Cucak hijau Halimun sudah tiga tahun berada di tangan Pakde dari Sodong is The Best SF Rawamangun, Jakarta Timur. Selama itu pula, cucak hijau Halimun sudah memberi puluhan trofi dan hadiah uang kepada Pakde. Prestasi paling berkesan saat menjadi juara umum Liga Ronggolawe Jabodetabek (LRJ) 2013 / 2014, yang berakhir 26 Januari lalu. Materi dasarnya memang oke, sehingga meski dirawat secara sederhana, burung mampu meraih prestasi luar biasa.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurutnya, gelar juara pertama diseri penutup dalam liga tersebut sudah ratusan kali. “Ya, sejak burung ini ditangan saya lebih dari dua ratus kali juara pertamanya,” jelasnya.
Selama ini, Halimun memang tak pernah absen dari berbagai aktivitas latpres dan lomba di wikayah Jabodebatek. Bahkan dalam seminggu kerap tampil dalam 2-3 even berbeda, dan sebagian besar menjadi juara pertama.
“Kalau hari Sabtu atau Minggu tidak ada even besar, Halimun tetap saya turunkan dalam latpres, atau bahkan sekadar latber. Tujuannya untuk mengurangi birahi burung,” ungkap Pakde.
Perjalanan Halimun mengikuti LRJ
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ada cerita menarik mengenai perjalanan Halimun ketika mengikuti LRJ. Beberapa bulan sebelumnya, burung ini sempat berpindah tangan. Namun hanya bertahan beberapa saat, karena pemilik baru sibuk kerja sehingga burung sering dalam kondisi siap lomba.
Akhirnya, Halimun kembali berada di tangan Pakde. Namun gaco ini baru ikut LRJ pada Seri III di Cibinong. Dua seri perdana Halimun tidak ikut. Ketika itu, cucak hijau Brewok milik Mr Kunik masih memimpin klasemen sementara kelas cucak hijau.
Penampilan perdana Halimun di LRJ kurang mulus, karena hanya menempati juara 2. Di seri berikutnya, yang digelar Free York BC, Halimun bahkan gagal meraih poin (karena di luar 5 besar).
Pakde tak patah semangat. Dia kembali menurunkan Halimun pada Seri V di Narogong, Bekasi, dan akhirnya bisa menjadi juara pertama. Ketika itu, Mr Granat milik Bobby KCI sudah mengkudeta Brewok di puncak klasemen.
Sejak Seri VI hingga Seri XII (Penutup), Halimun selalu meraih gelar juara pertama dan makin menapak ke peringkat atas. Dimulai dari masuk tiga besar di bawah Mr Granat dan Brewok, kemudian berada di urutan kedua di bawah Mr Granat, dan sejak Seri X mampu memimpin puncak klasemen hingga seri terakhir.
Sebagian kemenangan diraihnya melalui double winner, bahkan beberapa kali mencetak hattrick. Itu yang membuat peringkatnya cepat melejit.
Perawatan cucak hijau Halimun
Lantas, bagaimana kiat Pakde mengkondisikan gaconya sehingga daya tahanya stabil di lapangan? Secara umum, perawatan burung ini relatif sederhana dan tidak ribet.
“Halimun justru tampil lebih maksimal dalam lomba di hari Minggu, jika Sabtunya sudah bertemu lawan-lawannya dalam even latpres. Sekali lagi, ini untuk menurunkan birahinya pada hari Minggu. Kalau Sabtu ikut latpres, penampilannya di hari Minggu justru makin maksimal,” jelas Pakde.
Perawatan Halimun sebenarnya biasa-biasa saja alias tidak terlalu istimewa. Beberapa waktu lalu, Om Kicau pernah datang ke rumah Pakde, dan menjumpai Halimun sedang dijemur di pinggir jalan tanpa digantang. Ya, sangkar digeletakkan begitu saja di pinggir jalan.
Makanan utama berupa pisang kapok, diseliling pepaya. Menjelang lomba, buah diganti apel. Adapun jangkrik diberikan rutin dengan porsi 10 ekor setiap hari.
“Menjelang lomba, porsi jangkrik ditambah dua kali lipat, ditambah beberapa ekor ulat hongkong, tergantung kondisi cuaca. Kalau udara dingin atau sering hujan, porsi ulat bisa diperbanyak,” kata Pakde.
Perawatan Halimun memang sederhana, apa adanya. Istilahnya, Halimun adalah burung jujur. Setiap digantang pasti kerja, ngentrok, dan mampu membongkar semua materi isian lagu dan tembakannya, mulai dari cililin, cucak jenggot, lovebird, dan isian lainnya.
Karena kestabilan prestasinya, beberapa ijomania berminat meminang Halimun. Bahkan salah seorang sahabat Pakde siap memberikan mahar bernilai fantastis. Sayangnya, Pakde masih sayang terhadap gaconya. (d’one)
—