Seperti biasa, setiap perayaan Tahun Baru Imlek, para pedagang burung emprit / pipit selalu ketiban rezeki. Ya, pada hari itu, saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa akan memborong burung emprit untuk dilepasliarkan sebagai ritual penebus dosa / kesalahan, juga simbol kerendahan hati, sekaligus untuk membuang kesialan. Tak heran jika omzet penjualan pada pedagang emprit bisa mencapai jutaan rupiah pada Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari Jumat (31/1) kemarin.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Rezeki musiman tersebut dirasakan para pedagang burung emprit. Dalam tiga hari terakhir, omzet penjualannya melonjak hingga 10 kali lipat daripada hari-hari biasa.
Seorang pedagang bahkan mengaku bisa menjual sekitar 5.000 ekor, dengan omzet mencapai Rp 8 jut . Biasanya mereka hanya bisa menjual 200 – 300 ekor per hari.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sebelumnya, para pedagang sudah mengantisipasinya dengan membeli burung emprit langsung dari pengepul di daerah-daerah, termasuk di Karawang. Harga kulakan emprit sekitar Rp 500 / ekor, rata-rata hasil tangkapan alam.
Keuntungan yang didapat pedagang bisa meningkat beberapa kali lipat. Dari pengepul yang hanya seharga Rp 500, pedagang umumnya menjual dengan harga Rp 1.000 pada hari biasa, dan saat Imlek mencapai Rp 2.000 per ekor.
Warga etnis Tionghoa yang merayakannya pun sangat terbantu, sebab berdasarkan tradisi leluhur, burung emprit memang diperlukan sebagai simbol penebus kesalahan atau dosa, membuang sial, sekaligus berharap rezeki berlimpah di sepanjang tahun berikutnya.