Prospek breding lovebird tahun 2014
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski harga di pasaran saat ini merosot, para penangkar lovebird tetap optimistis tahun 2014 bakal menjadi tahun kebangkitan mereka. Berkah Bird Farm Cirebon, misalnya, tak mengentikan aktivitas produksinya.
Dengan strategi tertentu, seperti dijelaskan di sini, peternak lovebird tetap akan memperoleh harga yang bagus, dengan permintaan tetap tinggi, kendati “digempur” oleh kehadiran lovebird impor dari Eropa maupun Taiwan.
Pasar serta kondisi harga lovebird yang berfluktuasi, dan mengarah ke penurunan, sepanjang tahun 2013 ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas para importir.
Tentu kita tak bisa menyalahkan kalangan importir, karena mereka juga mencari rezeki. Bahkan, jika kita mau berfikir jernih, melambungnya harga lovebird pada tahun 2011 – 2012 juga berkat peranan mereka.
Apa yang terjadi sepanjang tahun ini sebenarnya merupakan reaksi pasar yang wajar, sebuah pasar yang sedang mengarah pada kondisi normal. Kita tahu, lovebird mengalami booming pada tahun 2011 – 2012, terutama ketika lovebird warna eksotik mulai popular (diawali dari lutino, lutino mata merah, dan albino).
Fenomena booming pernah terjadi di berbagai komoditas, mulai dari ikan hias louhan, tanaman hias gelombang cinta, hingga produk seni seperti sepatu lukis. Selama masa booming, harga ugal-ugalan, sehingga menarik minat orang lain dan memunculkan kompetitor baru .
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Karena terlalu banyak kompetitor, akhirnya pasar menjadi jenuh, harga merosot tajam, dan sebagian pelaku usaha gulung tikar. Situasi ini pada akhirnya akan mengembalikanpasar pada kondisi normal, seperti sebelum terjadi booming.
Dalam kasus ikan louhan dan tanaman gelombang cinta, kondisinya benar-benar ambruk, sehingga kini nyaris tak diminati lagi. Tetapi Om Kicau yakin, untuk lovebird, situasi ini akan kembali ke pasar normal. Permintaan tetap ada dan stabil, harga pun akan menjadi lebih stabil. Jadi harga yang tinggi sejak tiga tahun lalu sebenarnya merupakan harga yang tidak normal, sebagai dampak booming saja.
Indonesia memang masih jauh tertinggal dalam ilmu breeding lovebird. Belgia, Belanda, Australia, dan Amerika Serikat sudah lebih lama menggeluti dunia breeding lovebird dan mampu menghasilkan varian-varian baru hasil mutasi warna dan / atau perkawinan silang (crossing).
Tidak apa-apa, semoga suatu saat kita bisa mengejar ketertinggalan itu. Yang lebih penting dilakukan saat ini adalah bagaimana menjaga agar pasar dan harga di tahun depan bisa stabil, meski sulit untuk bisa kembali pada suasana seperti saat booming. Tetapi kestabilan pasar dan harga yang terjadi pada tahun 2014 justru akan menciptakan kondisi normal, sehingga dapat membangun kembali semangat para penangkar lovebird.
Om Kicau menyarankan, setiap penangkar lovebird terutama yang memiliki pasangan indukan cukup banyak (lebih dari 10 pasang), membangun satu sayap usaha (semacam divisi) yang khusus menjalin komunikasi dengan para pemain.
Contohnya Berkah BF Cirebon milik Om Iwan TB, yang memiliki Berkah SF dengan tugas mengikuti setiap lomba yang ada di Jawa Barat dan Jabodetabek. Kemenangan salah satu gaco saja sudah bisa menjadi sarana promosi yang efektif, sehingga permintaan pasar tetap tinggi dan harga malah jauh lebih tinggi di atas harga rata-rata.
Hal ini juga diterapkan Ananta BF Sragen milik Om Anto 999 dan Wahyu WS Bird Farm Jogja. Mereka aktif sekali mengikuti lomba. Bukan sekadar untuk meraih prestasi, tetapi juga membangun jejaring (networking) di kalangan pemain, yang akan menjadi pasar istimewanya.
Berkah BF memiliki segudang lovebird jawara, yang sekaligus dijadikan indukan untuk menghasilkan anak-anakan berkualitas lomba. Misalnya Alphard yang sukses besar di Liga Ronggolawe Jabar 2013, Fortuner, BMW, Mercedes, Pajero, Ferari, Volvo, Hero, Vorche, dan Sonic.
Berkah BF kini memiliki 40 kandang indukan, dan yang berproduksi saat ini sekitar 30 pasangan. Dari jumlah tersebut, 12 kandang di antaranya merupakan indukan trah juara. Harga anakan tentu sangat bervariasi, tergantung dari kandang mana anakan tersebut berasal. (*)
Sebelumnya << >> Berikutnya