Sedikitnya ada lima faktor penyebab burung mencabuti bulunya sendiri, yaitu iritasi pada kulit / bulu, akibat penyakit dalam, kekurangan gizi, masalah hormonal, dan drop mental. Faktor yang disebut terakhir ini paling sering terjadi. Pada beberapa burung tipe petarung (fighter) seperti kacer dan murai batu, over birahi (OB) juga menjadi salah satu penyebab utama burung sering mencabuti bulunya sendiri. Bagaimana solusinya? Yuk kita intip bagaimana solusi murai batu yang mencabuti bulunya ala SKL Bird Farm.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Sebelumnya, Om Kicau pernah menurunkan artikel serupa, tetapi dengan fokus yang berbeda dilihat dari faktor penyebabnya. Pada artikel Mengapa murai batu mencabuti bulunya sendiri, faktor penyebab yang dibahas adalah masalah kelembaban kandang / sangkar, pencahayaan, dan kebersihan bulu / kulit.
Untuk melengkapi artikel di atas, dengan penyebab berbeda (over birahi), Om Kicau kembali menurunkan tips praktis dari SKL Bird Farm yang dikelola H Ir Syamsul Saputro dan bermarkas di Jatibarang, Indramayu.
Pada awalnya, murai batu yang mengalami over birahi hanya akan menggigit / mencabuti bulu-bulu di daerah ekor saja. Pada saat ini, mestinya kita harus segera mencegahnya, atau memberikan treatment tertentu, agar kondisi OB tidak bertambah parah.
Sebab, jika OB bertambah parah, maka burung bukan hanya mencabuti bulu ekornya saja, tetapi juga meruak bulu-bulu halus di bagian dada, sekitar paha, bahkan bulu sayapnya. Penanganannya pun lebih rumit, dan juga membutuhkan waktu lebih lama.
Apa tengara yang bisa membuat kita menyimpulkan murai batu mencabuti bulunya akibat over birahi? Kalau selama ini Anda tidak pernah melombakan burung (untuk hiburan di rumah), dan MB terbiasa mengkonsumsi jangkrik atau extra fooding (EF) lainnya dalam porsi cukup banyak, kemudian terlihat mencabuti bulunya, itulah salah satu tengara murai batu mengalami over birahi.
Tetapi jika burung sering dilombakan, dengan pemberian EF cukup banyak, dan kasus mencabuti bulu terjadi di arena lomba, maka faktor penyebabnya bukan OB melainkan drop mental akibat mendengar suara kicauan lawan yang menggentarkannya, atau ketika melihat sorot mata lawan di dekatnya yang sangat kharismatik.
Banyak kasus MB yang tiba-tiba macet bunyi di lapangan, dan malah asyik mencabuti bulunya sendiri, akibat drop mental. Penanganannya bukan sekadar menurunkan porsi EF, namun juga membutuhkan terapi khusus untuk burung drop mental, termasuk pemberian suplemen seperti BirdShout (BST).
Sebaliknya, apabila burung sering dilombakan, dengan pemberian EF cukup banyak, namun kasus mencabuti bulu terjadi di rumah, kemungkinan besar hal ini akibat over birahi.
Over birahi ini bukan semata-mata akibat porsi EF yang berlebihan, tetapi juga dipengaruhi faktor lain seperti murai batu melihat murai batu betina, melihat /mendengar suara burung sejenis atau burung tipe fighter lain, juga kondisi hormonal burung pada saat itu.
Sering terjadi pada murai batu muda
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menurut Om Syamsul Saputro, pada burung lomba, kasus ini sering dialami burung muda. Karena masih labil, burung sering meledak-ledak di lapangan. Emosinya terusik secara terus-menerus, sehingga ia melampiaskan amarah atau kekesalannya dengan menyakiti tubuhnya sendiri, yaitu mematuki atau mencabuti bulunya. Jadi burung mengalami tekanan / stress yang terlalu berat, terutama jika lawan-lawannya sudah berpengalaman.
“Meski demikian, tidak menutup kemungkinan murai batu yang sudah cukup usia juga bisa mengalami kasus serupa, tergantung faktor penyebabnya,” kata Om Syamsul.
Murai batu muda yang punya kualitas dahsyat, tetapi terlalu sering dilombakan (misalnya setiap pekan), juga berpotensi mengalami kasus seperti ini. Karena dahsyatnya, kita kerap lalai dan terlalu asyik menurunkannya ke lapangan.
“Suara saat, ketika gantangan di sebelahnya ditempati burung jawara dan mapan usia, murai batu muda yang sebenarnya berkualitas bakal tertekan. Makanya, jika punya MB muda yang dahsyat, sebaiknya jangan buru-buru dilombakan,” tutur Om Syamsul.
Kasus murai batu mencabuti bulu juga bisa terjadi di rumah, terutama jika di tempat itu terdapat banyak MB yang dipelihara, termasuk murai batu betina yang sudah sudah gacor owor-owor. Meski diletakkan berjauhan dan tidak bisa saling melihat, namun jika suaranya terdengar akan memancing emosi dan birahi murai batu.
“Murai batu merasa penasaran tidak bisa melihat murai betina dalam jangka waktu panjang. Maka dari itu, pemain murai batu sejati tidak akan memelihara murai betina di rumahnya, apapun alasannya, karena bisa berdampak kurang bagus terhadap burung yang disiapkan untuk lomba, yaitu birahinya susah dikontrol,” ujar Om Syamsul.
Turunkan porsi jangkrik, stop EF lainnya
Menurut Om Syamsul, begitu melihat murai batu mulai sering mencabuti bulu ekornya, maka harus diambil tindakan segera, sebelum burung mencabuti bulu sayap, bulu dada, atau bulu di bagian pahanya. Berikut ini tips SKL yang bisa Anda terapkan di rumah:
- Setingan harian langsung diturunkan. Misalnya pemberian jangkrik cukup 3 ekor pagi hari, dan 3 ekor sore hari. Pemberian EF lainnya harus dihentikan. Jadi hanya jangkrik dan voer saja.
- Jika diperlukan, pemberian jangkrik bisa diturunkan lagi menjadi 2 / 2, atau 2 / 1. Jangan takut burung akan mati. Selama burung masih makan voer, pemberian jangkrik dalam porsi minim tidak apa-apa.
- Burung harus disendirikan (diisolasi) tanpa seekor burung murai pun, bahkan juga tanpa burung master.
- Burung dirawat tanpa dikerodong sama sekali. Pastikan burung diletakkan pada gantangan yang aman dari gangguan serangga-serangga beracun, seperti kupu putih, lebah, ngengat, dan sejenisnya (silakan cek jenis serangga yagn harus dihindari burung di sini).
- Selama terapi, burung tidak perlu dimandikan atau dijemur. Cukup di anginkan saja. Sebab penjemuran yang berlebihan justru akan meningkatkan birahinya.
- Yang tidak kalah penting, diperlukan kesabaran tinggi untuk merawat MB sampai benar-benar sembuh dari kebiasaan mencabuti bulu-bulunya.
Untuk mengembalikan kondisi bulu-bulu murai batu hingga normal kembali, tentu dibutuhkan waktu sekali mabung. Jangan pernah mengeluh, “Menunggu mabung? Wah, terlalu lama…”. Sebab memang seperti itulah proses yang mesti dilalui burung, sesuai dengan kodratnya, bukan sesuai kemauan Anda, he.. he…
—-