Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Kelud, Kamis (13/2) malam, ternyata menyebar ke berbagai daerah, dengan radius cukup jauh. Website Si Momot mengabarkan abu vulkanik menerpa Kota Solo, Jogja, bahkan Tasikmalaya. Tindakan pertama bagi yang berada di daerah terdampak abu vulkanik adalah memastikan Anda dan keluarga dalam kondisi aman. Kemudian, bagi para penghobi, pemain, maupun penangkar burung, ada beberapa langkah yang perlu diambil agar burung tidak terdampak parah yang berakibat kematian, khususnya karena gangguan pernafasan, iritasi mata, dan iritasi kulit. Simak panduan Om Kicau berikut ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam panduan ini, Om Kicau terpaksa membahas dua hal sekaligus, yaitu dampak abu vulkanik bagi manusia dan burung. Disebut terpaksa, karena website burung kok bercerita juga tentang kesehatan manusia. Tapi ini menjadi sebuah keharusan, sebab kesehatan manusia harus diletakkan lebih tinggi daripada burung.
Sebelumnya, perlu difahami dulu beberapa hal mengenai material abu vulkanik. Abu vulkanik adalah partikel halus dari bebatuan vulkanik yang keluar dari erupsi gunung. Sebagian bebatuan masih utuh saat jatuh kembali ke bumi, tapi sebagian lagi terurai menjadi butiran halus dengan diameter kurang dari 2 mikrometer (0,002 milimeter).
Abu vulkanik ini memiliki kandungan lapisan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata, dan kulit, baik pada manusia maupun hewan. Lapisan asam mudah tercuci air hujan, sehingga dapat mencemari persediaan air di lokasi terdampak. Abu asam juga dapat merusak tanaman, yang berarti menyebabkan kegagalan panen.
Menurut The International Volcanic Health Hazard Network, abu vulkanik akan berdampak terhadap kesehatan manusia dan hewan.
Gangguan saluran pernafasan
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Gangguan saluran pernafasan merupakan dampak langsung dari abu vulkanik. Beberapa gejala yang muncul antara lain:
- Iritasi hidung dan pilek.
- Iritasi dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering.
- Ketidaknyamanan saat bernafas.
- Jika Anda sebelumnya sudah menderita penyakit pernafasan, maka abu vulkanik bisa menyebabkan penyakit serius seperti tanda-tanda bronkitis akut selama beberapa hari (batuk kering, mengi, sesak nafas, dan produksi dahak berlebihan).
- Bagi penderita asma dan bronkitis, abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan (keluhan umum antara lain sesak nafas dan batu.
Itu sebabnya, warga di lokasi terdampak dianjurkan menggunakan masker. Bisa dibayangkan, apabila manusia terdampak abu vulkanik, maka burung-burung maupun hewan lainnya pun akan mengalami dampak yang sama.
Bahkan, kita juga perlu mewaspadai paparan abu vulkanik dalam jangka panjang, atau beberapa hari setelah erupsi gunung berapi.
Iritasi pada mata
Selain gangguan terhadap saluran pernafasan, abu vulkanik juga bisa menyebabkan iritasi mata pada manusia dan hewan. Ini terjadi karena butiran-butiran abu yang tajam dapat merusak kornea mata, atau minimal membuat mata menjadi merah.
Pengguna lensa kontak diharapkan melepas alat bantu ini untuk mencegah terjadinya abrasi kornea. Baik manusia, burung, dan hewan lain yang matanya kemasukan abu vulkanik, maka akan mendapati beberapa tanda berikut ini:
- Merasakan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata.
- Mata sakit, perih, gatal, atau kemerahan.
- Sering mengeluarkan air mata dan lengket.
- Kornea mata lecet atau tergores.
- Mata memerah secara akut, atau kantong mata bengkak, karena mata terbakar dan menjadi sensitif terhadap cahaya.
—
Iritasi pada kulit
Kulit tubuh manusia dan hewan pun bisa terkena dampak abu vulkanik. Meski jarang ditemukan, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik bersifat asam. Hal ini ditandai dengan kulit yang memerah. Selain itu, infeksi bisa muncul karena kulit sering digaruk-garuk.
Pada hewan, misalnya burung, yang paling ditakutkan adalah naluri preening, yaitu perilaku sebagian besar burung yang setiap hari membersihkan dan merapikan bulu-bulunya. Ketika bulu dan kulitnya sudah terpapar abu vulkanik, dan burung melakukan preening, sangat dimungkinkan sekali partikel debu halus ini termakan burung dan masuk ke saluran pencernaannya.
