Tidak seperti dasawarsa sebelumnya, burung cendet kini makin naik pamor di Indonesia. Burung ini mudah dalam perawatannya, meski terkadang sulit mengeluarkan lagu-lagunya kalau tidak didorong pemberian extra fooding (EF) harian seperti jangkrik, kroto dan ulat hongkong. Beberapa penggemar juga seringkali kesulitan mengembalikan kondisi cendet pascamabung. Dalam banyak kasus, cendet kerap berdiam diri setelah masa mabungnya rampung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Beberapa tahun lalu, cendet dianggap sebagai burung pengganggu, karena suara asli atau suara hutannya cukup keras dan sering membuat kaget jenis burung kicauan lainnya.
Karena itu, pada masa lalu, banyak kicaumania yang enggan memelihara burung yang kerap disebut pula sebagai bentet, pentet, atau toet ini. Mereka khawatir burung kicauan dirumah yang sudah rajin bunyi menjadi ngedrop setelah mendengar suara asli burung cendet.
–
Sekarang, cendet justru banyak dikoleksi kicaumania. Kemampuan burung ini dalam meniru suara alam dan suara burung kicauan lainnya sangat bagus. Itu sebabnya pula, burung cendet kini mulai mendapat tempat di kalangan kicau mania Indonesia.
Cendet juga dikagumi karena gaya berkicaunya yang khas, yaitu berdiri anteng di atas tenggeran alias nagen. Banyak penggemar burung yang kini memaster cendetnya dengan burung-burung yang dianggap memiliki karakter suara yang cocok.
Master yang banyak digunakan untuk mengisi memori cendet antara lain burung-burung yang memiliki jenis suara nembak – ngeroll, seperti cucak jenggot, cililin, lovebird, gereja tarung, jalak suren, kenari dan ciblek.
Burung cendet memang mudah berkicau jika merasa kenyang, terutama setelah memperoleh makanan favoritnya seperti serangga dan kroto. Namun, jika dalam perawatannya jarang diberikan extra fooding tersebut, burung susah mengeluarkan suara isiannya secara aktif / rajin. Bahkan cendet cenderung manja dan meminta pakan tambahan kepada pemiliknya dengan gaya miyik yang khas.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Problem lain yang menjadi fokus pembahasan kali ini adalah suara kicauan cendet akan berkurang saat memasuki masa mabung, dan makin sering diam setelah mengalami masa pertumbuhan bulu dan pada tahap-tahap awal pascamabung.
Untuk mengatasinya, diperlukan perawatan khusus agar burung kembali pada kondisi semula, seperti saat sebelum mabung. Untuk mengkondisikan cendet setelah mabung, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda terapkan :
- Pada malam hari, sebaiknya cendet dikerodong. Ini untuk membiasakan burung beristirahat lebih banyak, agar energinya selalu optimal, termasuk untuk menjalani aktivitas esok hari. Dengan begitu, burung akan menyambut sinar matahari pagi dengan suara kicauannya yang khas.
- Pada pukul 06.00, setelah kerodong dibuka, burung digantung di teras dan dibiarkan menikmati udara pagi hingga pukul 07.00 untuk dimandikan,
- Memandikan cendet harus disesuaikan dengan kebiasaan burung. Kalau terbiasa menggunakan karamba mandi, pertahankan metode ini. Jika burung biasa disemprot, gunakan sprayer air untuk menyemprotnya
- Setelah mandi, burung dianginkan sebentar, sambil diberi 1 sendok teh kroto dan 10 ekor jangkrik.
- Berikutnya, burung dijemur di bawah panas matahari. Penjemuran bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan atau daerah masing-masing. Kalau Anda tinggal di daerah panas, penjemuran dibatasi sampai pukul 10.30 – 11.00. Tetapi jika Anda tinggal di daerah yang relatif sejuk, penjemuran bisa diperpanjang hingga pukul 12.00.
- Usai dijemur, burung kembali dianginkan di teras atau di tempat sejuk, selama 15-20 menit, lalu dikerodong.
- Sekitar pukul 15.00, kerodong dibuka. Burung kembali dimandikan dan dijemur hingga pukul 16.00. Sambil dijemur, berikan 5 ekor jangkrik dan 1 sendok makan kroto.
- Selanjutnya, burung kembali dikerodong dan disimpan di dalam ruangan untuk beristirahat.
- Kalau burung sudah siap dilombakan, maka perawatan di atas bisa diubah, terutama pemberian EF seperti jangkrik dan kroto.
- Perubahan menu bisa dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu. Adapun hari lainnya, Senin – Kamis, berikan perawatan harian seperti biasa.
- Hari Jumat dan Sabtu, porsi jangkrik bisa ditambah menjadi 15 ekor pada pagi hari dan 7 ekor pada sore hari, dengan tambahan 3 ekor ulat hongkong pada pagi dan sore hari.
- Selanjutnya, pagi hari menjelang lomba, perawatan bisa diberikan sesuai dengan kebiasaan Anda.
- Untuk memperkuat sukses perawatan, Anda bisa memberikan suplemen khusus untuk burung yang berfungsi mendorong produksi testosteron. Suplemen tersebut memang diracik untuk burung macet bunyi karena kekurangan testosteron dan karenanya hanya ngriwik terus-menerus, tidak ada daya tarung (fighting spirit) atau mental drop. Nah, Anda bisa memberikan TestoBird Booster/ TBB. Ambil sekitar sepentol korek api TBB, tetesi air 3 tetes. Aduk dan oles-oles ke beberapa jangkrik dan berikan jangkrik itu cendet.
* Perawatan di atas (terutama porsi extra fooding) bisa dikondisikan sesuai dengan kebiasaan burung.
Perawatan burung cendet pascamabung memang harus lebih teratur. Sebab, pada umumnya, burung yang sedang membereskan mabungnya masih memiliki stamina lemah. Begitu juga kondisi mentalnya.
Karena itu, burung harus mendapat asupan nutrisi yang lebih dari biasanya. Selain itu, burung juga harus memperoleh tambahan vitamin untuk menjaga stamina dan menjaga sistem kekebalan tubuhnya.
Sebelum cendet benar-benar pulih dari masa mabungnya, sebaiknya jangan pernah dilombakan dulu. Sebab burung dalam kondisi belum siap. Sebagai pemilik, tentu Anda bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melombakannya.
Semoga bermanfaat.