Untuk kali pertama, burung anis kuning / eye-browed thrush (Turdus obscurus) terlihat / dijumpai di lereng selatan Taman Nasional Gunung Merapi. Burung migran dari kawasan Siberia, Kamchatka dan Amurland (Russia), dan Mongolia, ini selalu mampir ke Indonesia setiap di habitat aslinya memasuki musim dingin seperti saat ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi frekuensi perjumpaan di Jawa sangat langka. Sejauh ini baru ada empat foto anis kuning yang terdokumentasi situs Foto Biodiversitas Indonesia. Itupun hanya dari dua lokasi, yaitu Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo dan Banjarnegara Jawa Tengah) dan Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, di lereng baratdaya Gunung Welirang (Jawa Timur).
Perjumpaan terhadap burung anis kuning di lereng selatan Merapi ini terjadi Sabtu (18/1) lalu, yang diberitakan kutilang.or.id, dilengkapi foto (burung betina) yang diambil Om Imam T seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
—
Meski hanya seekor saja yang berhasil difoto, saat itu sebenarnya terlihat belasan ekor anis kuning. Dari gambar di atas terlihat, burung memiliki garis putih tegas di bagian atas dan bawah mata, serta dagunya. Bagian sisi perutnya terdapat bulu berwarna oranye kusam, karena ini burung betina.
Pada burung jantan, warna oranye jauh lebih terang. Selain itu, daerah kepala mulai dari mahkota hingga leher pada burung jantan didominasi warna hitam. Adapun pada burung betina didominasi warna cokelat.
Burung anis kuning memiliki postur sedang, dengan panjang tubuh sekitar 23 cm. Tubuh bagian atas berwarna cokelat zaitun, dada jingga, perut putih kecuali bagian sisinya yang oranye atau merah-karat.
Iris mata juga berwarna cokelat. Paruh atas hitam, sedangkan paruh bawah kuning dengan ujung hitam. Kedua kakinya terlihat kekuningan.
Berikut ini ilustrasi burung anis kuning jantan dan betina:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam artikel terbarunya, kutilang.or.id menyebutkan bahwa kawanan anis kuning dijumpai sedang berkelompok di daerah dengan ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut. Pengamatan dilakukan dalam kondisi cuaca hujan
Dalam Atlas Burung Yogyakarta, yang saat ini dalam proses penyelesaian, anis kuning belum pernah tercatat sebelumnya di wilayah ini. Sebenarnya bukan hanya anis kuning saja yang terlihat, lantaran para pengamat juga melihat sekitar 20an spesies burung lain yang sebelumnya tidak pernah terlihat di lereng Merapi.
Hal ini makin menunjukkan arti penting kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Ya, kawasan ini tidak hanya menjadi daerah persinggahan burung-burung migran, melainkan juga habitat ideal bagi ratusan spesies burung lokal.
Tempat hidup dan kebiasaan
Seperti dijelaskan di bagian awal, burung anis kuning berkembang biak di kawasan Siberia, wilayah Kamchatka dan Amurland (Russia), dan Mongolia. Di luar musim berbiak, tepatnya menjelang musim dingin, mereka akan melakukan migrasi ke wilayah selatan.
Referensi yang diperoleh Om Kicau dari sejumlah website perburungan di mancanegara, antara lain dari ibc.lynxeds, menyebutkan kalau burung anis kuning memiliki jalur migrasi ke India, Taiwan, Indochina, Filipina, dan Sunda Besar (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa), dan Sulawesi. Ada beberapa pejumpaan tetapi sangat sedikit di Sunda Kecil (Nusa Tenggara, Timor, dan Flores).
Dalam beberapa waktu terakhir, memang sering terjadi perluasan jalur migrasi burung anis kuning. Misalnya, anis kuning untuk kali pertama memasuki wilayah Eilat, Israel, Oktober 1996. Setelah itu lama tak pernah lagi ke wilayah Israel dan baru kembali lagi 11 tahun kemudian (2007) di Yerusalem.
Tahun 2011, anis kuning untuk kali pertama juga terlihat di Australia, tepatnya di dekat Malanda, Queensland. Kalau sekarang anis kuning mampir ke lereng Merapi, sangat dimungkinkan burung ini agak kesulitan mencari lokasi yang sesuai dengan keinginan atau instink untuk bertahan. Kawasan Merapi dianggap paling mendekati habitat ideal yang diperlukan spesies ini.
Burung anis kuning, juga sebagian besar burung migran dari kawasan Siberia, biasanya datang ke Indoneia pada bulan Oktober – November dan akan bertahan hingga April. Mereka mendiami hutan-hutan pegunungan, hutan terbuka, bagian tepi dan dalam hutan primer, hutan magrove, vegetasi pantai, pekarangan, dan vegetasi sekunder.
Di alam liar, burung ini terlihat agak jinak dan memiliki rasa ingin tahu yang besar, termasuk ketika sedang mencari makanan di atas permukaan tanah. Mereka sering bergerak melalui semak-semak dan pohon rendah dalam kelompok kecil yang aktif.
Audio dan video burung anis kuning
Suara kicauan burung anis kuning di alam liar memang tidak terlalu bagus, hanya berupa siulan lagu sederhana, yang sekilas terdengar mirip burung mistle thrush (Turdus viscivorus) yang ada di Eropa dan Asia Utara.
Di alam liar pun, anis kuning termasuk burung yang jarang sekali mengeluarkan suara kicauannya. Rekaman suara yang tersedia sangat minim, bahkan belum ada rekaman suara yang diambil di Indonesia.
Om Kicau memperoleh satu suara yang lumayan bagus, namun sangat lirih, sehingga harus dilakukan perbesaran volume agar terdengar lebih jelas. Berikut ini hasilnya:
Berikut ini dua video mengenai anis kuning, semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama: