Penangkaran murai batu Sufi Bird Farm di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, dibangun Om Suudi dari nol dan diwarnai kerja keras luar biasa. Kini, dia menerima semua jerih payah dan pengorbanannya. Dari 11 kandang induk, setiap bulan bisa memanen 20 ekor anakan, dengan harga Rp 3 juta – Rp 4 juta. “Sekarang sudah ada pembagian tugas dengan istri. Saya menangani penjodohan, istri merawat anakan murai batu,” ujar Om Suudi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut Om Suudi, berdasarkan pengalaman keluarganya, penangkaran murai batu bisa dijadikan alternatif usaha bagi ibu rumah tangga. Hasilnya bahkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sekarang, usaha yang dirintisnya sudah ditangani sepenuhnya oleh istri, Ny Fitri, kecuali saat mau menjodohkan calon induk jantan dan betina. Untuk urusan sensitif ini, Bang Uut (panggilan akrab Om Suudi) masih menanganinya sendiri.
Sebagai ibu rumah tangga, Ny Fitri memiliki banyak waktu luang untuk merawat anakan murai batu hingga pascapanen. Dengan pembagian tugas seperti ini, Bang Uut tetap bisa meneruskan bisnis sapi potong di kediamannya.
Jual sapi untuk beli induk murai batu
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bang Uut merintis usaha penangkaran murai batu sejak tiga tahun lalu. Dia tertarik untuk menggeluti usaha ini, karena harga murai batu sangat bagus dan menguntungkan. Sebagai modal awal, beberapa ekor sapi potong yang menjadi bisnis utamanya terpaksa dijual dan sebagian lagi tetap dikembangkan di rumahnya.
Uang hasil penjualan sapi kemudian dibelikan beberapa ekor induk murai batu unggulan, terutama dari Medan yang berpostur besar dan berekor panjang. Selanjutnya dia membuat beberapa petak kandang.
Karena sudah belajar breeding dari rekannya, H Fahmi yang memiliki penangkaran murai batu dan cucakrowo di kawasan Warung Buncit, Mampang, Jakarta Selatan, tidak terlalu sulit bagi Bang Uut untuk memulai usaha ini.
“Saya mencoba menjodohkan murai batu jantan dan betina, alhamudillah berhasil. Anak-anak murai umur satu bulan laris-manis, sehingga saya harus menambah materi indukan lagi, dan tentu saja harus menambah petak kandang,” jelasnya.
Sebagai pengusaha penggemukan sapi potong, hanya sapi-sapi itulah yang bisa dijadikan modal. Akhirnya, dia menjual beberapa ekor sapi lagi untuk menambah modal breeding murai baru.
Tiga tahun setelah memulai penangkaran murai batu, di rumahnya sudah ada 11 kandang induk yang sebagian besar sudah berproduksi. Setiap bulan, Bang Uut minimal memanen 20 ekor anakan murai batu.
Anakan umur 1 bulan (sudah bisa makan sendiri) dijualnya dengan harga Rp 3 juta – Rp 4 juta per ekor, dan peminatnya tak pernah surut. Bahkan, saking larisnya, beberapa anakan sebelum umur 1 bulan pun sudah di-booking para pelanggannya.
Bonus seekor lovebird
Jiwa bisnis Bang Uut layak diacungi jempol. Untuk mengikat persahabatan dengan para pelanggan, dia memberikan bonus seekor lovebird yang juga merupakan hasil breeding di rumahnya. Bonus lovebird hanya berlaku untuk pembelian sepasang anakan murai batu.
Sebenarnya, tanpa bonus pun, pemesanan produk murai batu Sufi BF tetap laris. Kalau ia memberikan bonus, ini merupakan strategis mengikat pelanggan. Menjadikan pelanggan dan pembeli bukan sebagai customer, tetapi sebagai sahabat atau saudara sendiri.
Melalui kerja keras dan susah payah, kini Bang Uut dan Ny Fitri sudah dapat menikmati semua hasil dari penangkaran murai batu. Bukan hanya itu, ada kepuasan batin yang tak ternilai harganya, karena pasangan suami-istri ini ikut berkiprah dalam mengurangi angka perburuan murai batu di alam liar.
Proses penjodohan murai batu
Sejak awal usaha hingga sekarang, masalah penjodohan calon induk murai batu menjadi tugas Om Suudi alias Bang Uut. Pasalnya, masalah ini cukup sensitif. Kesalahan sedikit saja bisa membuat kedua calon induk saling bantai dalam kandang penangkaran. Banyak breeder pemula yang menyerah ketika menghadapi kendala tersebut, sampai memutuskan gulung tikar.
Persyaratan yang diperlukan agar proses penjodohan berjalan cepat dan lancar adalah MB jantan dan MB betina sama-sama dalam kondisi siap breeding. Dalam hal ini, MB jantan harus sudah gacor. Sedangkan betina sudah siap kawin. Selain itu, kondisi kedua calon induk juga harus sama-sama fit.
Jika syarat itu terpenuhi, pasti kedua burung cepat berjodoh dan segera berproduksi. Bang Uut biasanya hanya membutuhkan waktu 1 hari saja untuk memperkenalkan kedua calon indukan. Setelah itu, kedua burung sudah langsung berjodoh.
