Burung sikatan sunda / sunda blue flycatcher (Cyornis caerulatus) merupakan salah satu jenis burung flycatcher di Indonesia, dan termasuk anggota keluarga Muscicapidae. Burung ini masih berkerabat dekat dengan sikatan cacing / hill blue flycatcher (Cyornis banyumas), atau di kalangan kicaumania sering disebut tledekan gunung. Namun, berbeda dari tledekan gunung, populasi burung sikatan sunda di alam liar kini makin menipis dan sudah berada dalam status Vulnerable (rentan).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Sikatan sunda termasuk burung dimorfik seksual, sehingga burung jantan mudah sekali dibedakan dari burung betina. Pada burung jantan, tubuh bagian atas berwarna biru. Dahi, punggung bawah, dan tunggirnya biru metalik (mengkilap).
Adapun bagian dada berwarna merah bata, dan secara bersangsur-angsur akan mengalami gradasi warna menjadi jingga tua dan kuning tua di bagian perutnya. Warna bulu di bagian tenggorokan lebih pucat daripada bagian dada. Bagian dagu memiliki bintik hitam.
Sepintas lalu, penampilan burung sikatan sunda jantan mirip dengan tledekan gunung. Hanya saja, pada sikatan sunda, bagian tunggirnya berwarna biru metalik. Posturnya sedikit lebih kecil, dengan panjang sekitar 14 cm (tledekan gunung sekitar 15 cm).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Burung sikatan sunda betina memiliki warna cokelat pada tubuh bagian atas. Punggung, tunggir, dan ekornya berwarna biru. Adapun bagian mantel terdapat sapuan warna kebiruan.
Tubuh bagian bawah hampir sama dengan burung jantan. Hanya saja, di bagian dagu tidak terdapat bintik hitam sebagaimana burung jantan. Kaki abu-abu tua, paruh hitam, dan Iris coklat-tua. Lingkar-mata pada burung betina kuning tua.
Tiga ras dan wilayah persebaran
—-
Meski nama resminya sikatan sunda, spesies burung ini justru hanya dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Berikut ini tiga ras / subspesies sikatan sunda dan wilayah persebarannya :
- Cyornis caerulatus albiventer (Junge, 1933): Burung endemik di Sumatera. Warna pada bagian tungging burung jantan lebih putih.
- Cyornis caerulatus rufifrons (Wallace, 1865): Habitat di wilayah barat Kalimantan. Pada burung jantan, bagian dahi tersapu warna merah-bata.
- Cyornis caerulatus caerulatus (Bonaparte, 1857): Habitat di wilayah utara, timur, dan selatan Kalimantan. Jadi, ras ini juga dijumpai di Sabah, Kuching, Serawak (Malaysia), dan Brunei Darussalam. Pada burung jantan, dagu berwarna hitam.
Suara kicauan burung sikatan sunda
—-
Suara burung sikatan sunda sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan tledekan gunung, serta tidak terlalu bervariasi. Hanya saja, Om Kicau belum memperoleh informasi lebih lanjut mengenai performa suaranya ketika dipelihara di dalam sangkar, dan menjalani program pemasteran.
Sebaiknya memang tidak perlu dipelihara, karena statusnya sudah menjelang terancam punah. Jadi, cukup mendengar dan mengunduh audionya saja yang akan dibagikan di sini. Audio bisa digunakan sebagai sarana memancing tledekan gunung agar rajin bunyi.
Apabila membandingkan suara aslinya di alam liar, suara tledekan gunung jauh lebih unggul. Kicauan burung sikatan sunda merupakan kombinasi nada lemah dan tinggi, diikuti 1-2 nada nyaring, rendah dan panjang, yang terdengar seperti ini: “sit..sit.. tiuuuw…”, meski ada beberapa variasi lain untuk individu burung yang berbeda.
Lain halnya dengan kicauan burung tledekan gunung di alam liar, yang bisa terdiri atas 2-4 nada yang merdu dan nyaring (ngerol), diiringi dengan getaran menurun, atau diselingi nada parau / serak.
Berikut ini audio kicauan burung sikatan sunda dalam tiga variasi, yang bersumber dari xeno-canto :
1. Audio kicauan burung sikatan sunda 1 l Download
—-
2. Audio kicauan burung sikatan sunda 2 l Download
—-
Audio kicauan burung sikatan sunda 3 l Download
—-
—-