meski sekarang Desly sudah memiliki pelapis King Cobra, yaitu Pachinko, namun jelas sekali dia merasa sangat kehilangan. Pasalnya, KC sedang diorbitkan ke tingkat nasional.
Namun menyadari bahwa burung merupakan makhluk hidup, yang pasti akan menemui ajalnya juga, dia mencoba tegar dan iklhas. Kini, dia akan lebih fokus merawat Pachinko, yang saat ini memimpin klasemen sementara Liga Ronggolawe Jabodetabek.
Dia berharap, Pachinko secara bertahap bisa menjadi pengganti KC yang sepadan. Ya, semoga kehilangan King Cobra tak menyurutkan semangat Om Desly dan kru Kartu SF lainnya untuk tetap eksis di kelas murai batu, khususnya di Blok Barat. (d’one)
Semoga menjadi renungan kita bersama.
—