Lomba Burung Berkicau In Memorial Jenderal Besar Soeharto di kampus Universitas Mercu Buana, Jl Wates Jogja, Minggu (23/3) lalu, berjalan meriah, diikuti sekitar 1.200 peserta. Selain kacer Adipati, cendet Peter Pan milik Mr Fajar dari Bali Peace dan murai batu Seruling Raja milik Billy dari Kebumen juga berhasil meraih hattrick. Satu gaco lagi, lovebird Tengkek milik Sean dari Pemalang, mencetak double winner.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pada even kali ini, cendet Peter Pan terdaftar sebagai peserta dengan nama pemilik Christian Falino. Apakah gaco langganan juara ini sudah ditransfer dari Mr Fajar kepada Christian Falino? Oh, bukan! Falino tidak lain adalah nama anak Mr Fajar.
Burung ini sudah lama merajai berbagai even di Jawa dan Bali. Sejumlah even akbar seperti Piala Raja dan Valentine Day di Jogja, juga Pakde Karwo Cup di Surabaya yang notabene “kandang macan” untuk kelas cendet, pernah dimenangi Peter Pan.
Peter Pan juga punya keunikan dalam perawatan menjelang lomba. Karena burung ini terlalu gacor dan dikhawatirkan bisa menguras energi, maka menjelang turun lomba biasanya dikerodong dobel (silakan cek artikel perawatannya di sini).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Cendet Alexis milik Anas (Nazwa Mobil SF) kali ini absen. Dalam Valentine Day, Februari lalu, Alexis sempat meraih satu gelar juara pertama, meski dua kelas lainnya dimenangi cendet Peter Pan. “Saya tak bisa ikut, karena jadi panitia,” kata Anas mengenai absennya cendet Alexis.
Peter Pan sukses menjuarai tiga kelas yang dibuka panitia, masing-masing Jenderal Besar Soeharto, Ibu Tien Soeharto, dan Kemusuk.
Sakerah, cendet milik H Bayu (Kediri), kebagian juara 2 dan juara 3. Cendet Pamor milik Ronny Perkasa (Duta Nganjuk) dan Jalu milik H Dony Ferdian (Pare – Kediri) juga menjadi runner-up di dua sesi berbeda.
Kelas murai batu, yang terdiri atas tiga sesi, juga didominasi Seruling Raja. Gaco lawas milik Billy dari Kebumen ini memang sarat prestasi. Tahun lalu, misalnya, burung ini pernah meraih double winner dalam even Valentine Jogja.
Namun, setelah itu, Seruling Raja mengalami mabung cukup lama. Selepas mabung, penampilannya tak kunjung mencapai top form. Burung ini baru pulih Februari lalu, saat dicoba dalam Angkasa Pura III di Solo (23/2).
“Waktu itu Seruling Raja hanya turun satu kali, karena mau mengetes saja kemampuannya. Setelah sukses menjuarai Angkasa Pura, saya yakin penampilannya telah kembali seperti dulu. Even Soeharto adalah penampilannya yang kedua, syukur bisa menjuarai tiga kelas,” kata Billy.
Jago lain yang menonjol dalam even ini adalah lovebird Tengkek milik Sean (Pemalang). Prestasinya memang sedang bersinar belakangan ini. Setelah nyeri juara 1 dalam even Wonderia BnR Jateng di Semarang, Tengkek juga nyeri di TKKM Jogja, dan kembali meraih double winner dalam In Memorial Jenderal Besar Soeharto.
Nama lain yang pantas diapresiasi antara lain LB Exotic dan Jehova Jireh (JJ), yang kini sudah menjadi milik Itok LB Shop Solo.
Di kelas kenari standar, Komatsu milik Fitri BKS (Samarinda) kembali meraih prestasi besar dengan menjuarai kelas utama (Jenderal Besar Soeharto), dan juara 3 Kelas Memorial. Komatsu sebelumnya unggul di Piala Raja Kutai Kartanegara di Tengarong (23/2) dan PBI Blitar (9/3).
Kelas Memorial dimenangi kenari Executor milik Yogi dari Naga Hitam SF Jakarta. Naga Hitam selama ini merajai kelas kenari di Jabodetabek, melalui beberapa gaco andalannya seperti Mawar Hitam, Lontong, dan Mahadewi.
Meski tidak menjadi juara 1, penampilan kenari Sapu Angin milik Nanda / Yunus dari AB-K Jogja juga menarik perhatian penonton. Di Kelas Jenderal Besar Soeharto, Sapu Angin menjadi juara 2 di bawah Komatsu. Di Kelas Memorial berada di posisi keenam.
Kelas kenari isian yang hanya satu sesi dimenangi langganan juara: Raja Melody milik Likin Solusindo, yang kini mukim di Kemiri, Boyolali (video Raja Melody bisa dilihat di sini).
Agung Tattoo dari Bali juga hadir dalam even ini. Banyak penonton dan peserta lainnya mengira jika dia membawa cucak hijau terbaik nasional saat ini: Histeris. Ternyata dugaan itu keliru. “Saya hanya mengawal cendet Peter Pan milik Om Fajar,” ujarnya.
Cucak hijau Histeris masih kelelahan setelah nyeri dalam Tani Jaya Cup 4 di Balikpapan, 9 Maret lalu. Tetapi Agung Tattoo siap membawa Histeris dalam even Paku Alam Cup, juga di Jogja, 11 Mei 2014.
Beberapa kicaumania seperti Cahyo Matrik (Malang), Jojik, dan Deni meramaikan even dan membela 168 Team bersama Agus Nasa (Salatiga).
Puluhan kicaumania juga datang dari ujung timur Jawa, seperti Jember, Banyuwangi, Lumajang, dan Pasuruan. Maklum saja, Agus Maeztro – salah satu panitia yang dipercaya R Teguh Wahyudi selaku ketua umum panitia- memang tinggal di Jember.
Peserta memang sangat ramai. Kompleks kampus Universitas Mercu Buana yang sangat luas pun tak mampu menampung parkir peserta. Akibatnya, sebagian kendaraan diparkir di sisi belakang kampus.
Kelas yang pesertanya masih bolong-bolong hanya ciblek, campuran bebas, pleci, cucak jenggot / kapas tembak, dan kenari isian. Selebihnya bisa dikatakan full. Jumlah peserta diperkirakan 1.200 ekor burung.
Sekitar pukul 14.00, hujan turun cukup lebat disertai angin kencang. Lomba sempat break sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan lagi kendati hujan masih turun cukup deras.
Ketua Umum Panitia, R Teguh Wahyudi, mengaku puas atas kesuksesan dan kelancaran In Memorial Jendereal Besar Soeharto. Dia memastikan akan menjadikan even ini sebagai agenda rutin / tahunan lomba burung berkicau di Jogja.
“Kita gelar setiap tahun, setiap bulan Maret. Kalau tanggalnya bisa menyesuaikan, yang penting tidak berbenturan dengan even lain yang sama-sama besar. Kita semua senang dan terharu, sebab banyak kicaumania yang masih mengenang nama besar almarhum Pak Harto,” tandasnya. (Waca)