Dunia kicaumania sangat unik, karena mempunyai penggemar dengan latar pendidikan, profesi, dan tingkat ekonomi yang sangat beragam. Semua lebur menjadi satu, tanpa membedakan siapa lu dan gue. Banyak tokoh kicaumania yang kini menjadi petinggi, termasuk Drs Suprodjo WS yang menjabat Wakapolda Jatim.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kali ini Om Kicau ingin mengangat profil Tole yang sangat popular di kalangan kicaumania Jambi. Lelaki asal Karanganyar ini semula jualan es keliling. Karena hobi burung, nasibnya terangkat menjadi joki atau perawat burung, berdagang kroto, dan kini dipercaya menjadi Ketua Nusantara BC Jambi.
Tole lahir di Pengkol, Kelurahan Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, tanggal 20 Agustus 1979. Tahun 2000, atau saat berumur 21 tahun, dia merantau ke Jambi, untuk mengubah nasib.
Pekerjaan yang pertama ditekuninya adalah berjualan es krim keliling kampung. Karena belum dapat berbahasa Jambi, tentu dia berkomunikasi dengan pembeli menggunakan bahasa Indonesia, kecuali jika pembeli juga berasal dari Jawa.
Tetapi cobaan harus dialaminya pada awal perantauannya di Jambi. Sempat dikerjain kenalan, yang mengajari bahasa setempat. Misalnya kalau ada yang mau beli, dia disuruh mengucapkan kata dak katek.
Begitulah, dengan pede, setiap ada yang beli, Tole mengatakan: “Dak katek!”. Karuan saja pembeli tidak jadi membeli. Usut punya usut, Tole mencari tahu arti kata “dak katek”, yang ternyata berarti habis atau tidak ada, he.. he.. he… Pantas saja dagangannya tidak laku.
Pernah juga ditampar seorang pembeli, karena menjawab pantek saat ditanya. Karena bingung, Tole kembali mencari tahu arti kata tersebut, yang berarti (maaf) pantat.
Penderitaannya memuncak ketika gerobak dorong yang biasa digunakannya untuk berjualan es krim patah. Pernah juga nyaris dirampok orang.
Lima tahun menjalani suka-duka sebagai penjual es keliling, Tole akhirnya bertemu dengan Bambang Skip, salah seorang kicaumania yang juga popular di Kota Jambi. Ya, sejak 2005, Tole diminta menjadi perawat burung-burung koleksi Om Bambang. Terkadang juga diminta menjual burung-burung milik bosnya yang baik hati itu.
Namun, kemalangan masih menghampiri Tole. Cucak hijau, burung yang pertama kali dirawat Tole, malah digondol maling. Celakanya, maling (entah tunggal atau kawanan maling) meninggalkan pesan di atas secarik kertas: “Nanti burungnya diisi lagi ya”.
Untung Om Bambang tidak memarahinya, dan masih memercayainya sebagai perawat burung. Tole tidak dipecat, dan tetap setia bekerja di tempat yang sama. Tentunya ia lebih berhati-hati lagi dalam menjaga burung milik majikannya.
Suatu ketika, melalui kenalannya yang juga hobi burung, Tole diperkenalkan kepada Andre Sutanto. “Saat itu Om Andre membutuhkan joki untuk Charly, kacer kesayangannya,” tutur Tole kepada Om Kicau.
Tole pun menyatakan kesediaannya. Bahkan berkat ketelatenannya dalam merawat Charly, kacer ini tercatat sebagai salah satu kacer papan atas nasional. Om Kicau sudah beberapa kali menulis artikel mengenai kacer legendaris tersebut, yang kini sudah di-take-over H Rihan Variza dari Binuang, Kalsel.
Bahkan, Tole juga ikut merawat kacer Senpi, andalan Andre setelah Charly terbang ke Binuang. Tahun lalu, Senpi beberapa kali menjuarai seri Liga Sumatera, serta sudah puluhan kali menjuarai lomba burung di Jawa, khususnya di Jabodetabek.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sekarang Tole sudah jauh lebih mandiri. Meski masih menjadi joki Andre, penghasilan utamanya justru berasal dari berdagang kroto, dengan sistem antar barang ke rumah-rumah kicaumania. Andre termasuk pelanggan setia. Kendati Andre sudah mukim di Surabaya, tiap pagi Tole mengirim kroto ke rumah Andre di Jambi, sambil tetap merawat burung-burung koleksi Andre.
Banyak kicaumania papan atas di Jambi yang menjadi pelanggan krotonya, termasuk Akia / Herjohan (pemilik murai batu Happy Birthday dan Tanaka), Yongka (pemilik MB Panglima), beberapa anggota Obit BC, serta Nusantara BC.
Selain itu, sesekali Tole juga berjualan burung kicauan. Banyak kicaumania Jambi yang menyukainya, karena kerendahan hati, mudah diajak bekerja sama, dan gesit dalam bekerja. Tak heran kalau Tole kemudian dipercaya menjadi ketua Nusantara BC, yang kini beranggotakan 30 orang kicaumania.
Dalam berbagai lomba burung berkicau, Tole sering dipercaya menjadi ketua pelaksana, termasuk even yang diadakan Nusantara BC.
Sebagai kicaumania, tentu dia juga tidak melewatkan kalau ada lomba, latpres, dan latber burung, khususnya di Provinsi Jambi. Kepandaiannya dalam merawat burung terbukti di arena lomba, karena gaco-gaconya seringkali menjadi juara. Bukan rahasia lagi, hadiah juara dalam lomba burung, kalau ditabung, ya lumayan juga lho…
Dalam even Friendship Cup II di Lapangan Bakung Pasir Putih, Jambi, beberapa waktu lalu, Tole bahkan menjadi juara umum single fighter (SF). Saat ini, Tole memiliki jago-jago jawara di beberapa kelas, antara lain Kotto, Zombie, dan Tanjung (murai batu), Topan (kacer), Blorok, Buyung KS (lovebird), Kancil (kenari), Cepot (kapas tembak), Doger (cililin), dan sebagainya.
Melalui kerja kerasnya, atau meminjam Tukul Arwana melalui kristalisasi keringat, Tole kini memetik hasilnya. Kehidupannya sudah jauh membaik, dan dia selalu ringan tangan terhadap orang-orang tak mampu.
Tadi pagi, dia bersama Arifin (anggota Nusantara BC) menyambangi anak-anak Panti Asuhan Teratai Jaya, Kota Jambi, sekadar berbagi. Ya, sebagian keuntungan dari penjualan kroto dan burung selalu disisihkan untuk anak-anak yatim.
Begitu pula dengan sebagian keuntungan lomba, yang selalu dibagikan kepada yatim piatu dan kaum dhuafa, tentunya setelah melalui persetujuan anggota Nusantara BC lainnya. (Kelana Lana)
Semoga menginspirasi Anda.
—