Burung perkici pelangi / rainbow lorikeets (Trichglossus haematodus) termasuk salah satu jenis burung paruh bengkok. Spesies ini hanya bisa dijumpai di Indonesia dan Australia. Sebagian penggemar burung menyebutnya kasturi pelangi, atau nuri pelangi. Di beberapa pasar burung, termasuk di Jabodetabek, ada yang menjualnya dalam kondisi masih liar, dengan harga sekitar Rp 350.000 – Rp 500.000. Bagaimana cara merawat dan menangkar burung perkici pelangi, silakan simak detailnya dalam artikel ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski begitu, tidak sedikit pula penggemar burung yang sengaja memelihara burung perkici pelangi untuk tujuan ditangkarkan, dengan harapan anak-anaknya kelak menjadi lebih jinak, bisa dilatih dan mampu menirukan berbagai macam suara yang didengarnya
Suara burung perkici pelangi memang tak semerdu jenis burung nuri lainnya, misalnya nuri kepala hitam. Suaranya cenderung berupa jeritan kencang, serta suara berisik lainnya. Perkici pelangi memang lebih tepat dijadikan burung hias, atau burung eksotik untuk memperindah suasana taman atau pekarangan di sekitar rumah.
Kalau Anda mendapatkan perkici pelangi yang masih liar, diperlukan waktu lama untuk menjinakkannya, termasuk mengajarinya agar tidak menggigit. Karena sifat liarnya tersebut, maka proses penjinakan harus diprioritaskan.
Jika burung sudah jinak, barulah Anda bisa melatihnya untuk melakukan beberapa aksi seperti mengambil makanan dari tangan. Anda pun bisa mengusap kepalanya tanpa risiko digigit. Karena paruhnya lumayan keras, dianjurkan menggunakan sarung tangan dari kulit saat pertama kali hendak menjinakkan.
Karakateristik burung perkici pelangi
Pekici pelangi memiliki panjang tubuh sekitar 25 – 30 cm, dengan rentang sayap sekitar 17 cm. Warna tubuhnya sangat cerah, yang membuatnya cocok dijadikan burung hias.
Bagian kepala berwarna biru gelap, sangat kontras dengan paruhnya yang jingga maupun lehernya yang kuning kehijauan. Adapun tubuh bagian atas berwarna hijau gelap. Bagian dada berwarna merah, dengan motif garis-garis biru kehitaman.
Membedakan jenis kelamin perkici pelangi
Berbeda dari burung nuri bayan yang bersifat dimorfik seksual, atau penampilan burung jantan dan betina berbeda, perkici pelangi termasuk burung monomorfik seksual. Jadi, karena penampilan burung jantan dan betina hampir sama, maka sexing pun agak susah dilakukan.
Meski demikian, ada beberapa tengara yang bisa dilakukan dalam membedakan jenis kelamin burung ini, antara lain:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
- Burung jantan memiliki warna oranye lebih gelap di bagian dada. Pada burung betina, warna di bagian ini agak memudar (seperti campuran warna kuning dan oranye).
- Burung jantan memiliki dada lebih tebal.
- Bentuk kepala perkici pelangi jantan lebih persegi (burung betina lebih bulat).
- Saat makan, burung jantan sering membusungkan dadanya sembari mengancam, lalu melompati burung lain yang mau mengambil pakan. Tujuannya untuk mengusir burung lain. Perilaku ini hanya bisa diamati dalam kandang koloni, atau dalam kandang ombyokan jika Anda sedang hunting di pasar burung.
Burung perkici pelangi bersifat monogami. Jika sudah memiliki pasangan, maka burung tak akan pindah ke lain hati. Namun, jika pasangannya dipisahkan (entah karena dijual atau mati), burung bisa dijodohkan lagi dengan burung lainnya.
Pasangan induk perkici pelangi dikenal sangat produktif. Bagi calon penangkar, sepanjang sudah memiliki jaringan pemasaran, usaha penangkaran burung perkici pelangi cukup menguntungkan.
Habitat dan persebaran perkici pelangi
Burung perkici pelangi hanya bisa dijumpai di Indonesia dan Australia. Spesies ini memiliki 11 subspesies / ras, dengan wilayah persebaran berbeda-beda. Di Indonesia, perkici pelangi tersebar di kawasan timur Indonesia, mulai dari Sulawesi, Nusa Tenggara, dan seluruh wilayah Papua. Tetapi terkadang dijumpai juga di Jawa dan Bali.
Perkici pelangi senang mendiami kawasan hutan hujan dan daerah terbuka. Mereka sering mengunjungi pucuk-pucuk pohon untuk mencari buah-buahan, nektar, getah pohon, biji-bijian, dan serangga.
Mereka sering terlihat secara berpasangan, termasuk saat terbang. Kalau ada burung sejenis memanggil, maka seekor atau sepasang perkici pelangi akan bergabung. Biasanya dalam satu koloni terdapat 5-20 ekor.
Pasangan burung perkici pelangi memiliki perilaku sangat agresif dalam menjaga daerahnya, maupun saat mencari pakan. Mereka sering menyerang burung lain yang memasuki wilayah kekuasaannya, tidak peduli apakah burung pengganggu itu memiliki ukuran tubuh lebih besar darinya.
