Jambi seperti tidak pernah kekurangan burung jawara, terutama di kelas murai batu, kacer, dan lovebird. Belum habis masa kejayaan gaco yang satu, sudah muncul gaco-gaco debutan dengan kualitas hampir sepadan. Di kelas murai batu, Panglima milik Yongka saat ini masih menjadi terbaik di Jambi dan salah satu yang terbaik di Pulau Sumatera. Namun burung ini mendapat perlawanan sengit dari murai batu Bintang, gaco andalan AXL Sabtiar, ketika bertarung dalam kelas utama Liga Ronggolawe Sumatera Seri I di Lapangan Bakung, Pasir Putih, Jambi, Minggu (19/1) kemarin.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam even ini, Om AXL memang hanya sekali menurunkan murai batu Bintang. Pasalnya, sudah ada tanda-tanda burung mau rontok bulu. Bahkan tiga hari menjelang lomba, Om Kicau sempat bertanya soal kepastian turun atau tidak murai batu Bintang dalam Liga Ronggolawe Sumatera Seri I.
“Kondisinya mulai lepas bulu sayap, meski baru satu helai. Bulu-bulu halus di sekitar matanya juga mulai rontok. Tetapi saya akan menurunkannya sekali, untuk mempercepat proses rontok bulunya,” jawab Om AXL.
Bintang memang diturunkan sekali, yaitu Kelas Ronggolawe, yang merupakan kelas paling bergengsi. Mengingat karakternya super-fighter, Bintang seperti tak peduli pada kondisi bulu-bulu yang mulai rontok.
Dia tetap mampu bertarung dengan garang, kendati lawan-lawan yang dihadapi umumnya jawara di Sumatera. Misalnya Panglima, Top One milik Nova Rico (Bengkulu), Anatta milik Aphing, Tanaka milik Akia, Ucok milik Joni Huang, Seda milik Bujang Makalam, Radja milik Anen Paten (Bengkulu), bahkan Jaguar milik H Sadat dari Jakarta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Pertarungan di kelas utama memang dimenangi Panglima, namun Bintang tetap mampu masuk tiga besar. Ini membuktikan semangat bertarungnya yang luar biasa, kendati mulai menunjukkan tanda-tanda bakal mabung.
“Meski hanya juara tiga, saya tetap puas melihat penampilan Bintang. Selain karena sebagian besar lawan yang dihadapi rata-rata langganan juara, Bintang juga dalam kondisi mau mabung. Mungkin ia harus absen dalam seri kedua (Padang, 9 Februari) dan ketiga (Bengkulu, 9 Maret),” ujarnya.
Om AXL berharap Bintang sudah rampung mabung akhir Maret mendatang, sehingga bisa mengikuti seri terakhir di Pekanbaru, yang dijadwalkan akan digelar tanggal 6 April 2014.
Dalam dua bulan terakhir, Bintang juga menunjukkan prestasi mengesankan dengan menjuarai even-even penting di wilayah Jambi dan sekitarnya.
Dalam kontes Nusantara Cup II di Jambi Town Square, 12 Januari lalu, Bintang tampil sebagai juara pertama Kelas Mega Bintang. Sebelumnya, Bintang juga menjuarai dalam even Reagen Cup 2, 29 Desember 2013.
Selain menjuarai Kelas Bintang, saat itu Bintang juga menjadi juara 3 Kelas Sejati. Beberapa burung papan atas di Jambi seperti Ucok, Anatta,dan Maha Dewa berhasil dikalahkannya.
Extra fooding jangkrik 5/5/5
Perawatan Bintang, kata Om AXL, sebenarnya tak ada yang istimewa, atau hampir sama seperti yang dilakukan pemilik murai batu lomba lainnya. Yang membedakan hanya cara penyajian pakan utama dan extra fooding (EF).
Untuk pakan utama, dia memberikan voer merek T—–ng. Sebelum diberikan, voer ditumbuknya hingga halus. Untuk EF jangkrik, burung setiap hari dijatah 15 ekor, dengan pengaturan pagi 5 ekor, siang 5 ekor, dan sore 5 ekor. Kroto diberikan setiap pagi, dengan porsi secukupnya.
Jadi, setiap pagi burung dikeluarkan untuk dianginkan sebentar, kemudian mandi dan dijemur (08.00 – 10.00). Usai dijemur burung diberi kroto.
Pada hari lomba, sebelum berangkat ke lapangan (sekitar pukul 07.00), burung dianginkan dan diberi 10 ekor jangkrik dan kroto. Selanjutnya dimandikan dan dijemur sekadarnya (10 menit). Setelah itu, burung kembali dianginkan, juga 10 menit, dan langsung dikerodong.
Burung kemudian dibawa ke lapangan. Menjelang sesi murai batu, semua makanan dan tempatnya dicabut. Begitu digantang, Bintang langsung fight menghadapi lawan-lawannya. (Kelana Lana)
—