M Buheri dulu dikenal sebagai salah seorang pemain senior di kalangan komunitas kicaumania Jambi dan sekitarnya. Beberapa burung andalannya yang sering juara adalah murai batu Gleder dan Bocor, serta kapas tembak Tsunami. Tetapi karena kesibukan kerja yang menuntut perhatian maksimal, Om Buheri sudah dua tahun ini vakum dari lomba. Namun dunia burung tetap tak bisa dilupakannya. Kini dia asyik beternak burung, mulai dari murai batu, lovebird, hingga cucakrowo, di mana semua induk merupakan burung-burung jawara yang jarang dilombakannya lagi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Kicau kemarin menyempatkan mampir ke rumah Om Buheri di kawasan Wijayapura, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Di depan rumahnya terpasang MMT bertuliskan Breeding Puri.
Kebetulan Om Kicau datang bersama Om Adi Pirang, kicaumania senior yang juga penangkar burung dan juri lomba di Provinsi Jambi, serta Zoel Bakung pimpinan Bakung Team. Seperti biasa, Om Buheri menyambut kami dengan ramah. “Sebenarnya sulit juga untuk vakum total dari dunia burung. Makanya, untuk melepas rindu, saya menangkar murai batu, lovebird, dan cucakrowo,” ujarnya.
Bukan hanya itu, hingga kini Bakung Team pimpinan Zoel Bakung masih memercayainya sebagai penasihat lapangan. Bahkan, beberapa waktu lalu, Om Buheri juga dipercaya sebagai ketua panitia Lomba Burung Berkicau Gebyar Citra Raya City Cup.
Menurut Om Buheri, untuk menjadi penangkar profesional memang diperlukan jam terbang khusus, dan dirinya sedang dalam proses menuju ke sana. Setiap penangkar pemula pasti akan menghadapi kendala atau rintangan di tengah jalan.
“Kalau kita tekun, sabar, dan telaten, maka semua kendala pasti bisa diatasi. Nah, semua itu menjadi modal berharga untuk menjadi penangkar profesional,” pesan Om Buheri kepada calon breeder dan breeder pemula.
Dia berpesan seperti itu, karena pernah juga mengalami kegagalan pada awal beternak murai batu. Saat itu burung jantan dan betina sudah berjodoh. Bahkan induk betina sudah bertelur, mengerami telur, dan menetas pula telur-telur itu menjadi anakan. Tetapi karena masih pemula, saat itu seluruh anakan dari sepasang indukan mati.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Saat ini, Om Buheri baru mengoleksi tiga pasang induk murai batu, masing-masing dari daerah yang berbeda. Ketiga pasangan induk itu berasal dari Medan, Pasaman (Sumatera Barat), dan Batang Asai (Kabupaten Sarolangun, Jambi).
Meski hanya memiliki tiga pasangan induk, semuanya merupakan induk berkualitas, di mana burung jantan pernah juara di Provinsi Jambi, termasuk Gleder dan Bocor. Tidak heran kalau anakan MB dari kandang Breeding Puri memiliki banderol agak mahal, karena kualitasnya memang bagus.
Untuk kenari dan cucakrowo, Om Buheri mengaku hanya memiliki satu pasang saja. Sebab dia masih dalam taraf belajar juga untuk beternak kedua jenis burung itu. Namun untuk lovebird, dia memiliki 20 pasangan induk dari berbagai jenis.
Semua kandang penangkaran itu berada di halaman belakang rumah. Menurut Om Buheri, breeding burung sangat bagus untuk anak-anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan. Daripada tak ada aktivitas, yang berpotensi mendorongnya ke dunia hitam, lebih baik menekuni penangkaran burung.
“Selain bisa membuat hati damai, karena setiap hari mendengar kicauan burung, kita juga mendapat penghasilan yang lumayan. Apalagi jika burung yang diternak memiliki nilai jual tinggi seperti murai batu, cucakrowo, lovebird, dan kenari,” tandas Om Buheri, mengakhiri pembicaraannya dengan Om Kicau. (Kelana Lana)