Perawatan dan penangkaran perkici pelangi
Burung perkici pelangi bisa dipelihara dengan dua cara. Pertama, dipelihara dalam sangkar atau kandang. Kedua, dipelihara seperti merawat kakatua, yaitu kakinya dirantai dan rantai ditautkan pada tenggeran besi.
Kedua model pemeliharaan ini memiliki pengaruh terhadap proses penjinakan. Jika dirawat dengan cara dirantai, burung relatif lebih cepat untuk dijinakkan. Sebab, perkici pelangi dapat berinteraksi langsung dengan pemilik atau perawatnya.
Hal ini berbeda dari perkici pelangi yang dipelihara dalam sangkar besi, karena ada jarak antara burung dan perawatnya.
Selain itu, Anda juga bisa memelihara beberapa ekor perkici pelangi dalam kandang aviary / kandang koloni. Hal itu dianjurkan untuk burung yang mau ditangkar, karena mereka bebas memilih pasangannya. Namun, jika ada burung yang terlalu dominan dalam kandang sebaiknya dipisahkan agar burung-burung lain tetap nyaman di dalam kandang.
Bolehkah burung perkici pelangi diternak? Simak kutipan berikut ini:
Status burung perkici pelangi berdasarkan Badan Konservasi Internasional (IUCN) adalah Least Concern (LC) / Risiko Rendah. Spesies ini juga tidak termasuk dalam Daftar Burung Dilindungi di Indonesia.
Tetapi tidak sembarang orang boleh memperjualbelikan burung ini, karena telah diatur dalam peraturan daerah (perda) di beberapa provinsi, serta telah diatur pula berdasarkan peraturan perdagangan internasional (Appendix II).
Karena itu, sebelum memulai usaha penangkaran, dan menghindari persoalan hukum di kemudian hari, Om Kicau menganjurkan calon penangkar untuk berkonsultasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi.
Untuk merangsang burung agar cepat berkembang biak, kotak sarang / gelodok bisa dimasukkan dalam kandang tersebut. Jumlah kotak sarang sebisa mungkin melebihi jumlah pasangan dalam kandang koloni. Tujuannya agar burung bisa memilih dan menggunakan kotak sarang yang disenangi.
Apabila Anda hanya memiliki sepasang burung saja, pastikan keduanya berbeda kelamin. Kandang bisa menggunakan kandang breeding lovebird. Ukuran kandang tak perlu terlalu luas, karena aktivitas mereka lebih banyak dilakukan di dalam kotak sarang, termasuk saat tidur.
Induk betina biasanya bertelur sebanyak 1-3 butir dalam setiap periode peneluran (clutch), dengan lama pengeraman sekitar 25-26 hari. Tugas pengeraman hanya dilakukan burung betina, adapun burung jantan bertugas menjaga sarang dan memberi pakan kepada pasangannya.
Setelah menetas, induk betina dan induk jantan akan bersama-sama merawat anaknya. Kalau perawatan teratur, pasangan burung ini bisa berproduksi sebanyak lima kali dalam setahun.
Anakan perkici pelangi bisa disapih setelah berumur 12-14 hari. Sebab pada umur tersebut, mata anakan sudah terbuka sepenuhnya. Namun, kalau belum yakin dengan kemampuan merawat anakan, penyapihan bisa dilakukan setelah anakan berumur 8 minggu.
Pada umur tersebut, anakan burung sudah mampu keluar dari sarangnya. Dengan demikian, perawatan selanjutnya bisa Anda tangani sendiri dengan cara handfeeding, sambil melatihnya dengan suara-suara atau dengan beberapa atraksi.
Pakan untuk anakan perkici pelangi
Perkici pelangi merupakan burung pemakan bijian dan buah-buahan. Buah yang digemari antara lain apel, jeruk, dan pepaya. Adapun pakan bijian berupa millet warna merah dan biji kwaci.
Tetapi ketika masih anakan, terutama disapih pada umur 12 – 14 hari, Anda cukup memberi pakan lolohan seperti yang biasa diberikan untuk lovebird. Pakan lolohan ini bisa dibeli di kios / toko burung, atau dapat juga pembelian secara online.
Jangan lupa memberikan gerusan tulang sotong, yang diletakkan dalam sendok teh kecil, lalu dilolohkan pada anakan burung. Dianjurkan pula memberikan mutlivitamin seperti BirdVit cair,yang dapat diberikan dalam air minum (7 tetes / 30 ml air), atau diteteskan langsung ke paruh burung (2 tetes).
Umur 3 – 4 minggu, burung mulai diajari makan buah dan bijian yang sudah disebutkan di atas. Jika sudah berumur 1 bulan, anakan burung sudah bisa makan sendiri sehingga tak perlu diloloh.
Proses menjinakkan dan melatih burung bisa dilakukan saat memberikan pakan. Misalnya memberi pakan secukupnya saja. Ketika merasa lapar, burung akan menjadi tergantung kepada perawatnya. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kepercayaan dari burung, sehingga timbul ikatan batin antara perawat dan burung.
Jika sudah muncul ikatan batin, burung lebih mudah dikuasai, dan lebih mudah dilatih melalukan berbagai aksi tanpa khawatir digigit.
Itulah beberapa hal yang mendasar dalam merawat dan menangkar burung perkici pelangi.
Semoga bermanfaat.