Berdasarkan data Medion saat erupsi Gunung Merapi (26 Oktober 2010), abu vulkanik menurunkan produksi telur hingga 30% pada peternakan ayam dalam radius 10-15 km. Adapun peternakan ayam dengan radius 15-20 km mengalami penurunan produksi 5-15%
Angka ini tak menyangkut ratusan ribu ekor ayam yang mati akibat sambaran awan panas (wedhus gembel), melainkan hanya ayam-ayam yang terpapar abu vulkanik.
Dari data Medion tersebut, kita dapat membuat analog bahwa penangkaran burung berkicau relatif aman apabila lokasinya agak jauh dari Gunung Kelud, minimal dengan radius lebih dari 30 km.
Tetapi ini hanya menyangkut produksi telur, mengingat dampak kesehatan akibat abu vulkanik tetap ada, baik dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Bahkan, Medion juga melaporkan, penurunan produksi telur pada ayam-ayam ini juga bermula dari paparan abu vulkanik yang berdampak terhadap saluran pernafasan unggas.
BEBERAPA TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
1. Khusus penangkar burung
Bagi penangkar burung di daerah-daerah yang saat ini terpapar debu abu vulkanik, termasuk di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Barat, lakukan penyemprotan kandang dan areal di sekitar kandang, minimal sekali dalam sehari. Bagian atap kandang, dan area di antara dua kandang, yang tersiram abu vulkanik juga perlu disiram.
Langkah penyemprotan ini dimaksudkan untuk mencegah abu bertebaran yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, mata, serta kulit, dan bulu.
Mengapa harus dilakukan setiap hari? Karena abu vulkanik yang menerpa lokasi lain sangat mungkin terbawa angin dan akan sampai ke lingkungan rumah Anda. Jadi, selama beberapa hari ini, lakukan penyemprotan setiap hari, bahkan 2-3 kali sehari lebih baik.
2. Khusus pemilik dan pemain burung
Bagi sobat kicaumania di wilayah Kediri dan sekitarnya, terutama yang memiliki burung jawara, tidak ada salahnya untuk sementara memindahkan burung koleksinya ke rumah saudara / sahabat di luar kota yang relatif sedikit terdampak abu vulkanik.
Jika upaya ini sulit dilakukan, maka untuk sementara stop dulu penjemuran burung selama beberapa hari, sampai abu vulkanik mereda.
Abu vulkanik sulit mereda dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya kalau Anda bersihkan hari ini pun masih ada kemungkinan debu abu vulkanik di tempat lain (tetapi belum dibersihkan) terbawa angin dan menerpa lingkungan rumah Anda.
Selama situasi belum mereda, burung sebaiknya disimpan dulu di dalam rumah, kalau perlu di dalam ruangan khusus. Sangkar dikerodong selama beberapa hari. Buka sesekali saja, terutama ketika mau mengganti pakan dan air minum.
Upaya ini untuk memastikan agar burung Anda tidak terkena dampak jangka panjang. Sebab, burung bisa saja tidak bermasalah saat ini. Namun karena burung sebenarnya juga menghirup partikel debu abu vulkanik, dampaknya baru terasa beberapa bulan kemudian, khususnya gangguan pernafasan dan iritasi mata.
Yang tak kalah penting, sama seperti yang disarankan untuk penangkar, sobat kicaumania juga perlu membersihkan debu abu vulkanik yang menempel di setiap bagian rumah dan halaman. Ambil dan kumpulkan dalam kantong plastik.
Setelah itu, lingkungan di sekitar rumah juga perlu disiram minimal sehari sekali, agar debu tak mudah beterbangan dan masuk ke dalam rumah, yang akan membahayakan kondisi kesehatan Anda dan keluarga, juga burung yang disimpan di dalam rumah.
Jangan lupakan multivitamin
Sebagaimana saran Medion agar para peternak ayam binaannya memberikan vitamin guna menjaga daya tahan unggas saat terjadi erupsi Merapi, Om Kicau juga menganjurkan hal yang sama kepada sobat kicaumania.
Dalam kondisi udara yang tidak bersahabat seperti sekarang ini, sobat kicaumania yang kotanya ikut terpapar abu vulkanik Gunung Kelud juga perlu memberikan multivitamin kepada burung piaraannya atau penangkarannya, agar tak mudah jatuh sakit. Anda bisa menggunakan multivitamin merek apa saja, termasuk BirdVit yang sangat efektif dalam menjaga daya tahan dan stamina burung.
Lebih selektif soal air minum
Saat mengganti air minum, usahakan air berasal dari produk kemasan (galon) atau kemasan isi ulang lainnya. Untuk sementara, jangan menggunakan air dari sumur atau PDAM, karena abu vulkanik juga mencemari sumber air di berbagai lokasi, mulai dari sungai, sumur, danau, dan sebagainya.
—