Banyak cara yang dilakukan para penggemar lovebird agar burung piaraannya tetap memiliki birahi yang stabil, terutama saat dilombakan. Salah satunya, seperti yang biasa dilakukan Hervi Papua (pemilik lovebird Sniper), adalah mencampurkan tetelan kulit kayu asem ke dalam pakan. Kayu asem yang dimaksud di sini adalah cabang atau ranting pohon asem yang biasa digunakan sebagai tenggeran / tangkringan burung berkicau. Yuk, kita bahas lebih jauh mengenai tetelan kulit kayu asem.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Cabang / ranting pohon asem selama ini menjadi bahan tenggeran paling favorit, karena dianggap paling bagus atau ideal. Batangnya keras, kulit kayu memiliki tekstur yang tidak rata, sehingga tidak licin dan membuat nyaman bagi burung untuk bertengger di atasnya.
Nah, Om Hervi Papua menemukan manfaat lain dari kulit kayu asem ini. Untuk menstabilkan birahi lovevird jawaranya yang bernama Sniper, dia rutin memberikan tetelan kulit kayu asem ke dalam pakannya.
Entah kebetulan atau tidak, prestasi Sniper relatif stabil, termasuk ketika tiga kali moncer dalam even Bengawan Sewu Cup di Solo, 24 November lalu.
Bagi Om Hervi, birahi yang stabil merupakan kunci dari lovebird Sniper sehingga sering selalu tampil maksimal dalam berbagai even lomba yang diikutinya.
Cara yang dilakukannya adalah memanfaatkan cabang / ranting kayu asem bekas tenggeran, kemudian bagian kulitnya dikelupas atau ditetel. Nah, tetelan kulit kayu ini kemudian dimasukkan ke dalam pakan hariannya.
Sebenarnya, apa yang dilakukan Om Hervi ini merupakan salah satu cara memberi kesibukan kepada lovebirdnya. Ketika burung makan, maka dia akan menemukan tetelan kulit kayu asem. Selanjutnya tetelan kulit kayu itu akan dijadikannya sebagai media untuk dikunyah-kunyah.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Dalam beberapa artikel terdahulu, Om Kicau sering mengulas mengenai terapi lovebird dengan mainan untuk dikunyah. Hal ini terbukti efektif. Dengan mengunyah sesuatu, termasuk tetelan kulit kayu asem, burung bisa melampiaskan birahinya, dan bisa mengurangi potensi stres akibat kebosanan.
Terapi tetelan kulit kayu asem sekaligus bisa mencegah lovebird mencabuti atau menggigiti bulu-bulunya. Ketika burung
stres, atau birahinya memuncak, lalu tidak ada media pelampiasan, maka bulu-bulunya sendiri akan menjadi “mainan” dan sering digigit atau dicabutinya.
“Bahkan, karena terbiasa diberi tetelan kulit kayu asem, Sniper tidak pernah menggigit tenggeran. Jadi, tenggerannya yang sudah nyaman bisa lebih awet,” ungkap Om Hervi.
Perawatan lovebird Sniper
Sebagaimana dijelaskan dalam artikel Lovebird Sniper: Tiga kali moncer di Bengawan Sewu Cup, Om Hervi mempercayakan perawatan harian gaconya ini kepada istri tercinta, Putri Wijayanti. Mulai dari membuka kerodong sekitar pukul 07.00, mandi, jemur, hingga mengganti pakan dan air minum, semua dilakukan istrinya.
—-
Namun jika akan dilombakan, barulah Om Hervi melakukannya sendiri, dimulai sejak H-4 (Rabu). Saat itu, burung mulai full kerodong , dan tidak lagi dimandikan. “Hanya diangin-anginkan saja selama 30 menit, sambil membersihkan sangkar, mengganti pakan dan air minum. Setelah itu kembali full kerodong,” jelasnya.
Tujuan pengkerodongan, menurut Om Hervi, untuk menjaga stamina Sniper agar tetap fit dan langsung kerja saat digantang dan melihat lawan-lawannya di lapangan.
—-