Burung kukabura terdiri atas beberapa spesies, dan umumnya merupakan satwa endemik di Papua, Papua Nugini, Australia, dan Selandia Baru. Kukabura termasuk dalam famili Alcedinidae, yang berarti masih berkerabat dengan tengkek, raja udang, atau kingfisher. Belum lama ini, Om Sutan (Mahkota Galery Jakarta) mendatangkan puluhan ekor burung kukabura ketawa / laughing kookaburra (Dacelo novaeguineae) dari Australia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung kukabura ketawa termasuk salah satu burung favorit di Negeri Kanguru, dan tak dijumpai di Indonesia. Di negeri kita terdapat tiga spesies kukabura, yaitu kukabura aru (Dacelo tyro), kukabura perut-merah (Dacelo gaudichaud ), serta kurabura sayap-biru (Dacelo leachii).
Untuk melihat penampilan fisik dan karakter suaranya, silakan lihat video berikut ini:
—
Om Kicau pernah membuat audio mp3 suara ngakak burung kukabura, yang bisa menjadi masteran alternatif dan unik untuk burung kicauan di rumah, misalnya murai batu. Silakan buka lagi arsipnya di sini:
Beberapa kicauamania di Indonesia, dengan lidah khasnya (he..he.. he..) sering menyebut kokabura ketawa atau laughing kookaburra ini dengan nama laving kokobar. Ya, nggak apa-apa, yang penting burungnya sama.
Karena persediaan terbatas, silakan kontak langsung Om Sutan (no telepon ada di bagian bawah artikel ini), untuk menanyakan soal kondisi dan harganya.
Stok lain di Mahkota Galery
Selain kukabura, Mahkota Gallery juga mendatangkan beberapa burung eksotik lainnya seperti pailing dari China dan turaco.
Koleksi burung paruh bengkok di tempat ini juga cukup lengkap, mulai dari african grey parrot, macaw, amazon, ringneck, kakatua galah, sun connure, dan sebagainya.
African grey parrot, atau nuri abu afrika, termasuk yang paling diminati. Burung paruh bengkok ini dikenal cerdas, jinak, dan mudah beradaptasi dengan manusia.
Jika Anda mampir ke Mahkota Galery, stok nuri abu afrika umumnya masih muda, tetapi sudah jinak dan mulai belajar bicara.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Sebagian sudah terjual. Peminatnya memang cukup banyak, terutama yang masih anakan,” kata Om Sutan.
Seekor african grey parrot yang sudah bisa mengucapkan 1-2 kata dibanderolnya seharga Rp 8 juta. “Kalau masih muda, burung mudah dilatih mengucapkan kata-kata. Jenis ini paling mudah diajari belajar ngomong,” ungkapnya.
Tentu saja lovebird impor masih menjadi andalan utama Mahkota Galery, khususnya dari tiga negara Eropa: Belanda, Spanyol, dan Italia. Ada warna standar, dan ada pula warna-warna eksotik seperti lutino, albino, dan blorok.
Burung-burung yang didatangkan rata-rata memiliki grade A. Hal ini terlihat dari postur, warna bulu, dan kualitas suara yang di atas rata-rata dan ngekek panjang.
“Lovebird blorok saat ini paling diminati. Untuk memenuhi kebutuhan pemain, saya juga menyediakan lovebird siap lomba dengan kualitas suara panjang,” ujarnya.
Lovebird kualitas lomba disimpan dalam ruangan khusus, dipisah satu persatu. Burung yang sudah dipisahkan ini dijamin bersuara ngekek panjang dan siap lomba.
“Pembeli tinggal memilih, mau yang warna atau yang suara ngekek panjang. Silakan pantau langsung,” jelas Om Sutan.
Laris manisnya produk paruh bengkok di Mahkota Galery tidak lain karena Om Sutan dan staf selalu menjaga kualiatas burung. “Hanya burung yang segar-segar yang kami sediakan di sini, “ lanjutnya.
Sebelum didatangkan, quality control benar-benar diterapkan penangkar di luar negeri. Kondisi burung harus benar-benar sehat dan memiliki kualitas warna bulu dan suara yang memenuhi standar. “Pekan ini kami juga akan mendatangkan burung pailing dari China. ” jelas Om Sutan.
Selain burung paruh bengkok dan burung eksotik lainnya, Mahkota Galery juga menyediakan aneka jenis kenari dan finch dari beragam strain, terutama dari Belanda, Spanyol dan Italia. Ada scoth fancy, red intensive, red mozaic, white canary, orange, yellow, bond, dan aneka warna menarik lainnya. (d’one)
—