“Namun, tidak dapat dimungkiri, ada beberapa pasangan murai batu yang membutuhkan waktu lebih lama saat penjodohan. Ini tergantung pula dari karakter calon indukan, baik jantan maupun betina,” ujarnya.
Sebelum proses penjodohan dimulai, kedua calon induk diberikan BirdMature selama 6 hari berturut-turut, untuk menciptakan kondisi siap breeding. Pada hari ketiga, keduanya bisa mulai diperkenalkan.
Dalam hal ini murai batu betina dibiarkan bebas berkeliaran dalam kandang penangkaran. Adapun burung jantan dimasukkan dalam sangkar, namun sangar tersebut diletakkan di dalam kandang penangkaran. BirdMature tetap diberikan pada hari ke-4 hingga hari ke-6.
Karena MB jantan sudah gacor, dia akan memanggil-manggil burung betina. MB betina pun mulai mendekati sangkar burung jantan sambil membalas sapaan calon pasangannya. Sepanjang hari, burung akan terus berdekatan, termasuk saat beristirahat di malam hari.
Meski Bang Uut sering berhasil menjodohkan murai batu dalam waktu sehari, ini jangan dijadikan patokan untuk Anda, apalagi induk yang digunakan juga berbeda. Yang penting pastikan kedua burung selalu berdekatan terus sepanjang hari.
Jika kondisi saling berdekatan terus dipertahankan, maka burung jantan bisa dikeluarkan dari sangkarnya ketika hari sudah petang. Ini untuk menghindari berbagai kemungkinan terburuk, terutama saling serang. Pelepasan burung jantan pada petang hari bisa menekan kemungkinan tersebut, karena penglihatan burung sudah jauh berkurang.
Esok hari, Anda mesti bangun pagi-pagi untuk memantau kondisi kedua burung di dalam kandang penangkaran. Kalau tetap rukun, ada kemungkinan penjodohan berhasil. Namun Anda tetap harus rutin memantaunya selama 1-3 hari pertama sejak burung jantan dilepas dari sangkarnya.
Jika ternyata burung masih sering saling menyerang, Anda bisa mencoba memisahkannya dengan menyemprot air ke arah burung, sambil melihat reaksinya. Kalau masih berantem juga, ulangi lagi penyemprotan air.
Apabila sampai tiga kali disemprot air burung masih juga berlaku agresif, terpaksa proses penjodohan harus diulang. Kalau perlu, induk yang lebih agresif bisa diganti dengan yang lain.
Konstruksi kandang dan extra fooding
Pasangan induk yang sudah berjodoh dipelihara dalam petak kandang berukuran 2 x 1,5 m2 dan tinggi 2 meter. Om Suudi atau Bang Uut, pemilik Sufi Bird Farm, menempatkan seluruh petak kandang induk murai batu ini di atas dak kediamannya.
Suasana di dalam kandang breeding tampak terang, karena dinding bagian depan ditutupi kawat kassa. Adapun dinding belakang dan kedua dinding samping terbuat dari batako / batu bata.
Separo bagian atap bersifat tertutup, untuk tempat berlindung burung dari hujan dan terik matahari. Separo bagian lagi bersifat terbuka, jadi hanya ditutup dengan kawat kassa.
Untuk memberi nuansa alami, Om Suudi memasukkan pepohonan kecil yang mempunyai daun cukup rindang ke dalam kandang. Ini sekaligus untuk menambah suasana sejuk dan segar di dalam kandang.
Bak mandi tersedia di lantai kandang, airnya harus selalu bersih, sebagai tempat mandi bagi pasangan indukan.
Untuk kebutuhan extra fooding (EF), setiap pasangan murai batu diberi jangkrik secara ad libitum atau sepuasnya, ditambah 10 ekor ulat hongkong. Jika anakan sudah menetas, berikan pula cacing tanah selama induk mengasuh anaknya selama seminggu. Jangkrik bisa dikurangi, agar induk tidak meningkat birahinya saat mengasuh anaknya.
Perawatan anakan murai batu
Om Suudi / Bang Uut memanen anakan murai batu setelah berumur 6-7 hari. Selanjutnya perawatan akan ditangani istrinya, Ny Fitri. Pakan untuk anakan berupa adonan voer, kroto, cacing tanah, dan jangkrik muda yang sudah dihaluskan.
Pemberian pakan dilalukan setiap 2 jam sekali. Apabila sudah berumur 2 minggu, anakan MB sudah bisa dipasangi ring kode, dalam hal ini Sufi BF. “Merawat anakan murai batu memang harus sabar dan telaten,” kata Ny Fitri.
Piyikan yang masih dalam perawatan ditempatkan dalam sangkar yang diberi penghangat lampu 5 Watt dan ditutup krodong.
Memasuki umur 15 hari, anakan sudah belajar nangkring di dalam sangkar tersebut. Pada umur 28 hari, biasanya anak burung sudah belajar makan sendiri. Untuk melatih agar bisa makan sendiri, berikan ulat hongkong setiap hari dengan jumlah sedikit dulu. (d’one)